•Marah•

185 43 1
                                    

Jennie melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dengan lesu. Otak Jennie memikirkan banyak hal tanpa henti. Ia terus berpikir tentang kediaman siapa yang ayahnya kunjungi. Pikirannya melayang ke beberapa jam yang lalu.

Pandangan Jennie terus menatap ayahnya yang telah masuk ke dalam rumah seseorang. 

"Bentar, oppa. Kamu tunggu sini, aku mau turun untuk memastikan satu hal." ucap Jennie langsung turun tanpa membiarkan lawan bicaranya berbicara.

Ia berjalan cepat dan menatap rumah bercat Coklat tersebut. Ia melihat sekitar dan mendapatkan pria paruh baya menggunakan baju Hijau khas petugas kebersihan. Jennie mendatangi pria itu. 

"Permisi, Ahjussi. Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Jennie sopan.

Pria paruh baya menoleh. "Oh, tentu anak muda. Ada yang bisa kubantu?"

"Kalau boleh tau, pemilik rumah itu siapa ya?" tanya Jennie sembari menunjuk rumah bercat Coklat. 

Pandangan pria tua itu mengikut arah tunjukkan Jennie. "Ah, itu rumah Nyonya Park." 

Jennie mendengarkannya dengan serius. 

"Tapi wanita itu sudah lama menjanda. Ia bercerai dengan suaminya 4 tahun yang lalu. Ia hanya tinggal berdua dengan putrinya, karena dulunya mereka memang hanya mempunyai anak satu." lanjut pria itu membuat Jennie terkaget. 

"La--lalu apa pemilik mobil itu sering mengunjungi rumah ini?" tanya Jennie sembari berdoa agar  jawaban pria tua itu tak sesuai dengan apa yang ada di pikirannya saat ini.

 Namun sayangnya pria itu mengangguk membuat Jennie kehilangan seluruh tenaganya. Jennie tak menyangka ayahnya ternyata diam-diam mengunjungi seorang wanita yang sudah menjanda. Ia kehilangan kata-kata.

"Jika mendengar rumor yang tersebar, katanya pria yang datang kerumah Nyonya Park akan menikahinya. Memang benar kata pepatah hilang satu tumbuh seribu. Selepas Nyonya Park bercerai, ia malah mendapatkan pria yang lebih mapan. Aku tak tau apakah pria itu memang sudah berkeluarga atau tidak, tapi sepertinya tidak. Syukurlah Nyonya Park mendapatkan pria baik sehingga ia dan anak gadisnya tidak sendiri." pria tua itu tersenyum seakan ia senang dengan rumor itu. 

Sedangkan disisi lain, Jennie tertawa miris. 

Ia sudah tidak dapat berpikir dengan baik sekarang. Fakta yang ia dengar sekarang adalah fakta yang sangat menyayat hatinya. Jennie tidak tau apa yang akan terjadi pada ibunya jika ibunya tau kalau suaminya seperti ini. 

Pria tua itu menatap Jennie yang terdiam. "Tapi omong-omong, mengapa kamu menanyakan itu semua anak muda?"

"Tak apa. Aku hanya penasaran," jawabnya lemah. "Terima kasih Ahjussi, atas penjelasanmu yang sangat membantu." lanjutnya dengan terkekeh lemas.

Jennie kembali masuk ke dalam mobil Hitam yang sudah menunggunya sejak tadi. Lelaki yang menunggu Jennie sejak tadi menatapnya khawatir ketika melihat perempuan itu masuk kedalam mobilnya dengan lemas. 

"Jen, kamu tidak apa? Apa yang dibilang pria itu?" tanyanya. 

Mata Jennie menatap ke depan kosong. "Bawa aku pergi dari sini, oppa."

Tanpa banyak bicara, lelaki itu langsung menggerakkan kemudinya menjauhi area rumah itu. 

"Apa yang sudah aku duga selama ini yang sebenarnya aku tak ingin, sudah terjawab hari ini. Sangat jelas."

Beautiful Feeling; KWP•KJN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang