Kau adalah orang pertama yang sudah masuk dalam daftar orang-orang yang aku kenal, namun dengan kategori aneh.
~Mentari
___________________________________________Seorang gadis cantik sudah rapi dengan seragam putih abu-abu nya. Seseorang yang selalu ceria menjalani hari-harinya. Baginya, tak ada masalah yang terlalu berat jika kita mau menghadapinya. Karena, jika kita tak mau menghadapi setiap masalah yang kita buat, itulah yang membuat masalah itu terasa berat. Ingat akan pepatah 'berani berbuat, berani bertanggung jawab' kata itu lah yang ditanamkan pada diri gadis cantik itu.
"Pagi Ma, Pa," sapanya.
"Pagi."
"Ma, Tari sarapan di sekolah aja, ya?" ucap gadis yang biasa di sapa Tari tersebut.
"Kenapa? Masih pagi juga, 'kan?"
"Iya sih, tapi Tari hari ini lagi pengen berangkat pagi aja hehe ...."
"Mau Papa antar?" sambung seorang laki-laki paruh baya yang tak lain adalah Papa gadis itu.
"Gak usah Pa, Tari bawa mobil sendiri aja."
"Ya udah kalo gitu, kamu hati-hati dan jangan ngebut."
"Ayay captain!" ucap gadis itu bersemangat, sambil hormat layaknya menuruti perintah pemimpinnya. "Tari pamit Ma, Pa, assalamu'alaikum," lanjutnya.
"Wa'alaikumussalam."
Baginya, Papanya itu adalah pemimpin tangguh dalam hidupnya. Sosok pejuang sekaligus pahlawan hebat. Mamanya adalah sosok bidadari tercantik dan paling pengertian yang ia miliki. Apalagi dalam hal mengerti perasaannya, Mamanya paling bisa dijadikan sahabat saat ia sedang bercerita. Gadis itu bersyukur karena telah diberikan dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat sampai di sekolah, keadaan sekolah masih sepi. Gadis itu berjalan menyusuri koridor, menuju kelasnya. Hingga ia menghentikan langkahnya saat ada seseorang yang memanggil namanya. Ia memutar tubuhnya menghadap ke arah belakang.
"Aya, ngagetin aja," ucap gadis itu, saat melihat sahabatnya datang.
"Hehe ... temenin gue ke kelas kak Reno, dong," bujuknya pada Mentari. Mentari adalah gadis ceria yang membuat siapa saja betah berteman dengannya.
"Ya udah, yuk!" ucap Mentari.
"Emang ya, lo itu sahabat gue yang paling the best," ujar Cahya sambil terkekeh, disusul kekehan dari Mentari.
Cahya adalah sahabat Mentari semenjak masuk SMA. Persahabatan mereka sudah berlangsung selama satu tahun. Itu artinya, sekarang mereka sudah kelas sebelas. Dalam persahabatan, pasti ada yang namanya masalah. Hal yang membuat persahabatan mereka awet, karena mereka sama-sama orang yang saling mengerti. Mereka bukan orang yang keras kepala dan enggan untuk meminta maaf duluan. Disaat ada masalah, mereka selalu menyelesaikannya dengan cara yang baik.
"Buset! Anak kelas dua belas rajin-rajin amat 'ya? Jam segini baru satu orang yang datang?" ujar Cahya, saat masuk ke kelas Xll-IPS 2.
"Wajar aja lah, kan masih dua puluh menit lagi bel masuknya," ucap Mentari.
"Iya sih ...."
"Berisik." Suara itu berasal dari seorang laki-laki yang pertama kali datang di kelas itu. "Ngapain ngerumpi di sini sih?" sambungnya, saat sudah berdiri di depan dua gadis itu.
"Ini Kak, titip surat kak Reno," ucap Cahya sambil memberikan sebuah surat.
Laki-laki itu mengambil surat tersebut, "Iya! Udah sana, ganggu aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari [TAHAP REVISI]
القصة القصيرةPertemuan memang merupakan awal dari sebuah cerita. Tapi perpisahan, bukan akhir dari sebuah cerita. Kau dapat mengambil pelajaran dari setiap pertemuan atau perpisahan. Cahayanya sama-sama indah, namun sulit untuk bersatu. Cahaya itu tampak pada s...