2. Favoritnya Aletha

281 35 9
                                    

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
_____

Sebentar!


Apa Aletha tidak salah?

Dijodohin?!

"Jadi gimana? kalian setuju kan?"

"GAK!" Pertanyaan mama Aletha barusan langsung menyadarkan Aletha dari lamunannya. Dan perempuan itu langsung menolak keras.

Kini mama Aletha yang memandang anaknya dengan tatapan tajam dan siap menerkam Aletha detik itu juga. Membuat Aletha menelan ludah nya gugup.

"Mah, Aletha gak mau!" bisik Aletha tanpa suara agar pihak keluarga Yuta tidak mendengar ucapannya yang mungkin akan menyakiti hati mereka.

Walaupun sejak tadi Yuta memandang Aletha dengan fokus dan tajam.

Mama Aletha yang menerima sinyal penolakan dari anaknya langsung menggeleng tegas.

Aletha menggebrak meja. Masa bodoh kalau ini akan menyakiti keluarga Yuta.

Aletha benar-benar tidak mau dijodohi oleh laki-laki itu!

"GAK MAU MA! ALETHA GAK MENERIMA PERJODOHAN INI. ALETHA PERMISI"

Aletha kemudian berdiri dan hendak pergi dari tempat itu, namun tangannya ditahan oleh Yuta.

Laki-laki itu menggenggam tangannya lembut dengan senyum yang melengkung sempurna di bibir tipisnya.

Tetapi walaupun tersenyum dengan ramah, mata bulat laki-laki itu memandang bola mata Aletha dengan tajam dan penuh peringatan.

Laki-laki itu kemudian melakukan kontak mata dengan Aletha dan mengkode Aletha agar melihat ekspresi kedua orang tuanya yang terlihat sedih.

Aletha melihat Papanya tak lagi memandang temannya itu dengan pandangan bersahabat.

Juga mamanya yang terlihat sedih.

"Duh mampus, bisa dikutuk jadi batu gue kalo caranya begini." Gerutu Aletha yang ternyata didengar oleh Yuta.

"Yaudah makanya duduk dulu, dengerin penjelasannya." Ucap laki-laki itu lembut dengan senyumnya dan tatapan tajamnya yang masih terukir di wajah tampannya.

Aletha menghela nafas, perepuan itu kemudian duduk kembali dengan kemarahan yang masih menggebu-gebu.

"Aletha, kamu tahu kan Papa dulu sangat miskin?" Papa Aletha baru saja mengeluarkan suaranya.

Aletha hanya mengangguk samar. Ia mengingat bahwa Papanya dulu sangat menderita untuk pada akhirnya meraih gelar dokter.

"Kamu masih ingat kan, malaikat penolong yang Papa ceritakan? Yang memberi Papa tempat tinggal, makanan dan menjamin kesehatan Papa selama Papa mengambil beasiswa kedokteran di Jepang?"

Walk You Home | Nakamoto Yuta FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang