Day One

4.1K 411 98
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Suasana ruangan itu berubah senyap kala mendengar pernyataan salah satu dominan diantaranya, mereka terdiam seolah sedang mencerna setiap kata yang keluar dari mulut seorang Park Chanyeol.

Pelakunya sendiri menjentikkan jari untuk memanggil salah seorang bodyguard yang membawa sebuah map serta memberikannya pada lelaki itu, semua yang ada didalam ruangan menatap bingung mengenai gerak-gerik apa yang akan terjadi.

Chanyeol membuka amplop itu kemudian membacanya sekilas, setelahnya ia menaruh ke atas meja dengan sedikit dorongan ke arah sang tuan besar di ruangan itu. "Tolong tanda tangani ini, anggap saja kompensasi atas apa yang telah kau lakukan pada Baekhyun-ku, Tuan." Suaranya memberat disertai tekanan pada kalimat itu.

Sosok yang dipanggil 'Tuan Besar' membaca kata demi kata yang tertera pada surat itu dengan tatapan kebingungan disertai sedikit kerutan aneh pada wajah tuanya, anak sulung mereka bergerak mendekati sang ayah untuk mengetahui apa isi itu disusul dengan wajah kaget dan smirk kebahagiaan walau tidak ia tampakkan dengan jelas.

"Tidak bisa, bagaimana mungkin aku memberikan seluruh sahamku atas nama anak pungut itu. Kau tau bagaimana aku berjuang sedari kalian kecil demi membangun perusahaan itu hingga bisa ternama seperti sekarang!"

Chanyeol menaikkan alisnya seolah memandang remeh, setelahnya ia berdecih.

"Well, dia bukan anak pungut. DIA ANAKKU, ANAK KANDUNGKU DAN PEWARIS SATU-SATUNYA SELURUH HARTAKU!" Suaranya menggema ke seluruh penjuru ruangan, membuat 'tuan besar' itu terkejut kaget melihat sikap anak bungsunya. Chanyeol tidak pernah semurka ini selain waktu kehilangan Baekhyun dulu, dan kini ia bahkan menampilkan jiwa devilnya lagi pada kedua orang tuanya?

Tuan Park memilih menggeleng tidak menyetujui apapun yang dibaca maupun didengarnya bahkan sikap kerasnya mulai persis seperti sang anak, memberikan isyarat penolakan,  ia merobek surat warisan itu tepat didepan Chanyeol-dengan ekspresi wajah yang hampir dapat dilihat sama miripnya dengan si Devil-

"Baiklah kurasa kau mengibarkan bendera perang padaku, akan kuterima. Kalau begitu, ini surat pengunduran diriku dan jangan memohon jika perusahaanmu nantinya hancur dalam waktu sebulan." Ujar Chanyeol kemudian mengeluarkan sebuah amplop dengan bacaan pengunduran diri dan bangkit menuju lantai dua untuk menjemput Jackson, tentunya.

Sebenarnya ia tidak ingin melakukan hal seperti ini awalnya, tetapi melihat bagaimana perlakuan tuan rumah yang ia pijak ini memandang sepele bahkan melupakan bagaimana kejinya mereka pada Baekhyun, membuat ia muak.

Perempuan yang jelas memiliki tinggi sebahu Chanyeol itu mengikuti sang adik ke arah rumah bagian atas meninggalkan kedua orang tua mereka lagi-lagi mencerna segala hal yang baru saja terjadi. Wanita itu sedikit berbangga pada adik lelakinya  karena sudah berani tegas dan ia ingin memberikan sedikit hadiah atas keberaniannya melawan the real devil dalam keluarga mereka.

"Chanyeol, setelah ini apa yang akan kau lakukan?" Suara lembutnya menyapa telinga peri milik lelaki yang sedang memanas itu, berakhir mereka keduanya terhenti tepat didepan pintu kamar milik bernuansa gelap. Chanyeol terdiam, kemudian menggeleng bingung karena dirinya pun sedikit tidak percaya dengan apa yang ia lakukan barusan.

Sadness [CHANBAEK][SEQUEL] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang