Jennie menyenderkan tubuhnya lemas di kursi penumpang. Kini ia berada di mobil milik Seungyeon.
Setelah ia kumat, Joohyun dengan sigap langsung menghubungi Seungyeon yang notabene adalah kekasih Jennie.
"Masih lemas?" tanya Seungyeon khawatir.
Jennie mengangguk lemah.
"Ke rumah sakit yuk, biar bisa cepat sembuh." bujuk Seungyeon.
Ia menoleh sebentar menatap Jennie yang sedang memejamkan matanya.
"Percuma, Yeon. Udah berkali-kali aku ke rumah sakit, tapi tidak membuahkan hasil. Mereka hanya memberiku obat yang ku konsumsi sampai saat ini. Aku tidak mau ke psikiater." ucap Jennie sambil menghela nafas.
Seungyeon menatap kekasihnya khawatir. Ia panik ketika ia menerima telfon dari Joohyun yang mengatakan bahwa Jennie sedang kumat. Seungyeon bahkan menelantarkan pekerjaannya yang sebenarnya sangat penting, namun ia memilih untuk meninggalkannya.
Jennie memang memiliki Anxiety Disorder, yang telah muncul satu setengah tahun yang lalu. Namun, setelah beberapa bulan belakangan ini, gangguan kecemasan Jennie sudah lama tidak muncul atau lebih tepatnya sejak bertemu dengan Seungyeon.
Seungyeon panik dan khawatir tentu saja. Sudah lama Jennie tidak kumat, dan kini ia malah kumat di butik.
"Hmm, yaudah kamu tidur aja dulu. Kalo udah sampai aku akan bangunin." Seungyeon membelai rambut Jennie lembut.
Baru Jennie akan masuk ke alam mimpi, sebuah dering telfon yang berasal dari ponselnya berbunyi membuatnya mau tak mau membuka matanya.
Ia mendecak pelan sebelum mengangkat telfon dari temannya, Chaeyoung.
"Eum, yeobseoyeo, Chaeyoung-a. Ada apa?"
'Anu Jen. Kamu lagi dimana? Sibuk gak? Aku butuh bantuanmu.'
Pertanyaan beruntun dari Chaeyoung membuat Jennie menegakkan tubuhnya ketika ia mendengar suara gadis itu seperti panik.
"Ada apa, Chaeng-a? Aku baru saja pulang kerja. Kamu membutuhkan bantuan apa dariku?"
'Aku membutuhkanmu untuk menjadi Make Up Artis di acara festival kampus. Penata yang seharusnya mendadak tidak bisa datang. Bisa ya?'
Sebenarnya Jennie ingin segera pulang dan merebahkan tubuhnya di kasur. Saat ini saja kepalanya sudah ingin pecah rasanya. Namun, mendengar suara Chaeyoung yang memohon dan panik membuat Jennie tak tega menolaknya.
"Memang siapa yang akan ku rias?"
Chaeyoung terdiam sebentar.
'Um, itu tidak penting. Kamu kesini saja sekarang, Universitas Dongguk. Satu setengah jam lagi acara dimulai.'
"Ya baiklah. Aku kesana."
Jennie menutup panggilan dari Chaeyoung. Seungyeon yang disebelahnya menoleh ketika ia mendengar Jennie menghela nafas dan memijit pelipisnya.
"Kenapa Jen? Itu dari siapa?" tanyanya.
Jennie menoleh. "Itu dari Chaeyoung. Ia memintaku untuk mendandani guest star acara festival kampus. Bisa kamu antarkan aku ke Universitas Dongguk?" pintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Feeling; KWP•KJN✓
Fanfiction|𝙏𝙧𝙖𝙞𝙡𝙚𝙧 𝘼𝙫𝙖𝙞𝙡𝙖𝙗𝙡𝙚| • • • Bertemu denganmu adalah salah satu anugerah terindah yang pernah kurasakan. Suaramu, senyummu, tawamu, bahkan hangatnya genggaman tanganmu selalu kukenang. Perpisahan denganmu mungkin juga salah satu hal ya...