11

2.2K 133 3
                                    

Semalam Serena kalah dalam berdebat dengan Lucien sehingga ia menyerah dan membiarkan pria itu tidur di sampingnya. Mungkin pria itu masih berada dalam euphoria bahwa istrinya bukanlah seperti orang yang Lucien kira selama ini. Jadi, Serena menganggap perilaku posesif Lucien semalam adalah hal yang wajar. Hari ini, pria itu pasti akan kembali seperti biasanya dan mengabaikan dirinya. Cukup dengan memberi ucapan selamat tidur di malam hari lalu mereka akan tidur di dalam kamar masing – masing.

Pria itu masih tertidur dengan posisi tengkurap, satu tangan yang bertato menjadi bantalnya. Serena memandang Lucien saat tertidur. Sesekali mencoba untuk mengartikan gambar rumit yang tergambar di lengan pria itu tapi gagal. Ia memang tidak memiliki jiwa seni sehingga tidak dapat menebak apa sebenarnya yang terdapat dalam gambar itu.

Dengan perlahan, Serena pergi ke kamar mandi untuk mandi sebelum Lucien bangun. Tapi sepertinya Serena berpikir terlalu berlebihan karena pria itu tidak terganggu sama sekali dengan suara keran air. Mungkin Lucien tipe orang yang susah bangun pagi, pikirnya.

Serena mengambil tumpukan buku yang ia pinjam dari kantor Lucien, ia turun menuju tempat itu untuk mengembalikan bacaan yang sudah selesai ia habiskan dalam waktu satu hari. Saat membuka ruangan itu, ada sedikit perasaan was – was karena takut apa yang pernah ia lihat tempo hari terulang lagi. Namun, itu tidak mungkin karena Lucien masih berada di dalam kamarnya saat ini.

Serena menghembuskan napas saat ia tidak melihat apapun. Wanita itu menaruh buku – buku itu ke dalam rak lalu melarikan matanya ke jajaran buku lain milik Lucien. Pria itu ternyata mempunyai selera bacaan yang menarik. Tapi, jangan harap dapat menemukan novel fiksi di sana karena Serena tidak menemukan satupun.

"Tuan, aku baru saja akan. ." Sebuah suara terdengar dari pintu.

Serena menoleh dan mendapati Andrew di sana, keduanya sama – sama terkejut. Tapi Andrew bereaksi lebih dulu. "Maaf aku kira tuan Lucien sudah mulai bekerja." Pria itu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan barangkali dapat menemukan Lucien di sudut lain.

"Lucien masih tidur, kau bisa bangunkan dia di kamarku." Serena menjawab kebingungan Andrew.

"Tuan Lucien masih tertidur hingga saat ini?"

Serena mengangguk sementara Andrew mengerutkan kening karena tidak biasanya Lucien bangun sesiang ini. "Apa dia sakit, nona?"

Alis Serena naik. "Tidak, mengapa kau berpikir demikian?"

"Tuan Lucien selalu bangun pagi. Terkadang dia lebih dulu bangun di banding pelayan yang ada di sini. Karena tidurnya tidak pernah nyenyak."

Serena mendengar itu dengan heran namun tidak ingin mengetahui lebih lanjut. "Oh, kalau begitu kau periksa saja keadaannya."

Andrew sedang menimang apakah ia lebih baik membangunkan Lucien atau membiarkannya? Karena jika bosnya belum bangun itu artinya Lucien tidur sangat pulas dan itu merupakan suatu keajaiban dalam diri Lucien. Andrew belum sempat mengambil keputusan namun sebuah teriakan sudah membelah udara pagi hari di dalam rumah besar itu. Suaranya menggema dan terdengar ke segala penjuru arah di dalam rumah. "Serena!"

"Sepertinya pria menyebalkan itu sudah bangun sekarang, Andrew."

Andrew mengangguk sambil meringis mendegnar teriakan itu semakin dekat. Beberapa detik kemudian Lucien sudah berada di belakang Andrew. Pria itu melongok ke dalam dan menemukan Serena di depan lemari buku sedang bersandar untuk menunggu Lucien tiba.

Lucien masuk dan menyerbu kea rah Serena, menarik lengan wanita itu lagi entah untuk ke berapa kali sejak hari kemarin. "Kali ini kau menggoda Andrew?" Tuduhnya pada Serena.

Serena mendengus pada pria itu tidak percaya dengan kalimat yang baru saja ia dengar. Namun ia memutuskan untuk tidak menanggapi Lucien. Serena melepaskan lengan pria itu dengan tangannya yang bebas. "Kau seperti singa yang baru bangun tidur Lucien, kelaparan dan mengamuk." Sindir Serena.

"Bagaimana aku bisa tidak marah jika istriku berkeliaran menggoda setiap pria yang ia temui."

Serena yang sudah bersiap meninggalkan pria itu kini berbalik menghadap Lucien, "Pertama, kau tidak pernah menganggapku sebagai istri sebelumnya. Tidak usah repot mengubahnya sekarang, aku lebih suka keadaan kita seperti sebelumnya. Kedua, aku tidak berkeliaran untuk menggoda pria lain. Aku dan Andrew hanya berbincang – bincang. Apa kau pria kuno yang terlahir di jaman batu sehingga menganggap aktivitas berbincang – bincang dengan lawan jenis sebagai perilaku menggoda?"

Serena melongokkan kepala mencari Andrew untuk meminta pria itu ikut menjelaskan pada Lucien tapi ia lihat Andrew sudah tidak berada di tempat sebelumnya lagi. Pria itu kabur begitu melihat bosnya sedang memarahi istrinya dan membawa – bawa namanya ke dalam pertengkaran mereka. Andrew masih ingin hidup dengan selamat dan sehat.

"Lalu apa yang sedang kau lakukan di sini sekarang?"

"Kau tidak lihat aku sedang berada di depan lemari bukumu?" Balas Serena balik bertanya.

Lucien tidak berkata lagi karena ia tahu kemarahannya tidak berdasar pada wanita itu. Ia hanya kesal ditinggalkan saat dirinya masih tertidur. Dan Lucien tidak akan pernah mengakui itu pada Serena maupun Andrew karena ia telah bersikap konyol dan kekanakan seperti ini.

"Terserah kau saja." Ucap Lucien menutup pertengkaran mereka.

"Kau berjanji akan membelikanku buku bacaan yang baru." Serena tiba – tiba menagih janji yang dikatakan Lucien kemarin.

"Aku akan memberikannya untukmu."

"Bolehkah aku memilih judul yang kuinginkan?" Serena memasang wajah memelas.

"Kau ingin membelinya sendiri ke toko buku?"

"Bagaimana biasanya kau membeli?"

"Aku menyuruh pelayanku untuk membelinya."

"Kalau begitu aku akan bicara pada pelayanmu untuk memberitahu judul apa saja yang aku mau."

"Katakan padaku. Akan aku sampaikan."

Ada beberapa judul yang tidak ingin Serena beritahu pada Lucien karena buku – buku tersebut merupakan novel dewasa erotis tapi ia sangat penasaran karena banyak teman – temannya membaca buku itu. ia melihat komentar pembaca di internet sangat menarik saat menceritakan kesan dan pesan dari buku itu.

Serena menggeleng. "Aku akan berbicara langsung padanya."

"Tidak boleh."

"Kenapa?"

"Pelayan yang kumaksud adalah laki – laki."

"Lantas kenapa?"

"Aku tidak akan membiarkanmu berbicara dengan laki – laki lain lagi."

"Lucien!"

Married with the hottest CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang