track 4 | how'd we ever get...

1K 256 26
                                    

--- track 4

---

---

"Lo nyetir sendiri ke sini?"

Wanita ini namanya Namjoo, ia seorang dokter, umurnya sebaya dengan Chan. Tentu saja, karena Namjoo dan Chan dulunya adalah teman satu kelas waktu SMA.

Dokter itu mendudukkan dirinya di kursi kerjanya, sedangkan di hadapannya Chan nampak terduduk lemas dengan penampilan kelewat kacaunya.

"Hm," si pria hanya berdehem menjawab pertanyaan sang dokter barusan.

"Waaah, gue ga nyangka loh, kapan terakhir kali lo berani nyetir sendiri? Udah lama banget 'kan? Tapi cuma dalam sekejap anak itu bisa bikin lo berani nyetir lagi." Namjoo nampak bertepuk tangan kecil, kepalanya menggeleng-geleng takjub. Namun tak berapa lama, wanita itu nampak terkekeh geli melihat Chan hanya diam tak memberi respon apa-apa.

Mirip seperti orang linglung.

Dokter itu kemudian meraih berkas rekam medisnya lalu mengambil pulpen dari dalam laci, "Siapa namanya?" tanyanya siap untuk menulis data-data dari sang pasien.

"Mau apa kamu?"

Tawa Namjoo meledak begitu saja, mengundang kerutan tak suka dari Chan.

"Santai dong, Pak. Gue mau rekap datanya dia aja kok, bukan mau apa-apa, ada-ada aja deh lo,"

"Ah.. Lee Minho."

"Ok, umur?"

"23 tahun."

"Ok.."

"Bagaimana keadaannya?"

"Akhirnya,"

Namjoo mengelus dadanya lega. Lagi-lagi membuat Chan mengernyit bingung melihatnya.

"Akhirnya nyawa lo balik juga ke tubuh lo, dari tadi gue nunggu lo nanyain soal itu. Tapi lonya kaya orang linglung."

"Jadi?"

"Dia gak papa, cuma demam, ditambah maagnya kambuh, lo harus perhatiin jam makan dia, kelola juga stresnya, dan jangan sering-sering begadang. Gua cek tadi dia lemes banget kaya orang ga makan 3 hari. Lo—ga sengaja bikin dia kelaparan kan?"

"Tidak."

"Oke, santai aja gausah nyolot."

Sesaat Chan nampak menghembuskan nafasnya lelah. Entah mengapa ia merasa sangat bersalah hingga rasanya tak sanggup untuk melihat pemuda itu. Apa yang akan terjadi pada Minho jika ia terlambat sedikit saja? Mengapa ia terlalu keras kepala untuk bisa melunak sedikit pada pemuda itu dan bersikap lebih hangat padanya?

"Lo ga mau liat dia? Masuk aja."

Namjoo menghentikan gerakan tangannya yang sedang sibuk menulis resep obat demi mendapati Chan yang hanya diam seribu bahasa, kemudian ia menggumam prihatin, "Astaga... masih aja ternyata,"

"Yaudah.. nih, gue cuma kasih resep obatnya aja, soalnya stok obat gue lagi habis, lo tinggal tuker resepnya di apotek 24 jam deket sini nanti, oke?"

---

---

---

Penjelasan satu-satunya mengapa Chan tadi bisa mendadak bernyali untuk memegang kemudi mobil adalah karena ia sedang di bawah tekanan panik.

Bagaimana tidak. Saat ia baru saja masuk ke garasi dan berjumpa kembali setelah sekian lama dengan mobilnya yang sudah lama sekali terparkir di sana, ia sudah tak merasakan lagi lengan Minho yang melingkar di lehernya. Kedua lengan itu sudah tergantung lemas tentu saja dengan sang empu yang sudah tak sadarkan diri.

P.O.U (playlist of us) | Banginho✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang