track 7 | I...

997 207 36
                                    

--- track 7

---

---

Hari ini Juyeon pulang jauh lebih awal dari biasanya, waktu masih menunjukkan pukul 4 sore saat ia memasuki rumah dengan langkah tergesa. Dan di ruang utama ia disambut bibi yang bertugas sebagai kepala asisten rumah tangga di rumahnya.

"Gimana?" tanyanya dengan suara setengah terengah, seraya bergerak melepas jas dan meletakkan asal bersama tas kerjanya di sofa.

"Baru saja dokternya pulang tuan, katanya di makanannya Tuan Jongsuk ada bubuk udang yang memicu alerginya tuan Jongsuk."

"Makanan yang saya kirimkan?"

"Iya, tuan."

"Gak masuk akal.."

Tanpa menunggu lagi Juyeon segera melangkahkan kakinya ke lantai dua, masuk tanpa repot mengucap permisi lebih dulu ke kamar sang ayah, mendapati lelaki paruh baya itu kini terbaring dengan wajah yang dihiasi beberapa ruam kemerahan.

Benar alergi ayahnya kambuh, dan katanya ayahnya juga sempat mengalami sesak nafas tadi.

Namun alih-alih menghampiri, Juyeon justru mengabaikan begitu saja sapaan dari sang ayah, memilih melangkah dengan tatapan mengecam pada seorang wanita yang nampak duduk di sofa samping tempat tidur, Rachel.

"Kenapa? Kamu mau nuduh aku?" nyatanya Rachel menyambar lebih dulu karena tak tahan ditatap begitu menusuk oleh pemuda yang hanya 2 tahun lebih tua darinya itu.

"Minho setuju lo menikah sama ayah gue dan gue selama ini diam aja, bukan berarti gue ikut nerima lo di keluarga ini."

"Lee Juyeon, jangan kurang ajar!"

Sang ayah yang berusaha melerai total diabaikan, bahkan dengan suara yang masih terdengar lemah tak mampu meluluhkan tatapan kebencian Juyeon pada Rachel.

"Kamu lupa? Makanan itu kamu yang ngasih."

"Benar, itu hanya daging panggang dengan salad yang diberikan klien yang berkujung dari Jepang untuk ayah, dan gue juga udah pastiin ga ada 'bubuk udang' di sana." Juyeon menekan 'bubuk udang' dengan nada yang begitu mengintimidasi. Walau ia dapat melihat jelas, Rachel pun nampak sama sekali tak gentar membela diri.

"Jadi kamu nuduh aku yang masukin bubuk udang itu di sana? Bisa aja itu kamu, kan? Aku bahkan gak tau ayah kamu alergi udang."

Juyeon nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Apa Rachel menuduhnya balik? Ia? Memasukkan bubuk udang ke makanan ayahnya?

"Kamu bisa aja masukin bubuk udang itu ke makanan itu sebelum kamu suruh asisten kamu kirim ke rumah, siapa yang tahu-"

"Kenapa?! Kenapa gue harus masukin bubuk udang ke makanan ayah gue?!"

"Kamu ga pernah suka sama aku, Juyeon. Kamu bisa aja sengaja ngelakuin ini buat jebak aku, buat ngerusak citraku di depan ayah kamu, kamu tau ayah kamu alergi udang dan gunain itu buat nuduh aku karena kamu tau itu ga akan beresiko besar buat ayah kamu, dan dengan itu kamu juga bisa nyingkirin aku, bisa aja kan?"

"Lo punya bukti?" Juyeon merendahkan suaranya, namun tatapannya kian mengeras, pun atmosfer di antara mereka kian memanas.

"Gak, aku gak punya bukti, begitu pun kamu, kamu ga punya bukti kalau aku yang masukin bubuk udang itu di sana, kan? Jadi, kita impas. Stop nuduh aku, dan aku bakal berhenti nuduh kamu juga. Ayah kamu bakal baik-baik aja, ini cuma kecelakaan kecil, kenapa kita harus ribut begini?"

"Gimana gue bisa mastiin kalau lo ga bakal lakuin sesuatu yang lebih dari ini nanti?"

Rachel menggeleng pasrah, "Aku gak mau keributan ini berlanjut, percuma, intinya kamu gak suka sama aku, jadi mau gimana pun aku bertindak, semua tetep salah di mata kamu."

P.O.U (playlist of us) | Banginho✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang