The Truth Untold 1 #Wonpil

196 30 1
                                    

Langkah terhenti ketika melihat seseorang yang ia kenal tengah berdiri satu meter darinya, menunggu di pemberentian bus. Namun ia tidak sendiri, melainkan bersama seorang gadis.

"Wonpil oppa..." lirih Jennie.

Lelaki di ujung sana juga menolehkan kepalanya sehingga netra keduanya saling bertemu.

Wonpil tidak sendiri. Ia bersama Wendy, gadis yang sangat Jennie benci.

Wonpil mengalihkan pandangannya ketika bus berhenti tepat didepan pemberentian bus. Ia melangkah masuk dengan Wendy tanpa menghiraukan Jennie yang masih memperhatikan mereka.

Jennie tau, itu bukan bus yang biasanya mereka naiki. Bus ini mengarah ke arah perumahan rumah Wendy, yang berarti lelaki itu mengantar gadis itu pulang.

Jennie tersenyum getir tanpa sadar air matanya menetes.

[Ch. Kekecewaan Pt.2]

Wonpil sempat terkejut ketika dirinya melihat Jennie berdiri tak jauh darinya. Ia segera memalingkan wajahnya ketika bus tiba didepan halte.

Lelaki itu merasa cemas. Ia berulang kali melirik ke arah luar jendela. Hatinya mencenut sakit ketika melihat gadisnya meneteskan air matanya.

"Ya! Kamu menjatuhkan barangku!"

"Itu salahmu. Kenapa kamu tidak bisa menjaga barangmu sendiri, eo?"

"Aku tidak ingin tau, kamu harus memungutnya kembali!"

"Aku tidak mau!"

Wonpil mendengar ada keributan yang disebabkan seorang siswa dan siswi yang sepertinya dari sekolah lain. Lelaki itu terdiam dan berpikir.

Ia beranjak berdiri. "Wendy-a, maafkan aku. Sepertinya aku tidak bisa mengantarmu pulang. Aku harus pergi." tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, Wonpil menggunakan kesempatan keributan didepan dengan melangkah turun. Untung saja bus belum berjalan.

Wonpil melirik sebentar ke Jennie lalu sembunyi di balik papan iklan yang tersedia disitu. Gadis itu masih belum menyadari keberadaan Wonpil.

Ia melihat gadisnya masih sesegukan lalu duduk di bangku halte. Wonpil masih mengamatinya dari balik papan. Bus sudah melaju pergi.

Tangannya sungguh gatal. Ia ingin berlari memeluk Jennie dan menenangkannya. Namun ia tidak bisa.

Bus yang akan Jennie naiki telah tiba. Wonpil buru-buru mengikuti gadis itu yang telah masuk ke dalam bus.

Ia melihat ke arah Jennie yang sudah duduk menatap luar jendela. Ia memang duduk tak jauh di belakangnya.

Wonpil masih mengikuti Jennie dari kejauhan. Ia dapat bernafas lega ketika gadisnya telah masuk ke dalam perkarangan rumahnya.

Lelaki itu menghela nafas. "Syukurlah kamu telah sampai dirumah. Aku tidak masalah jika nantinya kamu membenciku. Setidaknya biarkan aku melaksanakan tugasku untuk menjagamu."

Wonpil's Side To Be Continue

Masih ingat bagian ini? Iya, untuk special chapter aku mau bikin dari sudut pandang Wonpil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih ingat bagian ini? Iya, untuk special chapter aku mau bikin dari sudut pandang Wonpil. Karena dari chapter awal sampai akhir kita cuma liat dari sisi Jennie ^•^

Beautiful Feeling; KWP•KJN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang