Shadow Warrior
Chapter 12
.
Aku adalah gunung.
Pasukan berkuda yang menyerang secepat angin;
Pasukan penombak yang melontarkan tombak seperti curah hujan yang deras;
Pasukan panah api yang siap membakar dengan beringas;
Menghadapi semua itu, aku akan tetap berdiri di tempatku.
Bergeming dan terus bergeming.Kadang kala aku ingin menjadi angin yang bebas bergerak.
Berhembus kencang jika ingin.
Bergerak pelan sesuka hati.Tapi aku adalah sebuah gunung.
Gunung besar yang terlihat dari manapun.
Gunung besar yang tidak bergerak menghindar
meski banyak yang berusaha menghancurkannya.Jika gunung itu akhirnya menjadi musnah...
Apakah masih akan disebut gunung?
Jika aku tidak lagi sebuah gunung,
lalu siapakah aku?.
.
Shindong terduduk lemas di depan kamar Siwon setelah berlari ke seluruh penjuru bangunan utama untuk mencari sosok namja yang diasuhnya. Ia bisa saja mengerahkan para penjaga dan pelayan untuk mencari, tetapi hal itu akan menimbulkan keributan. Di bangunan tengah, ia juga mencari Kyuhyun meski tidak banyak berharap. Jeonha-nya tidak pernah terlihat lagi di sana.
"Ajussi....ada apa?"
Shindong menoleh. Donghae berjalan ke arahnya dengan pakaian tidur. Namja itu duduk di sisinya setelah mengedarkan pandangan ke sekeliling seakan mencari seseorang. "Aku tidak merasakan keberadaan Jeonha. Apakah dia pergi?"
Shindong tidak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya. Ia menatap Donghae penuh selidik sebelum mengangguk, merasa tak ada gunanya menyembunyikan hal yang sudah diketahui namja itu.
"Donghae-ya, sejak dulu aku selalu heran dengan keberadaanmu. Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau bisa menembus segel tempat ini dengan mudah? Dan bagaimana keberadaan Jeonha begitu erat dengan dirimu? Kalian berdua tampak menyembunyikan sesuatu...."
"Hanya aku yang menyembunyikan sesuatu, ajussi. Jeonha tidak tahu apa-apa, sama seperti Ajussi." Donghae tersenyum muram. "Tetapi aku tidak bisa mengatakan kebenarannya sampai waktunya tiba. Aku hanya bisa bilang bahwa Jeonha orang yang sangat berarti bagiku. Aku akan berada di sisinya dan melindunginya sampai kapanpun."
Tangan Shindong menepuk ringan bahu Donghae sambil bangkit berdiri. "Istirahatlah malam ini. Kau tidak perlu mencemaskan Jeonha. Dia jauh lebih kuat dari yang terlihat. Dia pasti baik-baik saja."
"Mimik ajussi sangat berbeda dengan kata-kata yang diucapkan." Donghae meringis sementara Shindong hanya bisa tersenyum tipis. "Aku akan mencarinya besok pagi. Ajussi yang tidak perlu cemas."
"Kau memang menyebalkan. Beraninya menggoda orang tua." Shindong menjitak pelan kepala Donghae sambil tertawa. Namun kemudian ia memandang namja itu dengan wajah serius. "Donghae-ya, jika kau bertemu Jeonha dalam keadaan baik-baik saja, jangan mengajaknya kembali ke tempat ini."
"EH?!!" Donghae tanpa sadar berseru dengan keras. Ia langsung menutup mulutnya sendiri sambil berharap Siwon dan Zhoumi tidak terbangun oleh teriakannya. Ia tidak tahu kalau Zhoumi dan Siwon sudah mendengarkan percakapan mereka semenjak tadi.
"Aku tidak tahu rahasia apa yang kau sembunyikan. Tetapi tampaknya itu semua tidak ada kaitannya dengan guardian Jujak. Bukankah begitu?"
Pertanyaan Shindong tidak mendapat jawaban. Namja separuh baya itu tersenyum maklum. "Jika Jeonha tidak ingin kembali, jangan membujuknya. Bahkan jangan menanyakan apapun tentang tempat ini. Jika kau ingin menjaganya dan bersamanya, ikutlah kemanapun Jeonha pergi. Kau tidak perlu membawanya pulang, arrachi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Warrior
FanfictionKyuhyun menjadi seorang shadow warrior? Lagi nggak bisa bikin summary, selamat membaca saja :-) Rated M for violence