Bagian 1: Hadiah Dari Tuhan

396 29 27
                                    

TOK! TOK! TOK! Palu pengadilan telah diketuk yang menandakan keputusan telah bulat dan tidak dapat diganggu gugat. Ini merupakan sidang tuntutan balik dari pihak wanita atas dasar alasan palsu dan perjanjian yang dibuat secara sepihak tanpa saksi. Wanita paruh baya itu keluar dari ruangan sidang dan memeluk putri tunggalnya sedangkan pihak pria segera keluar ruangan dengan ekspresi kecewa dan kesal.

"Alhamdulillah, akhirnya selesai ya El,"

"Alhamdulillah," balas El dengan senyum kecil dan bersiap untuk pulang.

Sepulang dari persidangan, El mendapatkan pesan singkat dari seseorang yang tidak diketahui namanya karena nomor itu pertama kali mengiriminya pesan. El hanya membaca pesan itu dan berharap bukan Fairel yang datang sore ini. Sejujurnya, dia tidak berharap siapapun datang untuk mengganggunya menikmati waktu bersama sang ummi. Tetapi, siapa tamu ini?

Pukul 16.40, bel berbunyi disertai suara salam dari seorang pria yang berada di depan pintu rumah. El menjawab salamnya dan segera membukakan pintu dengan penuh rasa penasaran. Sekilas, El melihat seorang pria berseragam abu-abu berdiri dengan gagahnya. El melirik kearah bahu dan dada yang memberikan clue siapa orang ini dan berpangkat apa pria dihadapannya.

"Selamat sore, Ibu Maryam Wagiswari ada?"

"Sore, anda siapa?"

"Elakshi? Ehm, saya AKP Rusdi Hadinata," jawab pria itu sambil mengeluarkan ponsel yang mengirimi pesan pada nomor Elakshi. Elakshi sedikit bingung, siapa dia? Lebih penting lagi, pria itu mendapatkan nomornya dari mana?

"Apakah saya diperkenankan bertemu dengan Maryam? Ibumu?"

"Keperluan?" tanya Elakshi sedikit curiga.

"Bagaimana jika meminangnya?"

Mata El terbelalak dan ekspresinya sangat terkejut. Meminang? Apa tidak salah dengar? Akhirnya, El meminta pria berseragam polisi itu menunggu sejenak dan memanggil sang ummi. Setelah beberapa saat, Maryam menatap sosok polisi itu dengan wajah yang tak kalah terkejut.

"Rus?" tanya Maryam memastikan

"Hai," balas Rusdi sedikit canggung dengan senyum tipisnya.

Maryam mempersilahkan Rusdi untuk bertamu dan meminta El menyiapkan minuman dan makanan ringan. El menyiapkan semuanya dengan wajah kebingungan dan penasaran. Mereka saling kenal? Tapi kenapa polisi itu mengirim pesan padanya? Kenapa tidak mengirimkan langsung pada umminya? Terjadi pembicaraan kaku sesaat Rusdi dan El bertemu. Canggung.

"Bagaimana? Bolehkah saya mempersunting ibumu?" tanya Rusdi perlahan.

"Tunggu sebentar. Apa buktinya kalau om Rusdi benar mantan Ummi?" tanya El semakin curiga setelah Rusdi menjelaskan asal-usulnya. Rusdi membuka tas dinasnya dan mengeluarkan sebuah buku catatan bersampul kulit dengan pena klasik berwarna hitam. Pria itu membuka halaman per halaman untuk mencari kisah asmaranya semasa remaja.

"Itu, bukti kami berpacaran. Saya senang menulis buku harian seperti ini. Itu tulisan tangan ibumu bukan?" tanya Rusdi sambil menyodorkan buku jurnalnya yang nampak sedikit usang itu. El menerima jurnal itu dan menemui nama lengkap sang ummi ada dalam beberapa halaman jurnal tersebut.

"Rusdi Hadinata? Ummi belum pernah cerita sebelumnya?" gumam El sambil melempar pandangan penasaran pada Maryam. Wanita paruh baya itu hanya tersenyum kecil dan menganggap jika hubungannya dan Rusdi hanyalah kisah masa lalu yang tak sampai juga tak pantas dibicarakan karena sudah memiliki keluarga masing-masing.

"Kalau begitu? Serius om mau nikah sama ummi?" tanya El semakin mendetail.

"Saya paham, mungkin ini terlalu cepat jika dihitung-hitung. Tapi, saya tidak ingin kehilangan Maryam Wagiswari seperti puluhan tahun lalu. Saya sudah mendapatkan kabar kalian lima tahun belakangan. Mungkin, inilah saatnya saya menyampaikan niat baik untuk meminang Maryam saya yang telah hilang."

"Memangnya bisa seorang anggota menikah dua kali?"

"Insyaa Allah, jika memang jodoh pasti akan dipermudah. Untuk masalah administrasi, istri saya sudah meninggal belasan tahun lalu dan sudah saya urus juga urusan Bhayangkari. Maryam sepertinya sudah tahu itu dari mulut ke mulut rekan-rekan kami semasa SMA. Bagaimana?" tawar Rusdi kembali meyakinkan sosok El yang kelak akan menjadi ayah sambungnya.

El mewakili Maryam meminta waktu satu minggu untuk mempertimbangkan segalanya. Rusdi pamit dan sangat berharap jika El juga Maryam dapat mengabarinya sesegera mungkin. El masih terdiam dan mencerna semua ini. Maryam juga memberikan penjelasan kepada El mengenai sosok Rusdi Hadinata yang kembali hadir.

"Aku terserah Ummi aja. Kalau acc, ya acc."

---

Halo readers setiaku dari nama By8425 sampai menjadi nama panggungku. Terimakasih sudah setia membaca kisah dari Elakshi ini, mohon maaf membuat kalian menunggu terlalu lama. Semoga kisah Elakshi tetap berkenan di hati kalian yaa. Jangan lupa memberikan vote dan share cerita Elakshi ke teman-teman kalian. Kita lanjut ceritanya besok yaa!

Komandan Penakluk Hati season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang