7

1.8K 99 1
                                    

Sudah seminggu setelah pernikahannya dengan pria itu berlangsung. Selama itu pula ia menyembunyikan dirinya dari Lucien. Suaminya sendiri.

Ia cukup senang dengan apa yang Lucien sediakan untuknya di dalam kamar ini sehingga ia tidak mati kebosanan. Selain tumpukan buku yang dibeli Lucien untuknya, pria itu juga memberikannya sebuah ipad dan ponsel. Dan juga seperangkat home theatre untuk ia menonton tayangan favoritnya.

Serena hampir tidak pernah keluar dari kamar itu. setiap malam Lucien datang ke kamarnya untuk mengucapkan selamat tidur. layaknya seorang ayah pada anaknya yang berusia tujuh tahun. Terkadang ia hampir tidak dapat menahan tawanya saat pria itu melakukan hal konyol tersebut. Pria menyeramkan itu masih memiliki hati, rupanya. Tapi Serena tidak pernah membalas ucapan itu sekalipun.

Kali ini, drama favoritnya di Netflix sudah tamat dan ia tidak memiliki tayangan yang bisa ia nikmati lagi. Bukunya pun sudah habis terbaca. Ia melihat jam dinding yang masih menunjukan pukul delapan malam. Itu artinya ia harus menunggu sekitar satu jam lagi untuk Lucien datang ke kamarnya seperti biasa. Untuk mengucapkan selamat malam. Ia melirik pintu memutuskan sesuatu.

Ah, sudahlah. Lakukan saja.

Serena turun dari tempat tidur. kakinya menyentuh lantai yang dingin sehingga ia langsung cepat mengenakan sandal bulunya yang hangat. Serena melangkah keluar dari kamarnya untuk mencari Lucien. Ia menuju kamar pria itu. mengetukkan tangannya di pintu lalu menunggu respon pria itu. namun, pintu itu tidak kunjung terbuka. Akhirnya Serena memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Lucien.

Kamar yang memiliki nuansa gelap itu sangat luas dan rapi. Jadi disinilah Lucien tidur setiap malam? Tapi di mana pria itu saat ini? Apakah Lucien masih bekerja?

Serena berbalik dan berjalan untuk menuruni tangga. Mungkin pria itu ada diruang kerjanya karena ia tidak menemukan keberadaaan Lucien di ruang tamu maupun ruang makan.

Serena mendengar suara Lucien dari balik pintu kerjanya. Tapi, ia tidak dapat mendengar apa yang pria itu katakan. Benar dugaannya, pria itu masih bekerja di dalam ruangan itu. Serena membuka pintunya dan masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu. Detik berikutnya mata Serena terbelalak saat mendapati pemandangan di depan matanya.

"Sialan! Serena apa yang kau lakukan di sini?" Pria itu mengumpat dan membentaknya lalu buru – buru berdiri setelah mendorong seorang gadis yang tengah berjongkok di antara selangkangannya.

Serena melihat wanita itu yang tengah memuaskan bagian pribadi milik Lucien. Wanita itu pun sama terkejutnya dengan Lucien.

Serena mengatupkan rahangnya dan memerintahkan dirinya sendiri untuk bersikap seperti biasa. Setelah yakin ia sudah menguasai keadaan, Serena menatap mata Lucien sambil mendatanginya. "Buku bacaanku habis, dan tayangan di TV sedang tidak menarik. Aku ingin minta dibelikan buku baru."

Lucien terkejut karena ini adalah kalimat pertama yang diucapkan Serena padanya. Kalimat pertama yang pernah ia dengar dari mulut Serena selama ini. hanya saja, wanita itu memergokinya di saat yang tidak tepat.

Lucien menyuruh Anne, yang juga pelayan pribadi Serena, untuk keluar dari ruangannya. Serena memandang Anne dengan dingin dan datar hingga Anne menunduk saat berjalan melewatinya.

"Serena, lain kali kau harus mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk. kau mengerti?"

"Karena kau tidak ingin aku mengganggumu?"

Namun Lucien tidak menjawab pertanyaan Serena. "Lupakan saja. Jadi apa yang kau inginkan? Buku – buku baru dan beberapa DVD film?" Lucien mengalihkan topik pembicaraan.

Serena mengangguk.

Lucien menuntun tangannya menuju rak buku tinggi miliknya. "Apa ada yang kau suka dari semua ini? jika tidak, besok aku akan membelikan buku lain. Sekarang sudah malam."

Married with the hottest CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang