Setelah resepsi yang menguras tenaga, hal terakhir yang Seungyoun inginkan adalah memeras otaknya untuk memikirkan langkah selanjutnya. Namun, nyatanya saat melihat Seungwoo keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk di bagian bawahnya dan bagian atasnya mengekspos tubuhnya membuat Seungyoun panik. Membuatnya tersadar jika setelah menikah, biasanya orang-orang akan melakukan hubungan intim di malam pertamanya.
"Sangyeon ... Sangyeon, hei," panggilan itu membuat lamunannya buyar dan Seungwoo sudah menggunakan piyama. Tengah berjongkok di depannya sembari tersenyum dan samar Seungyoun bisa mencium aroma maskulin yang entah kenapa bisa menenangkannya, "kamu kenapa? Apa kamu tadi terkejut melihatku ... tidak menggunakan atasan?"
"I-iya."
Seungyoun tidak tahu di mana lucunya perkataannya yang terbata, tetapi nyatanya bisa membuat Seungwoo tertawa pelan dan kemudian sebelah tangan kanan Seungwoo mengusap pipi bagian kanannya. Rasa hangat menjalar di sebelah wajahnya dan mati-matian Seungyoun tidak memejamkan mata karena merasa nyaman. Padahal bukan sekali dirinya merasakan wajahnya ditangkup oleh tangan orang lain, tetapi nyatanya lelaki asing bernama Seungwoo ini malah bisa membuatnya merasakan hal yang seharusnya tidak dirasakannya kepada suami kembarannya.
"Jangan khawatir, Sangyeon," suara Seungwoo membuat kesadaran Seungyoun kembali dan bisa melihat lelaki yang lebih tua dua tahun darinya itu tengah tersenyum, "kita tidak akan melakukannya sampai kamu siap. Aku tidak sejahat itu untuk memaksamu melayaniku padahal dirimu belum mencintaiku."
"Ah," Seungyoun tanpa sadar menyuarakan kelegaannya, meski entah kenapa hatinya sekarang merasa sedikit sakit. Entah sakit apa yang membuat hatinya bisa bereaksi seperti itu, "terima kasih sudah mau mengerti, kak."
"Mandilah. Kamu pasti gerah karena seharian menyalami ribuan tamu." Seungwoo tersenyum, kemudian tangannya yang berada di sebelah wajah Seungyoun menjauh dan mendadak rasanya terasa hampa. "Maaf aku tidak bisa membuat pernikahan kita sederhana. Aku sudah berusaha, tetapi keluargaku tidak mau mendengarkan."
Seungyoun ingin berkata bahwa seharusnya dirinya yang meminta maaf karena sebenarnya yang ada dihadapan Seungwoo bukanlah Sangyeon. Namun, yang bisa dilakukannya hanyalah tersenyum dan Seungwoo akhirnya berdiri dari depannya. Berjalan menuju sisi lain ranjang mereka dan Seungyoun berdiri untuk melangkah ke kamar mandi. Lalu dia keluar kembali karena lupa membawa pakaian tidurnya ke kamar mandi dan saat pandangannya bertemu dengan Seungwoo, lelaki itu tersenyum dan lagi-lagi Seungyoun merasa sakit meski wajahnya tanpa sadar juga ikut membentuk senyuman.
Jika lelaki itu tahu kebenarannya, apa dia akan tetap memperlakukan Seungyoun seperti ini?Juga, mengapa Sangyeon tidak mencoba untuk mencintai Seungwoo? Dari pengamatannya, lelaki itu tidak terlihat menyebalkan, justru cenderung bisa mengayomi dan membuatnya nyaman.
Seungyoun mencoba menenangkan dirinya saat membersihkan diri. Lalu kemudian dia justru bermain busa di kamar mandi dan baru berhenti saat menyadari kulit tangannya sedikit mengkerut, tanda dirinya terlalu lama bermain air. Saat akhirnya memutuskan menuntaskan membersihkan diri, mengeringkan badan serta rambutnya dengan seadanya menggunakan handuk, Seungyoun mengambil sikat gigi yang tersedia di kamar hotel karena lupa mengambil miliknya yang berada di luar. Sembari menyikat giginya, Seungyoun memandangi dirinya yang sebelah tangannya masih berusaha mengeringkan kepalanya dengan handuk, kemudian menghela napas panjang.
Namun, Seungyoun tidak menduga saat membuka pintu kamar mandi, yang ditemuinya adalah Seungwoo dan dia terlihat salah tingkah. Membuat Seungyoun menatapnya penuh tanya.
"Kamu sudah selesai mandi?" pertanyaan itu membuat Seungyoun menganggukkan kepala. "Aku ... aku khawatir kamu pingsan di dalam sana karena tidak kunjung keluar dari satu jam yang lalu."
Oh benar, Seungyoun kalau mandi memang seringkali lama dan kalau tengah banyak pikiran bisa satu jam.
"Maaf kak, aku lupa bilang kalau mandi akan memakan waktu lama," Seungyoun masih belum terbiasa dengan rujukan dirinya yang sopan, bukan berbahasa gaul seperti biasanya, "lain kali aku akan berusaha lebih cepat. Maaf membuat kakak khawatir."
"Sssh, gapapa," Seungwoo tersenyum dan tangannya mengambil handuk yang masih berada di kepala Seungyoun, lalu mengacak pelan rambutnya untuk membantu mengeringkan, "kita pelan-pelan belajar tentang satu sama lainnya. Jadi gak perlu minta maaf."
Namun, tahukah Seungwoo kalau sejak mereka mengurus pernikahan mereka Seungyoun selalu ingin mengatakan maaf atas setiap momen-momen yang mereka lewati? Mungkin benar perkataan Lea, dirinya yang terlalu sering mengumbar kata maaf sehingga sekarang saat mengatakan hal itu merasa kehilangan maknanya.
Berbicara tentang Lea, Seungyoun tidak ada melihat adiknya di resepsi pernikahan. Apa adiknya itu membenci keputusannya sehingga tidak mau datang?
Memikirkannya saja membuat Seungyoun merasa sedih, karena adiknya itu kata dokter bermasalah dengan emosi dan jika membuat kondisi adiknya memburuk karena sikapnya, dirinya tidak tahu harus melakukan apa. Seungyoun memutuskan menangkup wajahnya dengan kedua tangannya karena tiba-tiba dorongan ingin menangis terasa kuat dan sialnya dia tidak ingat apakah sudah memasukkan obat untuk menangani bipolar-nya ke dalam tasnya.
"Sangyeon ... Sangyeon kamu kenapa?" suara panik dan kemudian pelukan yang memberikan sensasi hangat melingkupi tubuh Seongyoun. "Apa aku salah mengatakan sesuatu kepadamu atau mengacak rambutmu terlalu kencang? Sangyeon, maaf ... maaf kalau aku menyakitimu."
Seungwoo, andai dia tahu kalau Seungyoun semakin menderita mendengar kata maafnya. Ini adalah karma pertamanya dari rentetan karma yang akan dituainya karena selama ini seringkali membohongi orang-orang karena bertukar peran dengan Sangyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambush on All Sides | Seungzz [✓]
FanfictionSeharusnya Seungyoun tahu batasan untuk mengiyakan pertukaran peran menjadi Sangyeon untuk hidup bersama suami kembarannya, Seungwoo. DISCLAIMER: • X1 Fanfiction [Seungzz] • Untuk monthly fanwork Hanchozone bulan November #PetrichoRsszVember • Multi...