Perputaran yang Sama
Oleh: Winda Arini
Aku terjebak pada ruang hangat, memutar waktu yang ternyata semu. Hingga pikiran memberontak menyengat. Jalan dan harapku buntu, hampa. Hanya bergerak di situ-situ saja, monoton.
Tak sadar? Kita terlalu naif mengakui bahwa hidup adalah perputaran yang sama. Bangun, menjalani hari bak patung, mengejar hal yang tak pernah memuaskan, ingin lebih dan lebih, lalu tertidur entah sementara atau selamanya. Lucu sekali.
Apa ini sebuah keresahan dari seorang yang putus asa? Tidak, tidak sama sekali. Ini hanya keluhan orang yang tak lagi tertarik dengan beberapa hal di kepalanya. Menyuarakan pikiran yang mengganjal di labirin otaknya, lalu kadang-kadang khawatir mati dalam kebosanan.
Luwu Utara, 16 April 2020
Entah ini tergolong puisi apa bukan. Nggak tau, mau saya post-ing aja sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi
PoetryAku hanya ingin berbagi tentang apa yang kurasakan lewat bait-bait puisiku ....