Epilog

234 16 5
                                    

Cinta itu tak harus saling memiliki.
Tapi mencintai apa yang sudah dimiliki adalah sebuah keharusan.
_________________________________________

Seorang wanita kini sedang berada di dalam pesawat. Tidak lama lagi pesawat itu akan landing. Setelah itu, semua penumpang pesawat turun. Mentari tersenyum melihat Negara yang akan jadi tempatnya menuntut ilmu.

"Alhamdulillah ... Akhirnya sampai juga," gumamnya.

Mentari mengambil ponselnya dari dalam tas. Ia mengirimkan pesan kepada orang tuanya bahwa ia sudah sampai di bandara. Setelah mengirim pesan, Mentari langsung menaiki taxi. Tujuannya kini adalah sebuah apartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya selama di Negara itu. Sesampainya di apartemen, Mentari melangkahkan kakinya memasuki apartemen dengan mengucapkan basmallah.

Lembaran barunya akan dimulai hari ini. Hal apa yang menanti di depan sana, hanya Allah yang tau. Perjalanan Mentari masih sangat panjang. Menjadikan diri jadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi kedepannya adalah point utama.

"Pada akhirnya, takdir Allah yang menjadi penentu setiap yang manusia rencanakan. Tapi di balik itu semua, Allah tau apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Terimakasih Ya Allah, Engkau sudah memberi hamba hidayah dan mempermudah niat baik hamba," gumam Mentari saat duduk di sisi kasur.

Mentari berjalan pelan menuju jendela kamarnya. Dilihatnya ada beberapa orang berlalu-lalang. Mentari kembali tersenyum. Seperti tidak menyangka jika ia lulus di universitas impiannya itu. Ia merasa itu seperti mimpi yang terjadi begitu cepat.

Manusia pasti merencanakan yang terbaik untuk dirinya. Tapi Allah, memberikan yang terbaik menurut-Nya. Pilihan Allah itu tidak pernah salah. Karena Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang. Sebaik apapun rencana manusia, jika Allah sebagai penentu maka hasilnya tetap Allah yang tentukan.

"Jika cahaya bintangmu bukan untukku, maka cahaya hati dari Sang Pencipta-lah yang mendatangiku. Jika kamu tak bisa bersamaku, maka hanya Allah yang selalu bersama hamba-Nya. Takdir Allah sudah menjawab. Aku yakin, skenario Allah itu sangat indah," gumam Mentari.

Harusnya sejak awal Mentari memilih kunci menuju cinta-Nya, bukan cinta hamba-Nya. Tapi salah memilih bukan berarti salah dalam segala hal. Terkadang pilihan yang salah itu memberikan banyak makna dan pelajaran. Banyak hal yang bisa diambil dari kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan, banyak hal yang bisa dipelajari dari masa lalu.

Mencintai ciptaannya itu boleh saja. Namun, jangan sampai membuat cemburu Sang Pencipta. Jangan katakan cintamu sangat besar kepada sosok manusia, jika cinta pada Rabb-mu saja begitu kecil. Cinta itu memang membutakan. Cinta yang sesungguhnya dimulai saat ijab kabul telah terucap. Cinta yang sesungguhnya membawa ke jalan Allah. Cinta yang sesungguhnya tidak membuat Allah cemburu.

Jangan mengabaikan hidayah yang sudah Allah kasih. Karena tidak sembarang orang mendapatkannya. Banyak orang yang mengharapkan hidayah itu datang, namun masih tak kunjung datang. Banyak pula yang mendapat hidayah, namun diabaikan. Sekali lagi dikatakan jika hijrah itu sangat mudah. Tapi Istiqomah di jalan Allah yang membutuhkan perjuangan, tekad, dan pendirian yang kuat. Pertemuan adalah bagian dari takdir. Tapi perpisahan adalah suatu yang pasti terjadi.

END

•••

DUAR!!🤯

Terimakasih sudah membaca dan mendukung cerita ini sampai akhir💖

Tenang-tenang, masih ada ekstrak part setelah ini😎

Sampai bertemu di "Mentari 2"

Wah ada lanjutannya? Tentu saja.

Menjelang nunggu "Mentari 2" mending baca cerita baru fa yang judulnya "ATTHARA" atau baca cerita fa yang lain, bisa cek di profil mwehehe ....

Silahkan di follow agar tidak ketinggalan info jika fa publish "Mentari 2" atau cerita-cerita baru. Selain itu jangan lupa beri dukungannya dengan memberikan vote di tiap part atau berikan komentar positif ✨

See you🍫

Mentari [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang