Happy Reading!
Kurang dari sepuluh menit, para preman itu tumbang dan lari dari hadapan Albar, "Cih, banci lo!" teriak Albar.
Lalu ia mencari tempat persembunyian Alia, "Lo gak-papa?" tanyanya.
"G ..., gue gapapa kok," ucap Alia. "Lo gak-papa? Terima kasih ya"
Albar tersenyum kecil, "Gue gak-papa kok, biasa lah mainan anak cowok," balas Albar.
"Gapapa gimana? Muka lo babak belur gitu," ucap Alia. "Duduk di situ dulu yuk?" ajak Alia, sambil menunjuk kearah bangku kosong.
Albar hanya mengikuti Alia dari belakang, "Sebentar ya," ucap Alia, sambil mencari sesuatu di dalam tas nya.
Kotak P3K! Ya Alia selalu membawa kotak P3K kecil di tas nya, untuk berjaga-jaga jika terjadi suatu hal yang tidak di inginkan.
"Gue obati ya? Mungkin agak sedikit perih, tapi tahan ya," ucap Alia, sambil menuangkan antiseptik ke kapas.
"Ah, gak usah," tolak Albar.
"Why? Nanti kalo inspeksi gimana?" ucap Alia. "Nanti kalo terjadi apa-apa, gue yang di salahi sama ortu lo"
"Hm"
"Gue mulai obati ya."
Albar mengangguk.
Alia mengobati Albar dengan telaten, menempelkan kapas yang sudah basah dengan antiseptik dan sedikit ia tiup-tiup lukanya untuk meminimalisir rasa perih.
Albar menatap wajah Alia tanpa berkedip.
Alia yang menyadari hal itu, langsung menekan kapas dengan kencang.
"Aduh, sakit!" teriak Albar.
"Makanya gak usah nyari kesempatan dalam kesempitan!"
"Siapa yang nyari kesempatan dalam kesempitan?!"
"Lo lah! Gue tau gue cantik, jadi gak usah ngeliatin kaya gitu."
"Dih, ge'er!" bantah Albar.
"Kenyataan gak sih?"
"Engga!"
Suasana di antara keduanya menjadi awkward.
"Sial, kenapa jadi canggung gini," batin Albar. "Gue tawarin untuk pulang bareng aja kali ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Ngeselin! {END} TAHAP REVISI!
Teen Fiction~Welcome to the Senior Ngeselin! Story~ Cerita ini berkisah tentang dua anak kembar, yang mungkin nasibnya berbanding terbalik 180°. Ya dia Amalia Candra Winata, seorang gadis pekerja keras, tangguh dan berjuang sendiri di dalam kerasnya ibu kota Ja...