Serena, atau yang akrab dipanggil Ren adalah seorang putri ketua mafia nomor satu di seluruh negara bagian Amerika Serikat. Ayahnya memimpin kelompok mafia tertua seantero benua ini, namun kini pria itu sudah berniat untuk lengser dari posisinya mengingat sudah menginjak usia ke enam puluh. Antonio, pria tua bangka itu dengan hati – hati memilih calon penerus tahta kekuasaannya yang telah ia duduki selama hampir tiga puluh tahun.
Satu hal yang disayangkan Antonio adalah, ia tidak memiliki anak laki – laki yang dapat ia wariskan tahtanya. Satu – satunya anak yang ia miliki adalah Serena. Gadis itu memiliki wajah bak dewi yunani, cantik hingga nyaris membuat pria manapun yang melihat ingin memilikinya. Bentuk tubuh sensualnya membuat decak kagum kaum pria maupun wanita. Rambut berwarna cokelat keemasannya menambah kesan seksi sekaligus melembutkan wajah wanita itu. Belum lagi kulitnya yang putih dan sehalus susu memikat setiap orang untuk menelusurkan jari di atasnya.
Orang – orang menjuluki anak itu dengan nama Si Perempuan Gila Dari Khayangan. Gadis berusia 25 tahun itu sudah di asingkan ke daerah pedalaman oleh Antonio sejak tiga tahun yang lalu. Putri semata wayang Antonio memiliki kelainan pada jiwanya sehingga membuat pria itu memilih untuk mengasingkan putrinya ke tempat di mana ia yakin dapat membantu penyembuhan Serena. Namun sebelum Serena sembuh, hari ini, anaknya terpaksa ia jemput kembali ke kediamannya di California demi keberlangsungan rencana yang sudah ia susun sebaik mungkin.
Ia tidak mungkin menunda lagi acara ini. Semakin cepat di lakukan akan semakin baik walaupun harus mengorbankan putrinya yang gila itu. Namun, ini justru adalah pilihan terbaik yang menguntungkan untuknya dan juga putrinya.
Serena duduk di kursi dengan boneka usangnya yang ia pegang sejak datang ke rumah itu. Wanita itu memandangkan matanya pada langit – langit rumah. Menghindari bertatapan dengan ayah yang sudah membuangnya.
"Serena. Lihat ayah." Pria itu memegang lengannya, meminta ia menatap lelaki itu. "Kau sudah dewasa, apa kau tidak ada keinginan untuk menikah dan memiliki anak?"
Serena menatap kosong pada Antonio. Tidak menjawab apapun.
"Sudah waktunya kau melanjutkan hidupmu, dan membuka lembaran baru. Apa kau bertemu dengan pria yang kau sukai selama berada di tempat itu?"
Tempat itu yang di maksud Antonio adalah tempat pengasingannya. Apa Antonio bodoh? Mana ada pria yang mau mendekatinya selama ini? Alih – alih menjawab, Serena lagi – lagi terdiam.
"Baiklah jika tidak ada. Ayah sudah menemukan seorang pria yang cocok untukmu. Kau akan menikah dengan pria pilihan ayah. Bagaimana, kau senang?"
Senang? Bagaimana dia bisa bertanya seperti itu pada Serena? Bagaimana Serena bisa senang saat hidupnya akan terikat dengan pria lain yang tidak ia kenal?
"Pria ini adalah pria yang hebat. Ayah tidak meragukan kemampuannya sama sekali. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Hidupmu akan berada di tangan yang tepat." Ujar ayahnya lagi.
Serena mengatupkan rahangnya, menahan diri untuk tidak berbicara. Tangannya mengepal karena kesal mendengar perkataan tua Bangka itu. Bisa – bisanya ia menikahkan putrinya yang gila pada pria lain.
Tunggu. Apa calon pengantinnya itu tahu bahwa ia gila?
"Malam ini, pria itu akan datang menemuimu. Pernikahan akan diadakan secepatnya. Aku sudah menyuruh bawahanku untuk mengurus segala keperluanmu nanti. Dalam waktu seminggu kau akan menikah dengannya."
Serena masih menatap Antonio dengan tatapan datar dan kosong. Tangannya mengelus boneka dalam pangkuannya. Antonio menghela napas karena menyerah pada Serena yang tidak mengatakan apapun sebagai respon dari perkataannya.
"Baiklah kalau begitu, Maria akan membantumu bersiap untuk tampil cantik malam ini. Jangan buat calon suamimu kecewa pada pertemuan pertama, kau mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with the hottest CEO
RomanceSeorang mafia yang menikah dengan wanita gila. Namun, benarkah wanita itu gila?