Chapter 12

162 22 5
                                    

Happy Reading!

"Lo, kan anak baru yang kemarin kelompoknya gue hukum kan?" ucap Albar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo, kan anak baru yang kemarin kelompoknya gue hukum kan?" ucap Albar.

Yups, costumer tadi adalah Albar. Kakak senior ngeselin di sekolah Alia.

"Oh ya, gue lupa! Bukan cuman gue hukum karena kelompok lo, tapi juga lo gue hukum karena lo telat juga kan?" lanjutnya.

"Iya, kenapa?" ucap Alia malas.

"Lo ngapain disini?" tanya Albar.

"Lo gak liat gue pakai seragam ini?" ucap Alia.

Lalu dia memperhatikan Alia dari atas sampai bawah, "Tunggu, lo karyawan disini?" tanyanya.

"Menurut lo?" ucap Alia.

"Biasa aja dong! Emosi mulu heran," ucap Albar. "Biasanya nih ya, kalo emosi atau marah-marah sama cowok terus-menerus, itu tandanya dia suka loh sama cowok itu"

"What? Gue suka sama lo? Ya gak mungkin," ucap Alia sedikit teriak, pecah sudah emosi yang ia tahan sadari tadi.

"Berisik, gak malu lo diliatin banyak orang?"

Alia memperhatikan sekelilingnya, dan benar semua pasang mata ke arahnya, "Maaf, silakan di lanjut belanjanya," ucap Alia canggung.

"Ini semua karena lo!" kesal Alia.

"Lah? Lo yang teriak, kok gue yang di salahi?"

"Bodo amat!"

"Terserah lo, intinya gue prediksi nanti lo bakal ngejar-ngejar gue."

Alia menghembuskan nafas berat, "Gue gak peduli."

"Mau peduli atau engga, gue yakin suatu saat nanti lo bakal jadi milik gue."

"Ya, silakan mimpi sepuas lo," ucap Alia. "Tadi lo nanya tempat Snack sehat kan? Itu ada di sebelah sisi kanan, gue permisi"

Alia cukup lelah jika harus meladeni celotehan Seniornya. Yang ada di pikiran Alia sekarang adalah pembicaraan dia dengan Tante nya tadi."

"Tunggu," ucap Albar menahan tangan Alia. "Eh sorry-sorry"

Alia menghembuskan nafasnya lagi, lalu berbalik menghadap Albar, "Iya? Ada yang bisa saya bantu lagi?"

"Ada! Nama lo siapa sih? Dari kemarin gue mau nanya lupa mulu," tanya Albar, tanpa merasa bersalah sama sekali sudah membuat hancur mood Alia.

Alia mengangkat nametag kalung miliknya, "Nih, bisa baca kan?"

"Oh, Amalia!"

Albar menjulurkan tangan nya, "Kenalin nama gue Albar Madani Rayyan. Nama yang ganteng seganteng orangnya," ucap Albar dengan pede.

Senior Ngeselin! {END} TAHAP REVISI!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang