12|| Egois

211 35 9
                                    

Ada kalanya seseorang berhenti peduli saat perhatiannya diabaikan:(

"Kenapa berhenti?"tanya Chaca yang sedang duduk di jok belakang seraya mengernyitkan dahinya.

Sementara itu Elmo mematikan mesin motornya, melepaskan helmnya lalu turun. Paham akan itu Chaca hanya menurut dan ikut turun. Mata Chaca menatap sekitar tempat itu, kedua remaja itu berhenti tepat di depan toko penjual es krim.

"Ngapain ke sini?"tanya Chaca, Elmo menyunggingkan senyumnya.

"Tunggu bentar."Chaca hanya mengangguk pasrah dengan menatap punggung Elmo memasuki toko itu.

6 menit cowok itu kembali dengan membawa empat es krim ditangannya dengan rasa yang berbeda. Chaca dibuat terbengong dengan apa yang dibawa cowok itu.

"Nih, buat lo,"ujarnya seraya menyodorkan tiga es krim ke arah Chaca.

Chaca menatap Elmo sekilas, lalu menatap es krim itu. Ia bingung kenapa tiga? Bahkan satu saja sudah cukup bagi Chaca. Jika diingat kembali, bukankah Elmo juga memberikan es krim pada Diara juga?

Apa maksudnya?

"Ti-tiga?"tanya Chaca ragu, Elmo mengangguk.

Sebelum Chaca mengambil es krim itu, ia menatap Elmo dalam. "Apa lo juga kasih es krim yang sama ke Diara? Dan, sekarang gue. Maksudnya apa?"Elmo terkejut mendengar itu.

Elmo lupa jika Chaca dan Diara itu dekat. Bahkan sangat dekat.

Cowok itu menghela nafasnya pelan. "Iya Cha,"jawabnya yang membuat Chaca diam,"Tapi kemarin dia yang minta! Bukan gue yang ngasih,"lanjutnya, Chaca menautkan alisnya.

"Diara bilang kemarin ingin makan es krim, jadi gue anterin dia buat beli. Tapi, Diara gak bawa uang jadi gue yang beliin. Tahu bedanya?"jelas Elmo mengingat kejadian tempo lalu, Chaca bingung harus percaya dengan siapa?

Otaknya kembali berpikir, apa alasan Diara mengatakan itu? Dan, jika Elmo berbohong lantas apa untungnya? Siapakah yang benar?

"Dan, satu lagi Cha. Diara hanya gue beliin satu, sedangkan lo tiga, paham?"kata Elmo lagi, Chaca memalingkan wajahnya asal karena pipinya memerah.

"Kapan nih, diambilnya tangan gue pegel Cha,"canda Elmo, lalu Chaca mengambil tiga es krim itu.

"Makasih,"ujar Chaca, Elmo mengangguk dengan tersenyum.

****

Pukul 18.34
Langkah kaki panjang kedua gadis itu menyusuri koridor rumah sakit dengan langkah melambat. Salah satu diantara mereka menampakkan wajah takut disertai tubuhnya yang dingin. Kondisi rumah sakit saat ini lumayan ramai, kedua gadis itu lantas berbelok untuk menuju ruangan yang biasanya mereka tuju.

Keduanya berhenti tepat didepan pintu itu, satu hembusan nafas gusar terdengar dari gadis berambut sebahu itu.

"Ra, gue takut,"adu nya dengan menatap nanar pintu ruangan dokter Rafli.

Diara mengusap bahu kurus itu. "Nggak bakal terjadi apa-apa, "jawab Diara sekenanya.

Dibukanya pintu itu, lalu mereka segera masuk. Dokter Rafli yang menyadari pintu ruangannya berdecit langsung menoleh.

Antara C, D dan E  [TERSEDIA DI SHOPEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang