Jangan lupa vote+comment+share cerita ini ya klo berkenan!
Follow akun author juga donk! HeheHappy reading!!!
"Udah, jangan sedih terus dong, Sha! Gue yakin hubungan lo sama pacar lo bakalan segera membaik." Aku mengusap pelan punggung Shasa. Wanita itu masih sedih, setelah insiden di restoran seminggu yang lalu. Minggu siang ini, aku sengaja mengajak Shasa keluar rumah. Sekarang kami tengah berada di sebuah coffe shop.
"Dia sama sekali nggak mau dengerin penjelasan aku, Mbak. Dia menghindar, nggak mau balas chat atau angkat telponku. Aku harus gimana lagi?!" Aku lihat mata Shasa mulai berkaca-kaca.
Aku kasihan pada Shasa. Dia terlihat begitu menyayangi kekasihnya. Ini semua gara-gara Revan. Sudah tahu Shasa punya pacar, malah nekat melamarnya. Pakai acara minta peluk segala setelah lamarannya ditolak. Jadi salah paham 'kan pacarnya Shasa.
"Yang sabar ya! Lo udah ketemu dia lagi?" tanyaku.
"Kemarin udah. Aku nyamperin dia ke apartemennya, tapi habis itu-- " Shasa tidak meneruskan kalimatnya, dia mulai terisak.
"Ya udah, enggak usah cerita dulu kalau nggak sanggup," saranku. Mungkin ada sesuatu yang membuat Shasa bersedih lagi saat bertemu kekasihnya kemarin. Oh ya, kita nonton yuk! Udah lama nih gue nggak ke bioskop," ajakku mengalihkan. "Mau 'kan?"
Shasa mengangguk disela tangisnya.
Setelah menonton, aku mengantar Shasa pulang. Aku sengaja membawa mobil karena tadi menjemputnya terlebih dahulu. Kebetulan mobilnya tidak sedang dipakai oleh adikku, Fero.
"Sha... jam 7 nanti temen gue waktu kuliah ada yang nikah. Lo bisa nemenin nggak? Gue mager banget sebenernya dateng sendirian," ucapku. Berasa banget jomblonya kalau kondangan sendirian itu. Yang menikah adalah teman satu jurusanku waktu kuliah, Naya namanya. Tidak begitu dekat, tapi aku merasa tidak enak kalau tidak datang. Temanku di grup sudah heboh memaksaku untuk datang. Sekalian reunian kata mereka. Aku malas karena punya alasan. Aku tidak ada pasangan ke sana. Rata-rata temanku membawa pasangan mereka. Aku yang jomblo ini mau bawa siapa? Tadi pagi aku meminta Saras--teman dekatku sejak SMA untuk menemaniku ke sana, tapi dia sedang berada di luar kota.
"Hmmm... gimana ya Mbak? Maaf, aku kayaknya mau di rumah aja. Lagi nggak pengen ke tempat keramaian saat ini. Sekali lagi, maaf ya Mbak!"
"Santai aja Sha, nggak apa-apa kok."
***
Malam harinya, aku memutuskan untuk tetap datang ke pesta nikahan temanku walaupun sendirian.
Karena mobil sedang dipakai Fero, aku naik taksi online menuju hotel tempat pernikahan temanku itu.
Aku tiba di sana pukul 20.00. Memang sengaja tidak datang lebih awal. Niatnya, aku tidak mau berlama-lama di sana nantinya. Begitu memasuki ballroom, terlihat beberapa orang temanku sedang berkumpul. Aku melangkahkan kaki mendekati mereka.
"Lihat! Princess kita yang diomongin dari tadi baru nongol nih," ucap Syella-teman yang cukup dekat denganku waktu masih kuliah. Semenjak aku kerja, kami sudah jarang bertemu.
"Sendirian aja, Tha? Betah amat ngejomblo," celutuk Riska. Nah, mulai deh! Ini satu lagi yang membuatku malas datang ke acara nikahan atau reunian teman kuliahku.
"Jangan bilang kalau lo belum bisa move on dari Theo?" timpal Ara.
Aku mendengus sebal. Sejak putus dari mantan pacarku itu-yang juga satu kampus denganku, aku memang belum berniat pacaran lagi. Bukannya tidak bisa move on, aku hanya ingin fokus dengan karirku terlebih dahulu. Urusan cinta-cintaan belakangan saja, toh umurku juga masih muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Berondong(TAMAT)
Romance"Sorry, saya nggak level sama berondong," -Mitha Tri Wahyuni- "Saya bisa bikin kamu menarik kata-katamu barusan," -Revan Widyatama- *** Mitha mengibarkan bendera perang dengan Revan sejak awal lelaki itu menjabat sebagai CEO baru di kantornya. Men...