36

997 103 160
                                    

Always, you will be part of me. And i will forever feel your strength when i need it most. You're gone now, gone but not forgotten. I can't say this to your face, but i know you hear. I'll see you again, because you never really left. I feel you walk beside me. Even i'm lost when i'm missing you like crazy, i tell myself i'm so blessed to have you in my life. And in my darkest hour, for once again, i tell myself that i will see you again.

Selamanya, kau akan menjadi bagian dari diriku. Dan aku akan selamanya merasakan kekuatanmu kala aku sangat membutuhkannya. Dirimu telah pergi sekarang, hilang walau tak terlupakan. Ku tak dapat katakan hal ini di hadapanmu, namun aku tahu kau mendengarnya. Aku akan bertemu lagi denganmu, karena engkau tidak benar-benar pergi. Aku merasa kau berjalan di sisiku. Meskipun aku terjatuh saat tengah merindukanmu layaknya seorang pesakitan, kukatakan pada diriku sendiri bahwa aku sangat diberkati karena memilikimu dalam hidupku. Dan di tengah masa tergelapku, untuk satu kali lagi, kukatakan pada diriku sendiri bahwa aku akan bertemu dirimu lagi.

Pintu berderit membuka, Bogum segera menoleh pada sumber gema hingga berpapasan dengan papan besi yang kembali terkunci. Remaja lelaki itu sontak menegakkan punggung sebelum kaki diseret-seret paksa ke lantai, seolah masih ada harapan untuk lari dan menemui Baekhyun, kala di sekeliling hanya terdapat jari-jari besi penuh karat sebagai kurungan.

Kedua telapak tangan memeluk kerangka tulang penjara kecil yang tersusun mencapai setengah tinggi tubuhnya. Bogum menatap nanar, sementara bulir-bulir keringat membuat sekitarnya pengap seolah membenci oksigen dan bekerja sama membuatnya mati. 

"Keluarkan aku..tolong keluarkan aku!!"

Dia berteriak pada kali ke sekian hingga ruangan yang hanya diterangi satu lampu payung itu dipenuhi sisa gema suaranya. Remaja tersebut pun kembali terengah, lagi dan lagi mengguncang besi kurungan, menolak fakta bahwa ia terpasung pada posisi yang sama.

"Kumohon.." Bogum menggeleng dengan bibir gemetar. "Keluarkan aku, seseorang tolong keluarkan aku!"

"Percayalah bahwa aku juga membenci ini, nak."

Seseorang secara tiba-tiba terlihat datang mendekat ke tulang penjara besi pendek tersebut. Bogum membeku dengan manik tertuju ke sumber bunyi, mulai mengabaikan perih di ujung tenggorokannya.

Pemilik suara asing sekaligus satu-satunya orang lain di dalam sana tampak merapat bersama sepasang kaki panjang. Dari beberapa sudut, Bogum melihat bayangan pria asing itu menyerupai Gongyoo. Namun, isi benaknya terhapus oleh rasa waspada yang Bogum dapatkan sepanjang napasnya. 

Dalam balutan celana bahan warna abu dipenuhi garis horizontal tipis yang berpasangan dengan setelan jasnya, sosok berwajah campuran tersebut menatap serius si remaja lelaki dalam kurungan saat nyaris kehabisan tenaga untuk tetap sadar.

"Bagaimana kabarmu, Bogum?"

Kris Wu meraih sebuah kursi lipat sesaat dirinya tiba di hadapan kurungan itu. Ia membiarkan raut mengeras yang ditampakkan Bogum untuknya kini begitu mirip dengan seseorang bermanik hazel yang terlanjur membenci Kris tanpa akhir.

"Bisakah kita memiliki sebuah waktu yang baik untuk bicara?" tanya Kris lagi.

Bagi Bogum, pria asing dewasa itu tidak menampakkan apapun selain semua keinginan yang harus dipenuhi. Kris memang belum sekalipun menyentuh yang lebih muda. Namun berada di sisi Kris bukanlah hal yang akan dipilih Bogum, sekalipun dunia ini hanya tinggal menyisakan satu tempat.

"Meminta waktu untuk bicara?" Bogum menyatukan alis. "Jawaban apa yang kau harapkan dariku setelah semua ini?"

"Ya Tuhan," Kris tertawa kecil, menggelengkan kepala beberapa kali sebelum kembali melantunkan kalimat. 

The LifetakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang