•Kekecewaan•

188 38 10
                                    

Jennie merapikan pakaiannya sekali lagi di kaca. Setelah di rasa sudah pas, ia mengambil tas kecilnya dan beranjak keluar apartemen. Namun, ia dikejutkan dengan sosok Cho Seungyeon yang tengah menunggunya di luar dan menatapnya dengan tatapan menyesal.

"Jen, aku minta maaf sama apa yang terjadi kemarin. Aku bener-bener gak bermaksud..." Seungyeon memohon ke Jennie.

Jennie berjalan mundur. Ia masih merasakan trauma dengan apa yang terjadi kemarin.

Sebenarnya, Seungyeon adalah pria yang baik. Tapi karena bipolar disorder yang diidapnya, ia terlihat seperti orang jahat. Orang yang sangat posesif.

Tapi di balik penyakit, ketika ia tidak kumat, pria itu sangat baik. Ia selalu berbicara lembut dan selalu mengkhawatirkan Jennie. Ia bahkan rela menjemput Jennie di tengah-tengah pekerjaannya ketika Jennie kumat. Seungyeon juga rela menjadi tempat pelampiasan Jennie saat gadis itu tengah kesal.

Tetapi, lelaki itu tidak melakukan semata-mata kerena dirinya adalah seorang Kim Jennie. Seungyeon selalu menatap Jennie sebagai mantan kekasihnya yang telah pergi dulu karena kecelakaan yang disebabkan Seungyeon.

Benar. Mantan kekasih Seungyeon sangat mirip dengan Jennie. Hanya saja perbedaan terletak di area pipi. Jennie memiliki pipi yang lebih chubby. Seungyeon selalu menganggap bahwa Jennie adalah kekasihnya yang meninggal karenanya. Itulah sebabnya hingga saat ini Jennie tidak bisa mencintai Seungyeon sama sekali. Karena lelaki itu tidak pernah menganggap dirinya nyata.

Masa lalu yang menyakitkan dan perasaan bersalahnya, membuat Seungyeon menderita penyakit itu.

"Yeon, please tinggalin aku sendiri. Aku tidak mau melihatmu." ucap Jennie tanpa menatap Seungyeon.

Seungyeon perlahan mendekat. Namun Jennie segera memberi gestur seakan ia menolak lelaki itu mendekat.

"Jen..."

"Yeon, aku mohon." ucap Jennie memohon.

Bahu lelaki itu menurun. Ia sangat merasa bersalah ke Jennie.

"Maaf." lirih Seungyeon.

Jennie tidak menghiraukan. Ia langsung berlari menjauhi lelaki itu.

🍑🍑🍑

Gadis bermata kucing tersebut, tengah berjalan di dalam suatu koridor. Orang-orang berbaju putih berlalu-lalang melewatinya. Tempat dimana ia dan Seungyeon bertemu.

Ia mengecek selembaran kertas kecil di tangannya.

"Kamar 104." ucapnya bermonolog.

Ia mendatangi salah satu bagian resepsionis.

"Permisi, bisa beri tau aku dimana kamar 104?" tanya gadis itu kepada petugas yang menjaga disitu.

"Um, kalau boleh tau ada urusan apa? Dan atas nama siapa?" tanya petugasnya sopan.

"Jennie. Kim Jennie."

Petugasnya mengangguk. "Kalau boleh tau ada urusan apa kesini?"

Jennie terdiam sebentar. 

"Aku—ingin menjenguk eommaku." jawabnya pelan.

"Ah, kamar berapa tadi? 104 ya? Mari saya antar."

Jennie berjalan di belakang petugas yang mengantarnya ke kamar 104. Semakin ia berjalan, koridor semakin menyempit.

Petugas di depannya membuka sebuah gerbang besi. Namun sebelum ia melangkah masuk, ia membalikkan badan menghadap Jennie.

"Sebelum masuk, boleh kamu lepas semua hal yang berbau besi dan benda tajam? Tas dan sepatu harap di lepas juga." Petugasnya mengingatkan Jennie.

Beautiful Feeling; KWP•KJN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang