Chapter 22

138 16 0
                                    

Happy Reading!

Alia merebahkan dirinya di kasur, "Pegel banget gila! Bada gue kaya mau patah!" gerutunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alia merebahkan dirinya di kasur, "Pegel banget gila! Bada gue kaya mau patah!" gerutunya.

Karena pekerjaan hari ini cukup melelahkan bagi Alia, rekan kerjanya di bagian gudang tidak masuk hari ini. Sehingga ia harus mengambil dan membereskan barang seorang diri. Jika Mini market ini bukan milik tantenya, ia ogah melakukannya.

Alia mengambil ponselnya di dalam tas, ada beberapa pesan masuk dan telpon yang tidak terangkat.

Matanya mengernyit melihat salah satu nama panggilan telpon tidak terjawab di ponselnya, "Kak Albar?" gumamnya heran. "Alah bodo amat!" ia tidak mau ambil pusing masalah dengan seniornya.

Ting!

Ponsel Alia kembali berbunyi, ada notifikasi pesan masuk.
_________________________________________________
< --- Raisa◖⚆ᴥ⚆◗
           Online
_________________________________________________

Alia, lagi dimana?

Di rumah ray, kenapa? ✓✓

Ah, gapapa. Btw besok malam bisa kumpul?

Besok malam, ya?✓✓
Hm, gue liat jadwal gue dulu ya!✓✓

Yaelah! So sibuk amat, bu!

Kan, udah gue bilang. Biasa ARTIS! ✓✓

Artis gundul mu!

"Besok malam?" gumamnya, setelah membaca pesan dari Raisa. "Kok, tiba-tiba gini? Aku harus izin ke Tante Iren nih, biar mereka gak curiga"

Alia langsung mengklik nomor tantenya, meminta izin untuk tidak pergi bekerja besok. Tantenya tentu saja mengizinkan, karena jarang sekali ia tidak masuk bekerja kecuali izin kegiatan sekolah kemarin.

Alia mematikan ponselnya, mandi dan bersiap-siap untuk tidur.

06:30 Wib.

Alia sudah terduduk rapih di kelas memakai earphone dan fokus membaca novel yang tidak sengaja ia beli kemarin.

Satu persatu para murid berdatangan, Alia tidak menghiraukan dan fokus pada kegiatan nya sendiri. Hingga pada akhirnya seorang bertangan kekar menarik earphone dari telinganya.

Alia terkejut, dan menoleh ke sebelahnya, "Woi! Apa-apa ..." mulut Alia bungkam.

"Apa? Bangun ikut gue!" ucap orang tersebut.

"Engga! Apa-apaan lo."

"Cepat bangun! Atau gue bikin keributan di kelas, lo?"

Alia yang merasa sudah menjadi pusat perhatian teman-teman di sekelasnya hanya bisa menurut saja, "Iya-iya, lepas! Gue bisa jalan sendiri," ucap Alia menepis tangan yang menariknya.

Senior Ngeselin! {END} TAHAP REVISI!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang