Dengan emosi yang membuncah, Jennie membuka kasar pintu rumah seseorang dengan berbagai berkas dan tas hitam di tangannya.
Wajah yang memerah nampak jelas di muka Jennie. Seluruh atensi beralih menatapnya.
"Oh, Jennie! Tumben kamu kesini nak?" tanya seseorang yang dulunya menjadi sosok pahlawan bagi Jennie. Namun kini tidak lagi.
Ibu Wendy yang tak lain adalah istri barunya menyambutnya dengan tersenyum. "Jennie! Tepat sekali kamu datang kesini sekarang. Kami sedang menentukan tanggal pernikahan kakakmu dengan tunangannya, Kim Wonpil."
Langkah terhenti seketika. Ia beralih menatap Wonpil beserta keluarganya tak percaya.
Menikah?
Hampir saja Jennie akan terjatuh jika ia tidak segera menahan tubuhnya sendiri.
Tidak. Aku datang kesini tidak untuk mendengarkan kabar pernikahan mereka!
Entah Jennie salah lihat atau tidak, tetapi Wonpil menatapnya dengan tatapan bersalah. Dengan segera ia mengalihkan pandangannya. Ia tidak sanggup melihat lelaki itu.
Seketika dadanya bergerumuh hebat.
"Jennie, kemari nak." Senyuman lebar merekah di wajah pria paruh baya itu. Ia juga merentangkan tangannya hendak memeluk putrinya itu.
Masih dengan berpakaian duka, Jennie melempar sebuah berkas dilapisi amplop Coklat ke depan muka ayahnya.
Sontak seluruh orang menatapnya terkejut.
"Jennie! Apa-apaan kamu?!" bentak ayahnya.
Jennie beralih ke arah Wendy. Ia menampar pipi gadis itu keras-keras.
"Aw!" pekiknya ketika tangan Jennie menabrak pipinya.
Ayahnya menarik Jennie menjauh dan mendorongnya hingga terjatuh ke lantai.
"Kamu gila?! Apa yang kamu lakukan?" Ayahnya meneriakinya di depan semua orang.
Jennie tertawa hambar. Baru kali ini ada seorang ayah yang meneriaki anaknya gila. Dan itu terjadi pada dirinya.
Tentu gadis itu tidak akan roboh begitu saja. Ia bangkit dan kembali menghadapi ayahnya.
"Aku gila? Bukankah appa yang gila? Aku sudah tau semuanya! Tentang siapa dalang dibalik rumor sampah! Kehidupan appa lah yang busuk! Aku akan membongkar semuanya disini. Tentang balik kehidupan appa yang dijunjung tinggi dan berwibawa itu!" Tak segan-segan Jennie menunjuk-nunjuk ayahnya.
"Aku baru tau kalau ada seorang ayah yang tega menghancurkan kehidupan sekolah anaknya sendiri. Bahkan putrinya. Itulah appa! Yang tega menyebarkan rumor kalau anaknya berselingkuh." Jennie menyeringai sedikit.
Ia berjalan mendekati Wendy. "Kenapa? Kenapa kamu tega melakukan itu?"
Wendy terdiam kutu.
"Appa." panggil Wendy kepada ayah barunya itu yang baru saja menikah dengan ibunya.
"Oh, Wendy putriku. Ada apa, sayang?" tanya ayah tirinya dengan membelai lembut kepala Wendy.
"Wendy boleh minta tolong?" tanyanya ragu.
Ayahnya mengangguk. "Tentu."
Gadis itu mengeluarkan ponselnya dan menujukkan kepada ayahnya.
Ayahnya menyipit. "Eo? Itu bukankah Jennie?"
Wendy mengangguk. "Wendy minta tolong itu sebarkan foto ini dan buat rumor palsu untuk dirinya. Appa kan memiliki anak buah banyak. Wendy mohon."

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Feeling; KWP•KJN✓
Fanfic|𝙏𝙧𝙖𝙞𝙡𝙚𝙧 𝘼𝙫𝙖𝙞𝙡𝙖𝙗𝙡𝙚| • • • Bertemu denganmu adalah salah satu anugerah terindah yang pernah kurasakan. Suaramu, senyummu, tawamu, bahkan hangatnya genggaman tanganmu selalu kukenang. Perpisahan denganmu mungkin juga salah satu hal ya...