15. Bahagia tapi Terluka

221 20 0
                                    

Aku memang tak tahu banyak tentang kehidupan, tapi setidaknya aku tahu, bahwa dalam kehidupan ada banyak hal yang harus diperjuangkan dan  dijadikan pelajaran.

~^~

Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur.

Mata Mira langsung terbuka begitu mendengar suara itu. Segera ia bangunkan Mba Zulaikha dan Bilqis yang benar-benar menemaninya tidur di ruang kelas 2.

"Mba, bangun..."
"Bilqis..."

Satu kali panggil mereka pun langsung bangun. Mengerjapkan mata beberapa kali, lalu mengambil posisi duduk.

Mira membuka ponselnya, lalu menghubungi Ibunya.

Mira : Assalamualaikum Ummi, mau ke sini kapan? Ada yang pengin Mira sampaiin.

Tapi mungkin Ibunya itu masih berkutat dengan panci, wajan, dan teman-temannya.

"Kenapa Mir?" Ucap Bilqis menyadari Mira murung.

"Aku mau mukim hari ini."

"SERIUS?!" Ucap mereka bersamaan.

Mira tersenyum kecut.

"Ngga ngabdi dulu leh?" Tanya Mba Lekha.

"Aku nanti mau cerita ke ummi, dan langkah selanjutnya tergantung keputusannya dia."

"Tapi aku pun ngga sanggup jika terus di sini dalam keadaan kaya gini. Batinku tertekan Mba,Bil." Lanjut Mira setelah tadi berhenti sejenak.

"Aku paham Mir, tapi kita berusaha buat selalu ada ko. Iya kan Mba?" Ucap Bilqis, lalu menoleh ke arah Mba Lekha untuk meminta anggukan. Mba Lekha mengangguk sambil tersenyum.

Sebenarnya dia tak butuh banyak teman, satu teman yang selalu ada pun sudah lebih dari cukup. Tapi dia terlalu sensitif. Dia perempuan dan hatinya perasa, maka tingkat sensitifnya melebihi rata-rata.

Allahu Akbar Allahu Akbar

Azan subuh berkumandang. Mereka bergegas mengambil air wudhu, dan mengenakan mukena.

Seperti biasa, usai salat subuh dilanjutkan ceramah singkat dan pembacaan al-ma'tsurat.

Setelah selesai dengan rutinitas itu, para santri baik putra maupun putri segera membuat antrian mandi. Tapi tidak dengan Mira. Wajahnya murung, tak nampak keceriaan sama sekali, padahal bisa dibilang hari ini adalah hari yang paling membanggakan.

Dirinya menyendiri di sudut ruang kelas 2. Matanya berkaca-kaca menatap lantai yang ia pijak. Nampak bayangan Mba Zila yang penuh amarah dan benci.

"Mir, nanti kamu mandi habisku ya." Ucap Bilqis bersamaan dengan tetes pertama air matanya.

"Ya Allah Mir..." Bilqis menyentuh lembut bahunya.

Sekuat mungkin dia menarik dua ujung bibirnya 'Ayo tersenyum Mir' itu yang ada dalam hatinya.

"Iya Bil, makasih ya."

"Aku emang ngga ada di posisi mu Mir, tapi aku paham gimana perasaanmu sekarang. Aku tau kamu kuat, tapi aku tetep pengin bilang, yang kuat ya..."

Air mata pun mengalir semakin deras.  Bahkan sampai sesegukan.

"Mba Mira..."Ucap Mba Lekha lirih saat melihat Mira.

"Ayolah Mba... Hari ini spesial banget." Ucapan Mba Lekha tidak didengar. Malah air matanya semakin deras, dan sekarang dia bersender di tembok.

"Oya Bil, giliran kamu mandi,"Lanjut Mba Lekha.

Santri Fall In Love || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang