06|| Perhatian

249 43 7
                                    

Membalas dendam dengan hal manis itu lebih sakit!

Malam yang indah dengan ditemani rembulan dan kejora. Udara dingin yang begitu menyeruak dan merasuk ke tulang-tulang membuat gadis yang tengah duduk di kursi panjang Taman itu membuatnya sesak. Gadis itu masih duduk dengan tatapan lurus dan kosong. Disamping itu terdapat seorang cowok dengan mengenakan jaket coklat. Mereka bertemu beberapa menit yang lalu, saat tak sengaja gadis itu menabrak cowok tampan itu.

Tak ada yang membuka suara, hanya terdengar bunyi binatang malam yang berbunyi. Cowok itu menoleh menatap gadis disampingnya.

"Lo ngapain ke rumah sakit sendiri? Orang tua lo mana?"tanya cowok itu yang membuat gadis itu menoleh, sedetik kemudian gadis itu tersenyum hambar.

"Ayah sibuk kerja dan mama udah meninggal pas gue lahir,"jawabnya, cowok itu semakin tak enak hati.

Chaca tak membalas pertanyaan awal dari cowok itu. Ia menghindari dengan sangat.

"Maaf,"balas cowok itu, si gadis mengangguk.

"Oiya lo sendiri ngapain? Siapa yang sakit?"tanya balik gadis itu.

Cowok itu mengangkat kantong plastik yang berisi obat-obatan tadi. "Nih, beli obat buat mama. Ya, semacam vitamin gitu lah,"jawabnya, gadis itu mengangguk.

Setelah pembicaraan itu tak ada lagi yang membuka suara. Mereka kembali diam dengan pikirannya masing-masing.

Cowok itu menoleh ke arah gadis itu, dahinya sedikit mengeryit kala melihat bibir gadis itu yang semakin pucat.

"Cha, lo pucet banget, pulang ya udah malem,"katanya penuh raut khawatir.

Chaca malah tersenyum. "Udah biasa kok, tenang aja. Gue baik-baik aja,"jawabnya setenang mungkin.

"Malam ini gue bahagia El, lo tahu?  Bahagia gue itu sederhana. Banget malah. Duduk berdua dengan lo, sebelum hari kematian gue datang, "batin Chaca dengan miris.

Cewek itu menengadahkan wajahnya menatap langit malam yang Indah dengan taburan bintang. "Bintangnya banyak ya El malam ini, cantik-cantik lagi,"katanya dengan seulas senyum.

Elmo mengangguk mengiyakan dengan menipiskan bibirnya. "Iya Cha, cantik, "jawabnya menatap mata sayu itu, "Sama kayak lo,"lanjutnya tanpa sadar. Chaca yang mendengar itu lantas menoleh dengan raut tak percaya.

"Apa lo bilang El?"tanya Chaca menuntut penjelasan atas ucapan Elmo.

Elmo yang tersadar lantas gugup dan mengusap tengkuknya. "Ah, bukan apa-apa,"jawabnya gelagapan, Chaca menekuk wajah ayunya.

Elmo diam, sekilas ucapan sang mama terngiang di benaknya. Sungguh! Ia tak sadar mengucapkan kalimat itu. Rasa memang selalu lancang dalam mengambil tempat. Dan, Elmo kalah malam ini.

"Tak perlu membalas dengan fisik El, kau bisa membuatnya jatuh Cinta padamu, lalu tinggalkan! Buat hatinya sesakit apa yang mama rasakan,"

Ucapan itu begitu menghantuinya saat ia berdekatan dengan gadis disampingnya ini.

Chaca melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Gue balik duluan ya El, kasihan pak Karyo udah nunggu,"ujarnya seraya berdiri, "Maaf juga buat yang tadi gue udah nabrak lo,"lanjutnya tak enak hati.

Antara C, D dan E  [TERSEDIA DI SHOPEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang