🍁 17. Hampir Saja 🍁

1.8K 302 157
                                    

Selamat pagii, eh udah hari selasa ajahh😍😍
Berarti waktunya kentjun duong sama Mas Randu😁😁

Ada begitu banyak hal yang bisa dijadikan alasan ketika orang mengendorkan sedikit prinsipnya. Ada ribuan cara untuk menemukan kesempatan dalam kesempitan dan jutaan pembenaran ketika kesalahan dijadikan sebagai suatu pembenaran. Seperti itulah yang sedang terjadi pada Randu. Dia sedang terlena dengan perhatian yang diterima dari Nita.

Perempuan yang tidak pernah memaksanya untuk membalas pesan, mengingatkan jam makan dan istirahat serta menanyakan kesehatannya jika malam menjelang. Randu terbuai oleh perhatian yang diberikan secara terus menerus itu. Satu atau dua kali membalas pesan hingga menjadi kebiasaan dan keharusan.

Melakukan sedikit kebohongan pun akhirnya dilakukan oleh Randu demi menutupi kesalahan yang sudah dilakukannya. Meski hidupnya dengan Azalea lebih banyak diam, tetapi Randu ingin selalu damai dengan istrinya. Biarlah Azalea tetap diam, asalkan segala sesuatunya berjalan dengan baik.

Segera setelah Deasy tertidur, Randu mengambil laptop dan membawanya masuk ke kamar kerja. Ada rasa tidak sabar untuk segera melihat pesan di messenger-nya karena dia telah menghapus aplikasi itu dari ponsel. Bukannya untuk menyembunyikan sesuatu dari orang lain, tetapi dia melakukan itu supaya benar-benar fokus dalam bekerja.

Sampai saat ini, Randu belum pernah membalas pesan Nita di luar messenger dan perempuan itu tidak memaksa untuk mendapat balasan. Randu sendiri berpedoman bahwa bekerja dan kesenangan itu mempunyai jalur yang berbeda sehingga otak warasnya masih mampu untuk memisahkan keduanya. Lagipula Nita bekerja di perusahaan yang sama sehingga Randu benar-benar berusaha untuk profesional saat jam kerja.

Saat koneksinya sudah bisa membuka messenger-nya, Randu tersenyum mendapati pesan Nita berada di urutan teratas. Wanita itu mengirimkan pesan sepuluh menit yang lalu dan pasti setelah dia menidurkan Deasy dan menyiapkan segala yang akan dibutuhkan oleh anaknya tengah malam nanti.

"Mas, ini camilannya." Azalea masuk sebelum Randu membalas pesan Nita.

Randu melihat Azalea meletakkan nampan di meja dan duduk di depannya. Dia menunggu apa yang hendak dikatakan oleh Azalea. Namun, hingga beberapa menit berlalu Azalea hanya diam dan hanya melihatnya saja.

"Mau apa?" tanya Randu akhirnya.

"Memang aku nggak boleh duduk di sini?" Azalea menjawab santai.

Randu menautkan alisnya. Tidak biasanya Azalea begitu. Belakangan perempuan yang dia nikahi selama dua tahun itu selalu pergi setelah mengantarkan kopi dan camilannya. Apa yang terjadi dengan hari ini sehingga Azalea tidak segera meninggalkan kamar kerjanya.

"Jika butuh sesuatu, katakan sekarang!"

"Memang aku harus butuh sesuatu buat duduk di sini?"

"Lea, jangan menahan pekerjaanku. Aku sedang sibuk," ujar Randu tegas.

Randu senang Azalea mengerti maksudnya. Istrinya itu pergi tanpa mendengar kalimatnya lebih dari sekali. Sejujurnya Randu senang dengan sikap Azalea yang seperti itu. Sekali mengatakan maksud dan langsung dikerjakan tanpa bantahan.

Sepeninggal Azalea, Randu kembali menatap layar laptop dan menemukan pesan baru dari Nita.

[Mas Randu, pesanku hanya dibaca saja dan enggak dibalas.]

Randu hanya membaca pesan itu dan belum terpikir untuk membalas apa. Benaknya masih dipenuhi beberapa hal yang belum terselesaikan. Randu memilih untuk mengabaikan sejenak pesan itu dan menyelesaikan laporannya yang belum selesai.

Randu mendengar tangis Deasy dan bergegas keluar dari kamar kerja. Memasuki kamar anaknya, Randu melihat Azalea sudah berdiri di di sisi pembaringan tinggi sementara anaknya ada di sana sedang dibersihkan. Anak itu mencoba bangun dengan meraih tangan Azalea yang sibuk memasangkan popok sekali pakai.

Lukisan Hening (BWC 2020)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang