Egois itu perlu saat dirimu dianggap remeh;)
Tak terasa jam berputar cepat dan hari telah berganti. Hari senin yang paling dibenci oleh kalangan siswa maupun siswi. Banyak dari mereka yang mengeluh kepanasan, hari yang panjang, dan hari sibuk. Di tambah adanya upacara bendera.
Mungkin hari ini adalah hari yang sedikit baik bagi seorang gadis yang sedang duduk di ruangan serba putih itu. Hanya terdengar dentingan jarum jam yang berdetak, sesekali matanya melirik ke arah jendela melihat teman-temannya yang sedang mengikuti upacara bendera.
"Gak usah diliatin gitu Cha. Kan, enakan kamu disini ngadem pake AC, "ujar mbak Ira selaku penjaga UKS.
Gadis berambut sebahu itu menoleh, helaan kasar terdengar dari mulutnya. "Chaca bosen disini Mbak,"jawabnya, "Kalo aja gue bisa milih, lebih baik gue di sana baris dengan temen-temen,"lanjutnya, Mbak Ira menautkan alisnya.
"Lo aneh tahu nggak? Saat semua murid pengen ngadem di sini, lo malah pengen panas-panasan di sana."Chaca menarik sudut bibirnya.
"Gue di sini kan, karena gue penyakitan Mbak. Mereka sehat dan hanya pura-pura,"ujar gadis itu.
"Ya, kan mereka emang gitu Cha, rata-rata males buat panas apalagi sambil dengerin ceramah,"balas mbak Ira, Chaca terkekeh kecil.
"Bener Mbak, apalagi gue kalo kepanasan dikit langsung pingsan."
Mbak ira mangut-mangut. "Eh, tapi menurut Mbak, penyakitmu itu lumayan parah Cha. Kenapa sih, nggak istirahat di rumah aja?"Chaca menggeleng tak setuju.
"Chaca bosen di rumah soalnya cuma ada bik Dewi pembantu Chaca, mama udah gak ada."Mbak Ira menatap iba gadis itu.
"Maaf Cha,"katanya pelan, "Kenapa gak coba check ke rumah sakit? Atau udah check?"tanya mbak Ira beruntun.
Chaca mengangguk lemah. "Udah kok Mbak,"jawabnya.
"Kalo boleh tahu lo sakit apa? Ya, bukannya gue kepo sih, tapi aneh aja lo selalu pingsan kalo kecapean dikit,"ucap mbak Ira yan membuat Chaca terdiam lama.
Suasana kembali canggung dan hening. Chaca tak tahu harus menjawab apa. Ia memilih diam sampai upacara selesai dan menanti Diara dan Lily segera membawanya pergi dari tempat ini.
Tiba-tiba terdengar bunyi pintu UKS dibuka. Baik Chaca maupun mbak Ira pun sama-sama menolehkan kepalanya dengan cepat. Seseorang muncul dengan memakai almamater kebanggaannya dengan raut wajah yang dipenuhi keringat. Tapi tunggu! Ia sedang bukan datang sendiri, melainkan dengan seorang cewek yang tengah ia rangkul.
Mata Chaca melebar kala melihat siapa yang tengah cowok itu bawa. Itu Diara. Terlihat jika Diara seperti orang lemas. Chaca segera turun dari ranjang UKS dan membantu cowok itu mendudukkan Diara.
"Ra, lo kenapa?" tanya Chaca panik seraya mengusap dahi cewek berambut panjang itu.
Mata coklat Diara menatap Chaca, lalu melirik ke arah Elmo. "Kepala gue pusing Cha,"jawabnya sambil memegangi kepalanya.
Chaca mengangguk, lalu datang mbak Ira yang memberikan minyak kayu putih kepada Chaca untuk membantu mengoleskan di kepala Diara.
"Lo baring aja Ra, biar gue bantu olesin."Diara membaringkan tubuhnya, kemudian Chaca mengoleskan minyak itu dengan sesekali memijat pelipis Diara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara C, D dan E [TERSEDIA DI SHOPEE]
أدب المراهقين⚠️WARNING! Siapkan hati anda untuk membaca cerita ini. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA^^ Kisah tiga orang yang rumit dan membuat hati tercubit. Ini adalah kisah lika - liku persahabatan antara Chaca, Diara dan Elmo yang berawal dari sebuah...