に ・『2』

3.6K 415 33
                                    


Last Year

December, 20th

09:20 PM.

Saat ini Chan ditemani Minho sekretaris nya tengah menghadiri undangan dari rekan pemilik perusahaan yang bekerjasama dengan nya.

Karna mengalami hal yang cukup buruk hari ini, membuat Chan tak ragu untuk meneguk beberapa gelas wine yang di hidangkan.

Sementara Minho hanya diam saja di sebelah Chan, tak ingin menyentuh sedikitpun cairan berwarna merah darah di hadapan nya.

Sembari mendengar ocehan Chan tentang dirinya yang diomeli Hyunjin lalu mendengar banyak keluhan dari bawahannya,

Minho hanya menjawab seperlu nya sambil menatap sekitar, ia tengah mengamati bar yang di sewa oleh rekan Chan ini begitu mewah.

Larut dalam nikmatnya menatap pajangan pajangan mahal yang ditaruh sebagai hiasan di setiap sudut ruangan, Minho dikagetkan oleh Chan yang tiba-tiba me-noel pinggang nya.

" Liatin apa sih?" tanya nya.

" Liatin itu tuh. Cakep, pasti mahal." ucap Minho sembari menunjuk sebuah pajangan berupa lukisan yang tak jauh dari mereka

Keduanya memang tak menggunakan bahasa formal jika sedang berdua karna baik Chan dan Minho sebenarnya bukan orang yang se-kaku itu.

Apalagi keduanya sudah bekerja sama selama hampir 6 tahun sebagai CEO-Sekretaris.

" Gue bisa beliin buat Lo, kalo lo mau."

" Edan." ucap Minho namun matanya tak berhenti menatap Chan antusias.

" Tapi ada syarat nya."

" Apa?"

" Lo minum wine nya dulu dua gelas deh." ucap Chan dengan senyum nya yang menyebalkan menurut Minho

" Gue dua teguk aja uda mau mabok rasanya apalagi dua gelas?! Lo bercanda??" tanya Minho dengan matanya yang menatap Chan sinis

Chan tertawa," Ngga lah. Serius, kalo lo uda minum. Nanti lo pilih aja pengen dibeliin lukisan yang mana."

" Oke, gue lagi pengen punya sesuatu yang mahal sih. Lagian, kapan lagi lo sebaik ini kan." Minho meraih gelas wine di depan nya kemudian meneguk segelas wine itu

Chan tersenyum," anak pinter."

" Cot." Minho menuangkan setengah gelas wine lagi ke gelas nya, kemudian kembali di teguk.

" Oke nanti lo pesen aja pengen pajangan apa, pake duit lo dulu ntar gue ganti." ucap Chan

" Oke!!" Minho tersenyum senang

Keduanya pun lanjut mengobrol perihal kegalauan Chan hari ini, sampai tanpa sadar akal sehat keduanya terlelap dikalahkan oleh hawa nafsu dibawah pengaruh alkohol.

Chan bukannya membawa Minho pulang, Ia malah membawa Minho kesebuah hotel dan melakukan kesalahan yang nikmat bersama Minho yang juga tengah mabuk.

Chan termenung, kembali mengingat kejadian 5 bulan yang lalu sembari menatap lukisan yang Minho beli.

Tepat setelah sebulan kepergian Minho, lukisan itu tiba-tiba diantarkan oleh kurir ke perusahaan.

Hari ini, terhitung sudah 2 bulan Minho berhenti menjadi sekretaris nya dan kini Chan sudah punya sekretaris baru.

Dia Felix, seorang pria berdarah campuran Australia-Korea sama seperti Chan, hal itu rupanya membuat keduanya lebih mudah untuk akrab bagai kakak dan adik.

tok tok tok

" Get in." sahut Chan sedikit malas

Pintu terbuka, menampakkan Hyunjin dengan usia kandungan nya yang sudah menginjak 7 bulan, tak terasa 2 bulan lagi buah hati keduanya akan lahir.

Chan jadi kembali teringat pada Minho.

Dengan senyuman hangat nya, Chan berdiri dari kursi nya kemudian melangkahkan kaki nya menghampiri Hyunjin.

" Ada apa datang kemari?" tanya nya

" Ga boleh? Gue denger keluhan dari papa, kinerja lo akhir-akhir ini menurun. Niat kerja ngga sih? Lo seharian di kantor ngapain sih? Nepuk nyamuk??" tanya Hyunjin dengan segala kesinisan nya.

Dengan segala kesabaran, Chan menghela nafasnya kemudian baru menjawab,

" Maaf, akhir-akhir ini aku banyak pikiran jadi banyak kerjaan yang sengaja aku skip dulu."

" Mau skip sampe kapan? Kalo gini gue nyesel mau dijodohin sama orang ga guna kayak lo!"

" Cukup, cukup sampai disana. Jaga ucapan kamu, aku ini suami kamu."

Dengan tatapan yang menatap Chan begitu rendah, Hyunjin berdecih.

" Suami? Secara status, iya. Tapi gue ngga nganggep lo kayak gitu. Karna dari awal, lo kan cuma mainan disini, lo cuma alat."

" Katakan apa yang mau kamu katakan Hyunjin, terserah. Walau aku sedang dimanfaatkan dalam perjodohan ini, ingat lah satu hal-"

Chan mendekatkan wajah nya pada wajah Hyunjin.

" Kakek mu, ada di pihak ku. Kakek mu, orang yang merupakan pemilik sekaligus orang yang masih memegang perusahaan inti sampai ke akar-akar nya itu adalah orang yang paling menyayangiku disini."

Setelah mengucapkan kalimat terakhir itu, Chan menyeringai kemudian menjauh dari Hyunjin yang nampak sangat kesal.

" Tapi tenang saja Hyunjin, aku mencintaimu setulus hati. Apapun yang kamu katakan atau lakukan padaku, aku tak akan marah-"

" apapun yang terjadi kedepannya, aku akan tetap membiarkan kamu disisi ku."

Tatapan Hyunjin semakin menyiratkan rasa kesal dan amarah pada lelaki dihadapannya saat ini.

" Gila-"

Segera, Chan memotong ucapan Hyunjin.

" Sudahlah, apa tujuan mu datang hanya untuk mengajakku bertengkar?" tanya Chan.

" Kalau memang hanya ingin menghabiskan waktuku lebih baik kamu keluar sekarang, terimakasih untuk kata-kata pedas mu." lanjutnya, kemudian menarik tangan Hyunjin untuk keluar dari ruangan nya.

" Gue belum selese ngomong."

" Aku ga mau denger, kamu bacot yang ga penting mulu." setelah berhasil mendorong Hyunjin perlahan keluar dari ruangan nya, Chan langsung menutup kemudian mengunci pintu nya.

Membiarkan pintu nya di gedor-gedor secara anarkis oleh Hyunjin. Biarkan saja, nanti Felix atau petugas keamanan akan mengurus nya.

Chan kembali mendudukkan diri nya di kursi kerja nya, kemudian menyalakan laptop nya yang tak ia sentuh sama sekali sejak ia sampai di ruangan nya tadi pagi.

Jika Chan malas-malasan biasa nya ada Minho yang akan menegur nya, namun kali ini-Ah..

Minho lagi..





















to be continued

jangan lupa Like Comment dan subskrep

jangan lupa Like Comment dan subskrep

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
lament • hyunbanginho' ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang