Malem, temans. Randu update lagi yakk malem ini🥰🥰
Randu menepati janjinya untuk menjemput Azalea tepat pada pukul lima pagi. Untunglah Azalea sudah selesai merapikan dirinya dan langsung membuka pintu tepat saat Randu menekan klakson mobil. Setelah berpamitan pada orang tua Azalea, keduanya meninggalkan kawasan perumahan tempat Azalea tinggal.
Mobil membelah jalanan yang masih lengang. Azalea membuka sedikit kaca di sampingnya setelah meminta Randu untuk mematikan AC. Udara dingin yang masuk melalui jendela berbanding terbalik dengan hatinya yang menghangat karena perhatian Randu. Pria itu menanyakan apa yang ingin Azalea makan untuk ganjal perutnya karena dia berniat mengajak sarapan nasi jagung di Malang saja.
"Aku nggak nyangka kalau ternyata jalan Sidoarjo-Malang bisa enggak macet," kata Azalea membuka pembicaraan setelah kesunyian panjang.
"Asal tahu jam sibuk saja," sahut Randu.
"Memangnya Mas Randu selalu berangkat sepagi ini kalau keluar kota? Bisa gitu selalu bangun pagi? Sesering apa kunjungan kerjanya?"
"Tergantung ke mana tujuannya. Disesuaikan saja."
Mobil berhenti di sebuah swalayan. Randu turun dan kembali dengan kantong plastik di tangan. Azalea membukanya dan tersenyum lebar. Randu membeli beberapa bungkus roti dan susu kotak serta dua batang coklat yang kebetulan dia suka.
"Makasih. Mas Randu tahu aja apa yang aku suka," cetus Azalea.
Perjalanan itu hanya didominasi suara Azalea yang menceritakan tentang banyak hal. Sesekali Randu menimpali dan Azalea kembali bercerita. Banyak sekali topik yang mereka angkat meski akhirnya Randu hanya menjadi pendengar yang baik. Secara keseluruhan, Azalea menyukai perjalanan mereka, termasuk sarapan nasi jagung di pasar Singosari. Menu sederhana, tetapi memiliki rasa luar biasa.
Hampir pukul delapan, Azalea mengekor Randu berjalan memasuki kantor cabang Malang. Ada aroma pakan ternak menguar di udara yang sempat membuat Azalea sedikit mual. Untunglah tempat Randu mengadakan meeting adalah sebuah ruangan luas dan bersih serta telah ditunggu oleh beberapa sales.
"Selamat pagi, semuanya," sapa Randu setelah duduk di ujung meja sementara Azalea duduk di sebelahnya.
"Pagi, Pak Randu," jawab para sales kompak.
"Calonnya, Pak?" tanya salah seorang dari mereka.
Hanya senyum tipis yang ditunjukkan oleh Randu dan rapat pun dimulai. Azalea diam dan menyimak tanpa benar-benar mengerti apa yang dia dengar selain strategi pemasaran. Dalam diam dia kembali mengagumi sosok Randu. Bagaimana dalam penjelasan yang simpel pria itu berbicara dan langsung disambut anggukan oleh semua tim pemasaran.
Meeting selesai dalam satu jam dan Azalea kembali mengekor Randu ke beberapa meja admin. Azalea mendengar instruksi Randu yang hanya dijawab dengan kata-kata "siap, Pak" kemudian sedikit kalimat godaan ketika melihat Azalea.
Randu mengajak Azalea mengunjungi beberapa distributor besar untuk produknya di Malang. Di sela-sela pekerjaan itu Azalea mendapatkan keinginannya. Es krim yang kedaimya di sebelah toko buku, beberapa tempat wisata, dan aneka jajanan khas Malang yang dibeli langsung setelah dibuat.
"Mas Randu coba ini," kata Azalea sambil menyuapkan tester keripik tempe rasa balado pada Randu. "Aku mau beli buat Mama," sambungnya.
Randu hanya mengiyakan ucapan Azalea dan berakhir dengan membayar belanjaan Azalea yang tak seberapa. Dalam perjalanan pulang, Azalea kembali merasa dimanjakan oleh Randu. Kunjungan ke beberapa tempat kuliner dan berakhir dengan makan malam yang meskipun tidak romantis, tetapi mampu membuat hati Azalea terus menghangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Hening (BWC 2020)
Diversos🥉 Batik Writing Contest 2020 Dikatakan bodoh oleh suami yang dicintainya adalah hal yang tidak pernah diduga oleh Azalea. Tersinggung dengan hal itu, dia menarik diri hingga hidupnya dengan Randu seperti dua orang asing yang tinggal dalam satu atap...