Semua pelayan bersikap lebih hati – hati pada Serena setelah mengetahui bahwa wanita itu tidak gila. Setidaknya, itulah rumor yang beredar di antara pelayan. Menurut sumber yang menyaksikan kejadian perkelahian di aula saat pesta perayaan beberapa hari lalu. Termasuk Anne, wanita itu jarang berlama – lama di samping Serena sekarang. Anne bahkan nyaris tidak pernah mengajak Serena bicara karena ia malu wanita itu memergoki dirinya saat sedang berada di selangkangan suaminya, Lucien.
Lagi pula, Serena sendiri tidak ingin berdekatan dengan wanita itu karena setiap kali ia melihat Anne, bayangan kejadian tempo hari selalu masuk ke dalam ingatannya.
Tidak, ia tidak cemburu.
Serena hanya kesal karena kejadian itu membuat dirinya lepas kendali sehingga dengan cerobohnya menghancurkan penyamaran diri yang telah ia lakukan selama bertahun – tahun. Akibatnya, Lucien jadi tahu bahwa ia tidak gila seperti desas-desus yang beredar selama ini. Tapi, Serena sedikit percaya bahwa Lucien masih bertanya – tanya tentang keadaan mentalnya karena dirinya belum memberi jawaban yang memuaskan untuk pria itu.
Setelah Lucien memaksa Serena sarapan bersamanya di ruang makan, pria itu berkata akan pergi bekerja dulu karena ada sesuatu yang harus ia urus. Ia sudah belajar sejak kecil untuk tidak bertanya pada ayahnya sesuatu apa yang perlu diurus tersebut, jadi saat Lucien pergipun ia tidak bertanya pada pria itu.
Serena naik ke kamarnya dan mulai membuka ponselnya, deretan notifikasi masuk memenuhi ponsel yang tidak ia nyalakan sejak kemarin siang karena terlalu sibuk dengan rencananya kemarin membuat Lucien terkejut. Satu persatu jarinya membaca isi pesan masuk dari orang yang selalu mengiriminya pesan setiap hari. Diego.
Saat Antonio membuangnya ke rumah sakit jiwa, ia bertemu dengan anak pemilik rumah sakit itu. pria itu bernama Diego, dan hanya dialah yang tahu bahwa dirinya tidak gila. Diego tahu bahwa Serena hanya berpura – pura gila demi menjauh dari sesuatu. Secara tidak langsung, Diego adalah orang yang mengenal Serena lebih jauh dari pada siapa pun.
Selama ini Lucien hanya mengunjunginya setiap malam, jadi banyak waktu yang bisa ia gunakan untuk berhubungan dengan Diego melalui ponsel yang di berikan oleh Lucien. Dulu Lucien tidak tahu bahwa Serena terbiasa menggunakan benda itu untuk menghubungi temannya. Tapi, ia rasa hingga kini pun Lucien masih tidak mengetahuinya. Masih banyak yang tidak Lucien tahu tentang dirinya.
=-=
Di sisi lain, Lucien sedang menodongkan pistol pada pelaku penggelapan pajak di sebuah perusahaan. Orang itu merugikan banyak pihak dan salah satunya adalah perusahaan yang ia tanami saham. "Ucapkan beberapa kata perpisahan, aku mungkin akan berbaik hati menuliskannya sebagai kutipan."
"Tidak, tolong tuanku, ampuni aku. Aku berjanji akan mengganti seluruh kerugianku."
Lucien tertawa. "Kau saja melakukan penggelapan ini karena dirimu miskin, bagiaman mungkin kau akan mengganti semua yang telah kau ambil?"
Pria itu berlutut dengan darah menutupi wajahnya. Hasil karya dari anak buah Lucien beberapa saat yang lalu. "Kau tahu sebuah tikus tidak pernah berhenti mencuri walaupun sudah tertangkap perangkap. Karena apa? Karena dia tidak memiliki akal pikiran. Sama sepertimu."
Pria itu menggeleng dengan berlebihan. "Aku bersumpah. Aku berjanji demi anak dan istriku."
"Anak dan istrimu akan hidup lebih baik tanpa dirimu."
Pria itu berteriak lagi meminta ampunan Lucien. Lucien menyerahkan pistol itu pada bawahannya. "Habisi dia." Perintahnya. Lalu Lucien berjalan keluar dari tempat itu setelah mendengar bunyi letusan kuat dan teriakan menyakitkan dari mulut kotor pria itu.
Di dalam mobil menuju perjalanannya ke rumah, Lucien mendapat telepon dari ayah mertuanya. Kenapa sekarang pria tua itu jadi sering mengganggunya, batin Lucien.
"Ada apa?"
"Aku mendengar sebuah berita dari kediamanmu." Lucien tahu ke mana arah pembicaraan Antonio. "Anak buahku yang menghadiri acaramu menceritakan hal ini tadi pagi. Apa itu semua benar?"
"Semuanya tepat seperti apa yang diceritakan anak buahmu."
"Jadi, Serena mengacau di perayaan penting itu ya. Apa kau masih dapat bertahan dengannya?"
Lucien terkejut karena apa yang dilaporkan anak buah Antonio berbeda dengan apa yang ada di pikirannya. Ia kira suruhan pria tua itu akan bercerita bahwa Serena turun menghadiri pesta dan tidak gila. Tapi cerita versi anak buah tersebut berbeda. Dia mengatakan Serena mengacau. Itu artinya Antonio sama sekali tidak menyinggung bahwa Serena tidak gila. Apa ayahnya ini tahu bahwa putri tunggalnya tidak gila? Tapi untuk memastikan itu, ia akan bertanya pada Serena nanti saja.
"Aku masih dapat mengatasinya."
Antonio menghembuskan napas perlahan. "Mungkin putriku tidak betah tinggal di sana. Lucien jika kau masih menepati janjimu dan belum menyentuh putriku, ceraikan saja dia. Mungkin aku salah langkah dengan menikahkan seorang anak yang tidak siap dengan hal tersebut."
Mendengar perkataan Antonio membuat Lucien geram. "Tidak."
"Tidak? Mengapa tidak?"
Lucien bisa saja berbohong pada Antonio bahwa ia belum menyentuh Serena, tapi ia sama sekali tidak berniat menceraikan wanita itu. sekarang maupun nanti. Ia tidak ingin menceraikannya. Jadi jalan satu – satunya adalah hal yang sedang Lucien pikirkan saat ini, "Antonio, dengarkan aku. Aku sudah menyentuh putrimu. Jadi aku tidak akan menceraikannya sampai kapanpun. Jangan khawatirkan hal itu."
"Tunggu." Antonio tercengang mendengar pengakuan Lucien. "Apa? Bagaiman bisa kau menyentuh putriku?" Antonio sedikit kesal namun juga ia menahannya karena saat ini Serena memang sudah menjadi istri pria itu. dan itu berkat kebodohan dan keserakahannya sendiri.
"Well, seperti layaknya suami istri melakukannya. Tidak ada yang mustahil, bukan? Semua itu dapat terjadi padaku dan Serena."
Antonio masih tidak dapat percaya tapi Lucien tidak memberinya kesempatan untuk bertanya lebih lanjut. "Aku sudah tiba di tempat tujuanku, aku harus bergegas." Lalu Lucien mematikan panggilan itu. pria itu melangkah ke dalam rumahnya.
Setelah seharian ia bertemu dengan banyak kliennya, lalu untuk penutupan ia menghabisi serangga perusahaan kotor tadi. kini, ia tidak sabar untuk bertemu dengan Serena.
Tapi, sebelum ia melakukan itu, ia membersihkan diri di dalam kamarnya. Smeoga saja nanti tidak terlalu malam bagi Serena untuk melayaninya karena saat ini dirinya menginginkan berada di dalam tubuh wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with the hottest CEO
RomanceSeorang mafia yang menikah dengan wanita gila. Namun, benarkah wanita itu gila?