Chapter 9

195 30 6
                                    

Happy Reading!

Sambutan dari petinggi sekolah dan pertunjukan ekstrakurikuler sudah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambutan dari petinggi sekolah dan pertunjukan ekstrakurikuler sudah selesai.

Para Siswa baru berbondong-bondong menuju Mading. Sesuai dengan informasi, para siswa baru harus mencari informasi tentang kelas mereka masing-masing.

Nama dan kelas mereka sudah tertempel jelas di mading sekolah.

Alia dan Raisa berjalan menuju mading, "Alia, kira-kira kita sekelas gak ya?" tanya Raisa.

Alia yang masih terbayang-bayang sosok wajah sang Papah, hanya bisa melamun dan bergelut dengan pemikirannya.

Raisa menyenggol lengan Alia, "Alia," panggil Raisa.

"A ...,ah?"

"Kenapa melamun?"

"E ...,engga papa kok," ucap Alia. "Kenapa Ray?"

"Tadi gue nanya, 'kita satu kelas gak ya?' eh lo malah ngelamun, gak asik ah!"

"Eh maaf, aku gak denger."

"Ah, yayaya. Lagian lo kenapa sih?"

"Kenapa apa nya?"

"Lo, gue perhatiin ngelamun terus dari tadi."

"Masa?"

"Iya! Lagi banyak pikiran?"

"Engga kok, ya udah kita ke mading yuk?" ajak Alia, ia sengaja untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ayo, tapi kalo ada apa-apa cerita aja ya?" ucap Raisa. "Gue, tau kita baru kenal tapi anggap aja kita udah kenal dari lama."

"Iya siap!"

Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju mading.

Kondisi mading saat ini penuh, "Ray, penuh banget," ucap Alia, yang melihat betapa banyaknya siswa yang berebutan untuk mengetahui nama-nama mereka.

"Iya lagi, tapi bentar," ucap Raisa.

Raisa meninggalkan Alia, lalu ia masuk ke dalam kerumunan, "Misi-misi, air panas, air panas," teriak Raisa.

"Ih siapa sih? Asal terobos aja"

"Tau tuh! Dikira dia doang yang mau lihat nih mading"

"Semoga gak sekelas deh sama tuh cewek satu."

"Gue, sumpahin lo jatoh!"

"Gile! Budayakan antri woy!"

Banyak sumpah sarap, dan cibiran dari para kerumunan tersebut.

Alia yang melihat aksi Raisa hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Beberapa menit kemudian Raisa keluar, dengan kondisi rambut yang sudah acak-acakan, dan baju yang lumayan kusut.

"Gimana?" tanya Raisa.

"Apa nya gimana?"

"Jurus gue ampuh kan?" ucap Raisa, sambil menarik turun kan Alisnya.

"Ampuh sih, tapi kamu jadi di sumpahin sama mereka," ucap Alia tertawa kecil.

"Ya gapapa kali, udah biasa," ucap Raisa. "Btw, kita satu kelas!"

Mata Alia berbinar, "Serius?" tanya Alia.

"Dua rius!" ucap Raisa. "Nih lo liat," sambungnya, sambil menunjukkan layar ponsel.

Sebelumnya sudah Raisa foto terlebih dahulu, agar tidak repot dan lupa.

"Yes! Akhirnya," teriak Alia.

"Btw, kantin yu?" ajak Raisa. "Gue lapar"

"Ayo, tapi aku nemenin aja ya?"

"Lah, kenapa?"

"Aku gak lapar."

"Benar?"

"Iya. Gapapa kok, kamu aja yang makan."

"Masa gue makan, lo engga?"

"Gapapa ih."

"Tapi, dari tadi kan lo belum makan apa-apa."

"Serius deh, aku gak lapar."

Bukannya Alia tidak lapar, tapi ia sedang mengirit kebutuhannya sehari-hari, bagi Alia lapar tidak apa-apa, asalkan ia bisa membiayai sekolah dan kehidupan dirinya.

"Temani gue makan sih."

"Iya, ayo aku temani."

"Tapi lo ikut makan?"

"Engga Raisa, uang aku ketinggalan," albi Alia.

"Oalah, bilang dong dari tadi! Kan gue bisa traktir lo." ucap Raisa.

"Ta..."

"Gue gak suka di tolak loh."

"Hm, yaudh deh, next aku traktir kamu ya," ucap Alia yang tidak enak hati.

"Santai aja Alia."















Tbc...

Next? Sampai sini dulu ya! Jangan lupa vote dan komen, karena salah satu vote atau komen dari kalian adalah moodboster aku<3.

Maaf kalo ceritanya gak jelas dan pendek hehehe

Salam manis untuk semua^^

Follow ig author : @merynti02_

Senior Ngeselin! {END} TAHAP REVISI!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang