Bagian 7: Pengukuhan

51 4 0
                                    

Mahasiswa-mahasiswi baru membentuk barisan dan melakukan beberapa yel-yel khas militer untuk memeriahkan pengukuhan mereka sebagai angkatan kedua. El menjadi komandan yang memimpin yel-yel dengan penuh percaya diri. Setelah memberikan beberapa persembahan, akhirnya para orang tua dan keluarga diperbolehkan untuk menemui mahasiswa-mahasiswi baru yang sempat ditahan beberapa saat untuk melaksanakan masa bimbingan dan pelatihan mahasiswa baru. Rusdi dan Maryam memeluk putri mereka dengan penuh rasa bangga.

"Pa, Araa apa kabar?" tanya El berkaca-kaca.

"Araa masih pelatihan di lembah tidar sayang. Kita doakan dia semasa catar ya. Semoga kamu mendapat izin untuk hadir di kunjungan perdana Araa ya," ucap Rusdi menenangkan El yang nampak khawatir dengan keadaan Araa yang sedang melaksanakan pendidikan dasar dengan tiga matra lainnya. El juga mendapatkan panggilan video dari Finn yang sedang bertugas di perbatasan.

"Cie yang jadi komandan pleton," goda Finn melihat El resmi mengenakan pakaian dinas.

"Cie yang sebentar lagi pulang tugas. Hati-hati ya, ditunggu kepulangannya!"

"Memang ada agenda apa kalau abang pulang?"

"Rahasia. Nanti kalau dikasih tau malah gak jadi," balas El dan melepas tawa bersama. Setelah selesai jadwal kunjungan, El mendapatkan kunci kamar yang setidaknya akan dia tinggali minimal dua tahun kedepan. El terpaku melihat gedung asrama yang menjulang dihadapannya. Asrama ini persis seperti yang dia rasakan pada semasa SMK.

"Kamar 4? Lagi?"

Kamar 4 Taruni Harapan Satu (kini berganti menjadi asrama Bengkoang) merupakan saksi bisu adanya kisah Fairel dan dirinya melalui telepon. Bahkan perbatasan antara asrama juga menjadi tempat saling memberikan hadiah. El membawa serta tasnya untuk segera beristirahat sebelum melaksanakan agenda lanjutan.

"Ikhlas, ikhlas," gumam El sambil membuang nafasnya kesal. El menyusun pakaiannya di dalam lemari sambil mengingat sepintas kenangannya bersama Fairel. Disaat itu juga, El menyadari jika saat ini sida telah bersama seseorang dan kelihatannya Finn sedikit mirip dengan Fairel.

"Kalian bukan orang yang sama, tapi sama-sama membuatku ragu."

Tak berapa lama, kawan sekamar El yang merupakan sneiornya akhirnya datang setelah kesibukan menjadi panitia pelaksana pengukuhan. Tentunya El dengan senang hati mendapatkan senior yang dapat saling memahami. Myesha Maheswari nama senior itu.

"Gimana tadi? Udah lama ya nunggu aku?"

"Nggak lama kok. Sibuk banget ya kak?" tanya El balik

"Iya nih, pusing juga haha. Habis ini jangan lupa siap-siap makan bersama pengurus ya! Aku mau balik ke lapangan buat briefing sama letingku. Baik-baik ya dikamar hehe," ucap Myesha ambil menepuk pundak El yang sedang merapikan pakaiannya. El terkekeh dan menyemangati sang kakak yang sedang dalam fase sibuk.

El menyempatkan untuk membersihkan diri sebelum melaksanakan makan bersama pengurus yayasan. Tepat setelah selesai merapikan kamar dan ingin bersantai, nama Radela Elakshi terdengar jelas dari pengeras suara. El menggerutu kesal karena tidak dapat menikmati waktu luangnya dan terpaksa mengenakan pakaian harian lengkap dengan sepatunya.

"Siapa lagi yang tega siang bolong begini manggil aku ke depan?"

El berjalan menuju pos satpam dengan enggan dan menemui dua pria yang berseragam loreng. Benar, Cakra dan Rey menyempatkan untuk mendatangi sang adik yang baru saja resmi menjadi mahasiswi dengan konsekuensi akan semakin jarang bertemu. El yang tadinya kesal seketika berlari dan memeluk kedua abangnya.

"Kok telat sih kalian?!" rajuk El kesal karena mereka tidak tepat janji.

"Ya maaf, barakku dapat vitamin sebelum dapat izin IB. Gapapa ya?" bujuk Rey sambil memeluk balik sang adik. El mengangguk dan memaafkan kedua abangnya yang datang terlambat. El meminta izin kepada satpam untuk duduk bersama pada kursi penerima tamu di dekat pos. Tentunya pakaian El menggambarkan posisinya sebagai mahasiswi semi militer dan hal itu menjadi sorotan Rey dan Cakra.

"Gimana? Enak jadi taruni?" tanya Cakra sambil menyusun beberapa makanan ringan.

"Enak lah, gak ditembak-tembak kaya bang Rey."

"Kalau ditembak peluru memang bukan ranahmu. Kalau ditembak taruna pasti banyak kan?" timpal Cakra mengingat jika El selalu mengeluh mengenai beberapa senior yang ingin mendekatinya. Rey menepis ucapan Cakra dengan menyebut nama Finn yang sedang gencar melakukan pendekatan pada El.

"Oh iya, ini buatmu."

Rey memberikan sebuah kotak yang berisikan cincin tanpa mata. El mngerutkan dahinya heran dan menatap Rey curiga. Cakra hanya terkekeh dan menawarkan makanan ringan untuk mereka santap bersama sebelum El harus melakukan makan siang bersama. El mengelak pengalihan isu Cakra dan mempertanyakan maksud Rey memberikan cincin ini kepadanya.

"Biar kamu gak digangguin cowok! Kamu sendiri yang ngeluh kok!"

El hanya terkekeh dan menerima cincin dari Rey sebagai bantuan ketika ada senior ataupun taruna yang iseng-iseng berhadiah. Mereka bertiga menyantap makanna ringan bersama dan bertukar cerita masing-masing. Setelah itu El kembali ke asramanya untuk persiapan makan bersama pengurus yayasan.

"Widih, pacarnya taruna Akmil nih? Atau yang Letnan?" goda Myesha.

"Ah, kak Echa mah berlebihan! Mereka itu abangku tau. Lagian yang Letnan sudah beristri kak, yang satunya sudah berpacar. Kenapa kak?" tanya El balik pada Myesha. Myesha menggeleng dan mempertanyakan status anak tunggal El. Bukankah El hanya memiliki saudari sambung yang sedang menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian?

"Kalau diceritain panjang kak."

--

Halo readers setiaku dari nama By8425 sampai menjadi nama panggungku. Terimakasih sudah setia membaca kisah dari Elakshi ini, mohon maaf membuat kalian menunggu terlalu lama. Semoga kisah Elakshi tetap berkenan di hati kalian yaa. Jangan lupa memberikan vote dan share cerita Elakshi ke teman-teman kalian. Kita lanjut ceritanya besok yaa!

Komandan Penakluk Hati season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang