07|| Menanti

231 46 2
                                    

Aku tak peduli seberapa waktu yang ku buang untuk menantimu, walau hanya sekedar duduk bersamamu;)

TAMAN VANDELIN.
Tempat yang cukup ramai dikunjungi dari kalangan anak muda hingga dewasa. Taman yang begitu Indah dengan ditumbuhi beberapa pohon rimbun serta warna-warni bunga. Udara sore berhembus dengan sepoi-sepoi yang sangat menyejukkan. Seorang gadis berseragam putih abu-abu tengah duduk di kursi panjang taman itu. Gadis itu duduk dengan manis, terlihat jika ia sedang menunggu seseorang. Kursi bercat putih itu hanya ia duduki sendiri dengan menatap anak-anak yang sedang bermain.

Kursi itu sedikit bergerak tanda ada seseorang yang mengambil tempat di sampingnya.

"Udah nunggu lama?"tanyanya, gadis itu menggeleng serta menipiskan bibirnya.

"Jadi, gue ngajak lo ke sini untuk bahas jadwal latihan basket yang lo minta. Gue sih, cuma bisa ngajarin lo seminggu satu kali Cha, dan itupun kalo lo nggak sakit,"jelas cowok itu dengan bijaksana.

Chaca hanya mengangguk pasrah. "Nggak masalah El, yang penting sama lo."

Elmo terkekeh kecil. "Sebegitu pengennya lo Cha main basket, ntar lo makin sakit gimana? Siapa yang susah? Ayah lo bakal panik terus gue kena marah lagi,"kata cowok itu.

Chaca tersenyum hambar mendengar perkataan itu. Andai saja Elmo tahu akan keinginan Chaca, apakah cowok itu bersedia?

"Bukan basket yang gue pengen El! Cukup sama lo! Nggak lebih. Dan, tentang ayah, dia nggak mungkin se-khawatir  itu sama gue,"batin Chaca menatap wajah Elmo sendu.

"Lo udah makan?"tanya cowok itu peduli, Chaca menggeleng sebagai jawaban.

"Jangan suka nunda makan. Lo lagi nggak baik-baik aja, jangan keras kepala,"peringat cowok itu.

Chaca masih bergeming dan tak mengatakan apapun. Jika bersama Elmo, lidahnya seakan kelu. Ia kehabisan kata-kata.

"Makan yang banyak biar lo nggak pingsan terus. Untung lo kurus, kalo aja gemuk mana mau gue gendong lo,"canda cowok itu dengan terkekeh geli.

Chaca memajukan bibirnya imut, dengan menatap kesal Elmo. "Lo nggak ikhlas tolongin gue El?"

"Bibirnya gak usah gitu Cha,"tutur Elmo, Chaca dengan sigap membekap mulutnya. Elmo terkekeh akan hal itu.

"Ihh abisnya lo nyebelin!"balas Chaca.

Elmo memegang bahu Chaca serta menatap dalam dan lurus Chaca. "Apapun Cha, asal lo sembuh. Mau seberat apapun lo, gue rela gendong,"katanya yang membuat jantung Chaca berdetak kencang.

Chaca diam dengan menyorot Elmo dengan tatapan dalam, begitu juga dengan cowok itu.

"Lo baik. Gue harap gue nggak salah menaruh rasa sama lo,"batin Chaca penuh harap dengan menatap cowok bermata elang itu.

"Semoga lo baper dan suka sama gue. Karena hanya dengan itu dendam gue bisa tuntas,"batin Elmo berseru gigih.

****
"Dari mana Cha?"tanya Diara yang berada di depan pintu rumah Chaca. Mendengar pertanyaan itu, Chaca bingung harus menjawab jujur atau tidak. Pasalnya bisa dikatakan ia dekat dengan Elmo hanya akhir-akhir ini karena jadwal basket itu. Sebelumnya Chaca tak pernah! Hanya sebatas teman jauh dan ketua PMR yang selalu menolongnya.

Antara C, D dan E  [TERSEDIA DI SHOPEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang