ご ・『5』

2.4K 344 1
                                    


Segera Chan beranjak dari sofa menuju dapur, kemudian mengangkat panggilan dari Minho secepat mungkin.

Jantung Chan berdebar-debar rasanya.

" Hallo?" sapa Chan berusaha kalem.

" Maaf mengganggu waktu anda tuan, tapi saya ingin menyampaikan sesuatu."

Wah, apanih..

Jantung Chan jadi berdetak 3× lipat rasanya.

" Ya, silahkan.."

Disebrang sana, Minho dapat mendengar suara keputusasaan Chan yang begitu sendu.

" File yang akan dipakai untuk ¹rapat pleno lusa, sudah saya buatkan dan ada di flashdisk anda. Namun, file tersebut saya pasangkan sistem keamaan."

Chan diam, rasa rindu yang membuncah membuatnya tak berkutik, bibir nya terasa kelu.

" Password nya adalah tanggal ulang tahun saya, namun dibalik dimulai dari bulan kelahiran saya kemudian tanggal. Maaf baru mengabari anda, itu saja yang mau saya sampaikan. Semoga rapat nya berjalan sesuai rencana—"

" Dan, semoga anda bahagia selalu."

Chan ingin mengatakan, 'Tidak! Tunggu! Aku ingin berbicara dengan mu, tolong jangan tutup panggilan nya.'

Namun nyatanya Chan tak bisa,

Ia hanya diam dan menganggukkan kepalanya di akhir sebagai jawaban yang bahkan anggukan itu jelas tak dapat Minho lihat.

Dan panggilan pun ditutup oleh Minho.

Chan meremat ponsel nya guna melampiaskan rasa kesal akan dirinya yang seperti seorang pecundang.

Ah, tidak.

Ia memang seorang pecundang.

Ya, ia seorang pecundang.

Tak perlu di ulang, Chan sudah sadar akan hal itu.

" Itu dari Minho? Ada urusan apa?" tanya Hyunjin memecahkan lamunan Chan.

Chan berbalik, menatap Hyunjin yang menghampiri nya.

Sontak senyum ia layangkan pada Hyunjin.

" Soal urusan kerjaan." jawab Chan seadanya

" Oh." Hyunjin pun kembali melangkahkan kaki nya menuju kompor, hendak memanaskan masakannya.

Chan yang saat ini tengah tidak dalam mood yang baik pun tak ada lagi niatan bermesraan dengan Hyunjin.

Ia melangkahkan kakinya menuju kamar, meninggalkan Hyunjin sendirian di dapur untuk mandi.

Di dalam kamar mandi dengan guyuran air dingin dari shower, Chan tengah memikirkan dimana keberadaan Minho saat ini.

Chan ingin menemui Minho,

Menanyakan bagaimana kabar nya?

Maksud Chan tentu saja kabar anak didalam perut Minho.

Apa Minho benar-benar mempertahankan nya? Atau malah Minho menyerah dan menggugurkan anak itu?

Tapi sepertinya tidak.

Chan tau Minho bukan orang yang setega itu.

Lagi pula, jika Minho benar sudah menggugurkan kandungan nya. Ia pasti akan memberitahukan itu pada Chan, kan?

Namun sejauh ini tidak ada info apapun dari mata-mata Chan.

Mata-mata Chan?

Begini, sejak Minho melangkahkan kakinya keluar dari perusahaan nya.

Chan langsung menyuruh tangan kanan nya untuk memanggil kembali mata-mata yang dulu sempat ia bayar juga untuk mengawasi Hyunjin.

Dulu Hyunjin awalnya tidak menerima kehamilan nya dan selalu mengatakan akan menggugurkan anak nya.

Mendengar itu, Chan tentu tak tinggal diam.

Seluruh tempat aborsi di seluruh daratan negri gingseng ini Chan cari tau tempat nya kemudian mengajak dokter yang bertugas untuk mengaborsi bayi untuk bekerja sama.

Tentu saja mereka dibayar mahal, otomatis tentu saja mereka akan melaksanakan tugas yang Chan berikan.

Hwang Hyunjin, ah tidak. Lebih tepat nya, Bang Hyunjin pun di blacklist dari tempat-tempat aborsi di Korea Selatan.

Dan itu berlaku juga untuk Minho.

Padahal Chan sendiri lah yang mengeluarkan ultimatum untuk menggugurkan kandungan Minho,

Namun ia juga yang takut kalau Minho sampai menggugurkan kandungan nya.

Ah..

Sebenarnya, bagaimana kabar Minho saat ini?

Chan benar-benar merasa cemas jika memikirkan Minho.

Karena Minho sendiri, punya latar belakang yang sama dengan Chan sendiri.

Yatim piatu.

Jadi, kepada siapa Minho akan bersandar disaat seperti ini?

Tanpa sadar setetes air mata Chan jatuh melebur bersama guyuran air shower.

Rasa dingin nya air yang menggerayangi tubuhnya pun terasa tak berarti.

Chan sudah salah.

Sangat sangat bersalah.

Bisa-bisanya ia mengatakan hal menyakitkan seperti itu pada Minho.

Walau keduanya memiliki latar belakang yang sama yaitu seorang yatim piatu, namun keduanya memiliki sebuah perbedaan.

Chan yatim piatu, namun setidaknya ia tau siapa orang tua nya. Karna orang tuanya meninggal akibat kecelakaan maut saat Chan masih berusia 7 tahun.

Oleh karena itu, saat kejadian kecelakaan yang akan menimpa diri nya dengan Hwang Chansung. Chan lebih mementingkan nyawa orang yang akan diselamatkan nya daripada nyawa nya sendiri.

Sementara Minho, ia tidak tau siapa orang tua nya. Ia anak yang dibuang sejak lahir ke panti asuhan.

Sial..

Chan harus segera mencari Minho, ia tak boleh tinggal diam.

Atau, sesuatu yang mengenaskan akan terjadi.

Ya, ia harus bergerak sebelum kemalangan itu menghampiri nya.

Sebelum ia didera oleh rasa bersalah.



































to be continued

¹rapat pleno: merupakan diskusi lengkap yang diikuti oleh segenap kelompok-kelompok yang ada.

[B/A]:

Sedikit informasi.

It will be Angst stories, guys..

Kalian ngerasa tidak Chapter 5 pendek? 🥺

Iya memang pendek, soalnya Chap ini emang poin nya cuma segitu yang dapat di sampaikan 😔

lament • hyunbanginho' ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang