にじゅう ・『20』

1.5K 233 4
                                    

24 Years Ago。

Sydney, June 21th.

09:22 PM

Chan sekeluarga tiba di kota tempat mereka tinggal setelah menempuh penerbangan selama 1 jam 20 menit dari Melbourne menuju Sydney.

Dan saat ini, ketiganya sudah berada di mobil dan tengah dalam perjalanan pulang.

Mobil yang dikendarai Henry melaju dengan kecepatan sedang dijalanan sepi yang masih asri penuh dengan pepohonan.

" Mama, Chris mau jelly lagi." pinta Chan yang baru saja menghabiskan bungkus jelly ke-3 nya.

Sunny menolehkan kepalanya kebelakang, menatap Chan dengan tatapan yang mengisyaratkan kata 'Ga boleh'

" Mama~ kalo ga makan jelly nanti Chris ngantuk." rengek Chan dengan ekspresi memohon agar Sunny memberikannya jelly lagi.

" No. Nanti gigi kamu sakit, mending kamu bobo gih." jawab Sunny kemudian kembali melihat kedepan

" Ngantuk mah bobo aja. Jangan memaksakan diri Wolfie, nanti kalo uda sampe, mama sama papa bakal bangunin kamu." saut Henry yang tengah fokus menyetir

Chan merengut tak suka, "Kalian jahat" sungut Chan.

" No, we're not." jawab Henry

Sebagai anak tunggal, Chan sendiri memiliki sifat yang sangat manja kepada orangtua nya.

Apalagi, ia juga cucu tunggal.

Ya, baik dari pihak ayah maupun ibu, mama dan papa nya adalah sesama anak tunggal.

Makanya Chan menjadi anak yang sangat manja pada para mendiang kakek dan nenek nya dulu.

Namun, biarpun manja. Chan sendiri sebenarnya mempunyai pribadi yang mandiri, kuat, keras kepala, dan yah.. sedikit egois.

Di persimpangan tiga jalan, Chan merasa mata nya di sorot oleh cahaya yang begitu menyilaukan.

Sepertinya bukan hanya dirinya saja yang merasa silau.

Karena merasa silau, Chan menolehkan kepalanya ke arah jendela yang berada disebelah kiri nya, di sana ada sebuah truk trailer yang melaju kearah mobil mereka dengan kecepatan tinggi.

Sesaat nafas Chan tercekat.

" Papa, itu—"

Sunny yang sudah terlebih dahulu melihat truk trailer itu langsung segera melepas seatbelt nya dan pindah ke belakang dengan susah payah.

" CHRIS TUTUP MATAMU!"

Di dekap nya tubuh kecil Chan erat-erat seiring mobil yang mulai melaju tak terkendali.

Henry membanting stir ke arah jalur yang berlawanan berusaha menyelamatkan nyawa anak dan istrinya, walau kenyataannya—

Harapan untuk hidup bagi mereka sangatlah tipis karena kecelakaan ini tak dapat dihindari,

Truk trailer itu seolah memang sengaja ingin menabrak mobil yang ditumpangi oleh Henry sekeluarga.

Dengan kecepatan diatas rata-rata, truk trailer itu menabrak mobil yang dikendarai Henry dari belakang.

" Ayo loncat." ucap Henry dengan suara putus asanya karena di depan mereka saat ini, ada sebuah tikungan tajam yang artinya disana ada pembatas jalan—

Dan tak dapat di elak, mobil ini nantinya akan menabrak pembatas jalan itu atau oleng menabrak pohon karena sungguh, akibat dorongan dari truk itu mobil yang di kendarai Henry jadi tak terkendali.

Apalagi jalan ini bisa terbilang kecil karena hanya bisa di lalui satu mobil/truk disetiap sisi jalan.

Mengambil kesempatan, sebelum mobil yang mereka tumpangi menabrak pembatas jalan. Henry dan Sunny membuka pintu mobil kemudian bersama Chan yang berada dalam dekapan Sunny—

Mereka nekat melompat keluar dari mobil.

Chan merasa kepalanya sedikit terbentur, tubuhnya terasa sakit juga karena terhantam dengan aspal.

Perlahan, Chan membuka matanya kemudian menatap ibunya yang sudah tak bernyawa.

Chan menangis histeris, ia berusaha melepaskan diri dari pelukan ibunya yang sudah bersimbah darah.

" a—A.. Mama.. Papa.."

" Sakit.."

" Hiks.. Mama.. Bangun!! Papa.. Kalian–ah.. Sakit."

Setelah mengucapkan kalimat itu, perlahan-lahan kesadaran Chan mulai hilang.

Namun detik-detik sebelum kesadarannya hilang,

Chan melihat orang yang mengendarai truk itu keluar dari truk nya sembari menelfon seseorang dan mengucapkan nama seseorang yang Chan tebak, pasti orang itulah yang bertanggung jawab atas kecelakaan ini.

Chan juga tau orang ini dari Papa nya yang pernah bilang bahwa orang ini adalah rival bisnis nya dan mereka baru saja bertemu kemarin saat pesta 6 tahun perusahaan ayahnya berdiri.

Orang yang menjijikan..

Setelah berhasil mengingat rupa si rival bisnis ayahnya, kesadaran Chan pun hilang.






















to be continued

[B/A]:

Ini ceritanya sebenernya ku potong jadi dua hiks, soalnya panjang banget kalau di satuin.

Trus scene kecelakaan, ahsbsusjs gatau deh itu imajinasi semata, parah ga parah, nyambung ga nyambung pokoknya intinya mereka kecelakaan

#GabisaBikinSceneKecelakaan:(

#UpSebelumMulaiUASYehaw

lament • hyunbanginho' ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang