Emosi

213 29 6
                                    

Jika ada yang berani menyakitimu, aku pastikan orang itu tidak akan lepas dariku.

~Devan
______________________________________________

Malam ini, sesuai dengan janjinya, Devan bertemu dengan Gita. Di sebuah taman, Devan sedang menunggu Gita datang. Setelah 5 menit menunggu, akhirnya Gita pun datang menghampirinya.

"Maaf ya, gue telat," ucap Gita setelah sampai.

"Santai aja."

Gita duduk di kursi panjang yang ada di taman, di samping Devan. "Oke, jadi, gue mau minta tolong sama lo," ucapnya. Devan melihatnya dengan tatapan bertanya. "Sebenarnya, saudara gue itu ... Psycho," lanjutnya yang mengerti tatapan bertanya dari Devan.

Devan terkejut akan hal itu. Itu artinya, Mentari sedang tidak aman. "Lo, yakin kalo saudara lo psycho?" tanyanya.

"Ya, gue udah lama tau soal ini. Cuma, sampai sekarang, hanya gue yang tau. Tapi sekarang, lo juga udah tau. Gue juga tau kalo pacar lo, diteror sama saudara gue." Devan menyimak penjelasan Gita, tak berniat untuk mengganggunya. "Gue gini, karena gue gak mau saudara gue celakain orang gak bersalah. Setahun lalu, dia sempat cerita sama gue, kalo dia suka sama seseorang. Gue rasa, orang itu, lo. Tapi, gue gak sengaja dengar dia ngomong sendiri di kamar. Dia bakal bikin Lestari jauh dari lo. Bahkan, dia mau singkirin buat selamanya," jelasnya.

"Maksud lo, Mentari?" tanya Devan.

"Nah, iya. Gue rada lupa namanya. Dan, malam kemarin, dia ngomong gitu lagi, untuk yang kedua kalinya."

"Jujur, gue gak tau harus apa. Gue minta, lo jangan sakiti saudara gue. Biar bagaimanapun, gue gak mau dia kenapa-kenapa. Tapi, gue juga minta, buat lo jagain Mentari. Gue juga gak mau, saudara gue nyakitin orang lain."

"Oke, gue ngerti maksud lo. Tapi, masalahnya, Mentari sekelas sama saudara lo. Kalo tiba-tiba dia macam-macam disaat gue gak sama Mentari, gimana?"

"Gue rasa, dia gak senekat itu kalo rame. Seenggaknya, lo minta tolong seseorang buat selalu sama Mentari. Gak mungkin dia celakain seseorang, saat ada saksi mata. Seandainya jamkos, seenggaknya Mentari tetap sama seseorang yang lo percaya."

Devan menganggukkan kepalanya. "Makasih buat informasinya."

"Iya, sama-sama."

"Kalo gitu, gue pulang dulu. Lo, gak mau gue anterin?"

"Gak usah, nanti biar cowok gue yang jemput." Gita melihat ke arah jam yang melingkar di tangannya. "Paling, sebentar lagi sampai," lanjutnya.

"Oh, ya udah, gue duluan kalo gitu." Devan pergi dengan menggunakan motornya. Tidak lama setelah Devan tak terlihat, Gita pun di jemput oleh pacarnya.

Devan melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Ingin marah, namun tidak mungkin ia menyakiti seorang wanita. Namun, ia khawatir akan keselamatan Mentari. Ia tidak menyangka jika Gina adalah seorang psychopath. Devan menghentikan motornya di pinggir jalan saat ponselnya bergetar beberapa kali.

Mine😈

Devan
Lama banget
Kamu selingkuh ya? :(
Devan!
Males ah!
🙂

Apa sayang?
Lg di jalan, kenapa?

Pasti lagi boncengan sama cewek itu:(

Kenapa emangnya? Cuma boncengan juga

🙂🔪

Mentari [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang