Chapter 20

142 16 4
                                    

Happy Reading!

"Albar makan sayang," teriak Iren dari bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Albar makan sayang," teriak Iren dari bawah.

"Iya mah, sebentar lagi aku turun. Ini lagi pakai baju," balas Albar.

Setelah Albar selesai dengan kegiatannya, ia turun dan menyapa adik serta bundanya, "Ayah, kemana bun?" tanya Albar.

"Tadi ayah telpon bunda, katanya sih lembur ada meeting dadakan."

Albar mengangguk paham, lalu ia menarik kursi di depan adiknya, "Oy bocil, udah makan duluan aja lo!" ucap Albar kepada adiknya.

"Habisnya Kak Albar lama sih!"

"Hm ..., emang iya bun, aku lama?" tanya Albar kepada bundanya .

Iren tertawa melihat tingkah kedua putranya, "Iya sayang, tapi bunda perhatian sadari pulang sekolah muka kamu ceria banget sih?"

"Ah masa bun? Perasaan muka aku selalu ceria, kan?"

"Iya sih, cuman yang ini beda," ucap Iren. "Iya, kan dek?"

"Iya bunda, mungkin Kak Al lagi senang kali," balas Akbar.

"Tapi bentar," ucap Iren ketika mengingat bahwa tadi Albar pulang mengunakan Taksi. "Kamu kok pulang naik taksi tadi?"

"Mampus! Bunda ingat lagi," gumam Albar.

"Kak, ayo jawab?!" ucap bundanya lagi.

Albar memegang perutnya, "Haduh bun, aku lapar," ucapnya, mengalihkan pembicaraan.

"Makan dulu. Nanti kita bahas lagi," ucap Iren.

Mereka pun memulai makan malamnya. Makan malam selesai, "Bunda, Aku ke kamar dulu ya bun. Soalnya ada pekerjaan sekolah yang belum aku selesaikan," ucap Akbar pamit.

"Iya sayang, nanti bunda cek tugasnya," ucap Iren mengusap lembut punggung Akbar.

"Kak, siapin mental ya! Pasti bunda akan mengeluarkan pertanyaan bertubi-tubi," bisik Akbar kepada Kakaknya.

"Awas ya lo! Besok gak bakal gue beliin es crem lagi!"

Akbar mengeluarkan lidahnya, "Bodo amat! Aku bisa minta ke teman-teman kakak."

"Sttt, sayang katanya mau mengerjakan tugas?" ucap Iren.

"Hahaha, iya bun."

Iren melihat wajah Albar dengan intens, "Kak, bisa jelasin sekarang?" tanyanya. "Atau nanti tunggu ayah?"

"Eh, jangan di bilangin ke ayah bun," ucap Albar memohon.

"Kalo gak mau ayah tau, jelaskan sekarang."

"A ..., aku bolos bun," jawab Albar takut.

Mata Iren melebar, "Kok bisa?" ucapnya.

"Tadi kelas kosong bun, jadi aku bosan. Gak di kasih tugas juga."

Senior Ngeselin! {END} TAHAP REVISI!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang