•
"...saya hanya rela direpotkan oleh orang yang saya cinta, orang yang saya anggap keluarga, dan orang-orang yang saya sayangi. Saya tidak perduli dengan permohonan ayah kamu agar saya menjaga kamu, saya menjaga kamu bukan demi dia, tapi karena keinginan saya sendiri. Jadi.. saya rasa kamu bisa simpulkan sendiri sekarang—"
...
"—bagaimana saya memposisikan kamu di hidup saya."
—track 4—
•
--- hidden track
---
---
Masih ingat dengan kejadian di mana Minho dengan maagnya yang kambuh membuat Chan yang baru pulang kerja diserang panik dan khawatir secara mendadak?
Benar, akan terasa merepotkan membawa seseorang ke klinik di malam hari ditambah jika kau yang semula begitu trauma untuk mengemudi harus dipaksa keadaan melawan traumamu.Chan tentu tidak akan mau melakukan itu semua untuk orang yang tidak memiliki kontribusi apa-apa di hidupnya.
Lalu, bagaimana dengan Minho?
Memangnya anak itu punya kontribusi apa selama ini?
Tidak ada.
Jika dilihat secara kasat mata.
Namun banyak, jika ditilik secara emosional.
Baik, Chan sebenarnya tak biasa membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan perasaan, tapi akhir-akhir ini ia tak pernah bisa menampik pikirannya yang terlalu mengikuti kata hatinya, pikiran yang selalu meneriakkan jika ia "mulai menyayangi Minho" dan Minho adalah orang yang berharga di hidupnya.
Bagaimana perasaan itu bisa muncul?
Begitu saja.
Tumbuh begitu saja setiap ia menatap manik yang kadang kali memancarkan kekesalan padanya.
Tumbuh begitu saja setiap ia berdebat dengan pemuda itu.
Dan tumbuh begitu saja, ketika ia diam-diam memperhatikan bagaimana pemuda itu mendengarkan setiap lagunya saat mereka tengah bekerja dengan playlist.
Ya, rahasianya, selama ini, Chan diam-diam selalu memperhatikan Minho dengan earpod miliknya yang terpasang di telinga pemuda itu ketika mereka bekerja, telinga dengan piercing yang nampak begitu cocok untuk pemuda itu, hingga membuat Chan yang semula memang tak begitu menyukai perhiasan sedikit menyesali pemikiran pendeknya karena ia telah melihat sendiri, ada orang yang begitu cocok dan sempurna hanya dengan benda logam kecil di cuping telinga.
Dan benda logam kecil di cuping telinga pemuda itu kini tengah dimainkan oleh jari-jarinya."Kenapa om?" tanya Minho dengan suara lemahnya, nyaris terdengar seperti berbisik.
"Saya suka, tindik kamu." jawab Chan lalu tanpa sadar mengeratkan pelukannya pada tubuh yang lebih muda, membuat mereka kian menempel di balik satu selimut yang sama.
Masih ingat kan? Sepulang mereka dari klinik malam itu mereka menghabiskan malam dengan tidur pada ranjang dan selimut yang sama, saling berpelukan dan bercerita.
Pillow talk, dengan bonus pelukan dan sesekali tangan yang saling menggenggam.
"Ayah selalu nyuruh buat lepasin kalau liat aku pakai tindik."
KAMU SEDANG MEMBACA
P.O.U (playlist of us) | Banginho✔
Ficção GeralChan dengan karakternya yang dingin dan tegas harus menerima kenyataan jika Minho dengan segala masalah yang dibawanya perlahan-lahan masuk dan menjadi bagian dari kehidupannya. Namun, perlahan ia menyadari, semua tentang Minho tak selamanya buruk...