じゅうさん ・『13』

1.7K 263 14
                                    


Seoul, 01 July.

10:05 AM

Felix melangkahkan kakinya memasuki ruang kerja Chan tanpa mengetuk pintu atau memberi salam terlebih dahulu.

Toh si pemilik ruangan juga terlihat tak perduli.

Tau bahwa Felix adalah makhluk yang masuk keruangannya tanpa permisi, Chan pun terus menatap laptop nya dengan jari-jari yang menari diatas keyboard seolah tak perduli dengan kehadiran Felix.

Felix menaruh berkas yang harus ditandatangani oleh Chan diatas meja, kemudian dengan santai ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Chan.

Sepertinya ada yang berbeda dari atasannya yang satu ini.

Hm..

Apa ya..

Ah iya. Calon ayah dua anak di hadapannya saat ini terlihat sangat pucat, biasanya Chan memang terlihat pucat karena memang warna kulitnya seperti itu.

Namun kali ini pucat nya berbeda, Chan semakin terlihat seperti mayat hidup.

" Hyung, kau terlihat pucat."

Chan berdehem sebagai jawaban.

" Kalo sakit pulang aja hyung, jangan dipaksa kerja."

Lagi-lagi Chan menjawab dengan sebuah deheman.

" Tuan Chan?"

Chan menghela nafasnya resah, kemudian ia menghentikan kegiatannya sejenak untuk menatap Felix.

Dengan tatapan serius, Chan menatap langsung ke mata Felix.

" Apa?" tanya Felix, sedikit merasa risih dilihat seperti itu.

" Aku pengen makan yang pedes pedes gitu rasanya."

Kira-kira ekspresi Felix langsung berubah seperti ini 😦

" Hyung bukannya ga bisa makan pedes?"

" Tapi aku pengen.." jawab Chan dengan wajah melas

Felix menggaruk tengkuknya yang tak gatal, melihat ekspresi Chan yang memelas begitu membuatnya merasa merinding.

' ngidam nya telat banget sih..' batin Felix

" Ah, daripada nyuruh kamu pergi beli mending aku pergi sendiri ya." ucap Chan kemudian menyimpan file dokumen yang tengah ia kerjakan tadi.

" Eh, yakin? Kalo hyung pingsan ditengah jalan gimana? Hyung keliatan pucet banget soalnya."

" Pucat banget?" tanya Chan

Sebagai jawaban, Felix menganggukkan kepalanya.

" Kemaren malem Hyunjin rewel banget, jadi mungkin karena itu aku sedikit kelelahan karena meladeninya."

Felix menatap Chan tak percaya, semalam pekerjaan Chan dan Felix sangat banyak karena akhir bulan.

Dan tentunya semua pekerjaan yang membludak itu sangat menguras batin dan emosi. Semalam sepulang bekerja, Felix saja melewati makan malam nya, ia langsung masuk ke kamarnya dan tidur.

Chan memang luar biasa.

" Kalo gitu aku pergi dulu." ucap Chan sembari beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu

" Ikut hyung!!" seru Felix kemudian ikut bangkit dari duduknya dan menyusul Chan yang berjalan di depannya

Keduanya pun berbicara tentang dimana mereka akan makan nanti dan setelah saling memberi saran, mereka berdua pun memilih untuk makan di restoran dekat gedung perusahaan.

Saat keduanya telah berada di dalam lift, ponsel Felix tiba-tiba berdering.

Panggilan itu dari Byounggon.

Melihat siapa yang menelfonnya, Felix dengan segera langsung mengangkat panggilan tersebut.

" Hallo om~" sapa Felix dengan suara deep voice dan cengirannya yang tentu tak bisa dilihat oleh Byounggon

Mendengar Byounggon yang dipanggil om oleh Felix dengan suara beratnya, Chan tersenyum tipis.

Felix ini ada-ada saja.

" berani-berani nya lo manggil gue om dengan suara lo sendiri yang seperti bapak-bapak punya beban hidup seberat Quora."

Felix terkikik geli begitu mendengar penuturan Byounggon.

Chan mengambil alih ponsel Felix karena ia merasa jika Felix yang terus berbicara dengan Byounggon maka usia Byounggon akan diperpendek karena selalu dibuat marah.

" Ada apa Gon?" tanya Chan

" Oh, Chan. Begini, keberadaan Minho sudah ditemukan oleh salah satu suruhan ku."

Rahang Chan dan Felix sama-sama serasa jatuh begitu mendengar penuturan Byounggon.

Namun tentunya dengan perasaan yang berbeda.

Pintu lift terbuka, keduanya telah sampai di lantai dasar.

" Dimana dia sekarang?" tanya Chan sembari melangkahkan kakinya keluar dari lift diikuti oleh Felix disebelahnya.

" Ternyata dia ada di Seoul."

Chan diam membiarkan Byounggon berbicara, sementara Chan yang sangat terlihat senang berbanding terbalik dengan Felix yang tampak cemas.

Byounggon memberitahu alamat Café tempat Minho bekerja dan katanya saat ini ia menyuruh suruhannya untuk mengawasi Minho saja.

' AAAA GIMANA INIII!!!' batin Felix merasa panik.

" Bukannya kalian sedang melakukan pencarian di Incheon?" tanya Chan setelah Byounggon sudah selesai bicara

" Eh? Felix ngga ngasih tau ya kalo pencarian di Incheon ga ada hasil jadi gue nyuruh mereka buat nyari Minho di Seoul sesuai mimpi Felix."

Seketika Felix bergidik ngeri karena merasa mendapat tatapan horror yang diberikan oleh Chan.

Perlahan Felix menolehkan kepalanya menatap ke arah Chan.

" Mimpi Felix?" tanya Chan sembari menatap Felix lekat

" Iya, katanya dia mimpi ketemu Minho dan lagi sibuk bikin minuman jadi gue saranin mereka buat nyari Minho di setiap Café, Bar, Lounge, Pub, Diskotek, dan Club yang ada di seluruh penjuru Seoul."

" Mimpi Felix ternyata jadi kenyataan ya." ucap Chan. Dengan senyum tipis nya, ia masih menatap Felix.

Felix jadi merinding.

Setelah panggilan berakhir, Chan mengembalikan ponsel Felix pada si empunya kemudian kepalanya kini menatap ke depan.

" Hyung, soal informasi pencarian di Incheon yang tidak ada hasil itu. Maaf, Felix lupa ngasih tau."

" Hm, gapapa." jawab Chan santai

Kemudian hening, tidak ada percakapan diantara mereka.

Saat ini Felix tengah memikirkan bagaimana cara membawa Minho kabur dari Seoul.

Sementara Chan, ntahlah.. Pikirannya saat ini berkecamuk.

' Pokoknya nanti jam makan siang gue harus pergi nemuin Minho.' batin keduanya bersamaan























to be continued

lament • hyunbanginho' ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang