Chapter 49

714 71 20
                                    

Happy Reading 😉

***

"Deka, Siapkan Pasukan" kata Juan yang sedang duduk di singgasana nya.

"Untuk apa, Yang Mulia?" Tanya Deka

"Buat Menyerang kamu" desis Juan, Deka Membelalakkan Matanya.

"Apa salah saya, Yang Mulia" seru Deka

"Hm. Deka, kau jadi tangan kananku berapa tahun sih?" Kata Juan

"Saya Lupa, Yang Mulia" gumam Deka geleng geleng kepala

"Deka" geram Juan

"M-maafkan saya, Yang Mulia" Kata Deka takut takut

"Sudah, Jangan Banyak Tanya. Kerjakan saja! Pria kok cerewet sekali" kesal Juan

Deka mencabikkan bibirnya lalu berjalan keluar dan tak lupa membungkukkan Badan nya.

Saat didepan pintu, Deka membalikkan badannya kembali.

"Tapi yang mulia, 3 Hari Lagi adalah Hari Pernikahan Kalian" kata Deka hati hati

"SUDAH JANGAN BANYAK TANYA. PERGI KAU DAN SIAPKAN PASUKAN" Teriak Juan, Deka langsung lari Menjauh.

"Ugh, Untung yang Seperti itu hanya sa-" Ucapan Juan terhenti karena sebuah suara

"JUAN KAMPRETTT. SINI KAUUUUUUU" pekik Seseorang, Juan membelalakkan Matanya sambil tersenyum miris

"Tuu" Gumamnya melanjutkan Ucapan yang sempat terpotong itu.

***

"Disini saja, Jangan Keluar. Saya dua hari kedepan tak bisa menemuimu dahulu" kata Juan

"Lo mau kemana?" Tanya Vanny

"Ada urusan. Ingat, Tiga Hari lagi kita akan menikah" kata Juan, Vanny hanya mengangguk lesu.

"Ehh.. LO MAU KEMANA DULU" Teriak Vanny tapi tak digubris oleh Juan

Akhirnya, Vanny menanyakan kepada Si Penjaga Pintu Kamarnya.

"Ju- ehh Raja Kalian Mau kemana?" Tanya Vanny kepada pria berbadan kekar

"Menjawab Calon Ratu, Yang Mulia Raja sedang bersiap akan Berperang melawan Raja Joshua" kata Penjaga itu

"Raja Joshua? Siapa dia?" Gumam Vanny

"Beliau adalah Raja" jawab Penjaga itu

"Ya Gue Tau Kalau Dia Raja!" Kata Vanny Ngegass

"Maksudnya Raja dari mana gitu lohh!" Lanjutnya

"Raja dari Kerajaan" jawabnya

"Arghhhhhh.. Juan Anjing, Ngapa Ninggalin gue sama penjaga yang OtakNya Miring sehhhhh" Pekik Vanny.

***

Dilain Wilayah, Saat ini pasukan Juan sedang berjejer rapi dibelakangnya.

Afrizal juga ikut serta akan perang ini. Ia membantu Juan untuk melawan Raja Joshua.

Para Jenderal maupun Prajurit sudah Siap untuk Berperang. Mereka mengenakan Senjata Pedang dan Panah.

Prajurit kedua Kerajaan itu dibagi menjadi Dua.

Bagi yang Bisa menyerang jarak dekat, mereka memegang Pedang. Sedangkan Bagi Yang menyerang jarak jauh, ia Menggunakan Panah.

"RAJA JOSHUA. KELUAR KAU" Teriak Juan dengan Lantangnya

Aura yang dikeluarkan Juan sangat Berbahaya.

"Wahh wahh wahh.. ada Raja Juan. Kami menjadi Tersanjung mendapati Kunjungan Tiba Tiba dari kerajaan Smartfren dan.. Indosat" kata Sang Raja dari kerajaan Telkomsel.

"Dasar Tak Tahu diri, Bisa bisanya kau Menyerang Ayahku hingga tewas" geram Juan. Joshua Membelalakkan Matanya.

Apa maksudnya semua ini, Batin Raja Joshua mengerutkan keningnya.

"Maksud Anda?" Tanya Raja Joshua

"Jangan Bercanda Joshua. Kita Ini Besar Bersama sama. Tapi tak Kusangka kau berkhianat!" Geram Afrizal.

"Tunggu Tunggu kawan, Apa maksudnya ini. Aku tak tahu apa apa" kata Joshua

"Jelas jelas kerajaan mu itu Menyerang Kerajaan Indosat. Dan salah satu Perajurit mu itu sudah berhasil membunuh AyahKu" kata Juan geram

"Aku tak memerintahkan Prajurit ku untuk menyerang kerajaan Indosat. Hei, Aku yakin pasti ini salah paham. Kalian tenanglah dulu" kata Joshua meyakinkan.

"Yang Mulia, Sepertinya Raja Joshua tak mengetahui apa apa" bisik Deka

"Aku masih ragu" gumam Juan

"Mari kita Kedalam dan selesaikan kesalahpahaman ini" kata Joshua.

Afrizal, Juan dan Deka memilih Masuk ke istana Telkomsel dan mendengarkan Penjelasan mereka dahulu.

"Arghh, sial. Hancur sudah Rencanaku untuk mengadu domba Ketiga Kerajaan itu" Geram seseorang yang mengintip Kejadian itu.

______________________________________

Holla Gengsss..

Yahhh, Ngga Jadi Perang. Wahaha.

Jan lupa Vote dan Komen Yess

Next,

This Is Love❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang