Minggu ini, Rusdi memulai program latihan untuk kedua putrinya yang ingin menjadi abdi negara. El dengan pilihan Polbangtan dan Poltekim, sedangkan Araa dengan pilihan Akpol dan IPDN. Tentunya Rusdi memilihan program yang wajib mereka ikuti sesuai materi tes masing-masing kampus impian. Araa mendapatkan tambahan khusus kelas renang dikarenakan wajib renang 25 meter pada instansi kepolisian.
"El, Araa. Kalian setiap Senin dan Kamis harus puasa sunnah. Setidaknya berat badan kalian lebih terjaga dan menguatkan mental kalian kalau disaat tes lebih sakit dari yang kalian bayangkan. Araa juga, renang setiap hari Rabu dan Sabtu sore, sisanya dimaksimalkan untuk tes fisik lain dan tes tertulis. El, kamu kumpulkan sertifikat untuk bisa mendaftar jalur ikatan alumni berprestasi. Setidaknya kamu dapat jurusan semi militer yang kamu mau," jelas Rusdi saat membagikan kertas jadwal latihan pada El dan Araa.
"Berkas gimana Pa?" tanya Araa sedikit khawatir.
"Tinggal kamu urus. Nanti dibantu Iswara kalau kamu masih ragu. Kabarin Papa berapa perlu dana untuk akomodasi mengurus berkas dan biaya lain. El juga, cari informasi untuk segala kebutuhan berkas. Jangan sampai kalian gugur di berkas. Malu!"
"Siap Papa!" jawab El dan Araa diiringi hormat kepada Rusdi.
Terhitung sejak hari itu, El dan Araa sama sibuknya mengurus keperluan berkas hingga latihan mulai dari sepulang sekolah sampai terkadang larut malam. Pastinya setiap persiapan mereka dipantau ketat oleh sang komandan yang tiada bosannya terus menyyuntikkan berbagai motivasi dan tentunya dana untuk keperluan masing-masing.
"Araa, sudah kamu urus surat keterangan sehat itu?" tanya Rusdi sambil meminum kopi.
"Sudah tadi siang Pa, besok bisa diambil katanya. Sekalian aku mau urus SKCK buat besok sebelum aku les TOEFL," jawab Araa sambil menyusun berkasnya satu per satu. Rusdi mengangguk dan mengalihkan pertanyaannya kepada El tentang persiapan berkasnya.
"Punyaku tinggal tunggu surat keterangan kelas 12 atau surat keterangan lulus aja Pa. Semua berkas yang harus bolak-balik sudah selesai semua. Sama tunggu website nya bagus lagi. Ini eror dari hari pertama pembukaan pendaftaran," jawab El masih pusing dengan website yang eror karena diserbu ribuan pendaftar.
"Itulah anak-anak minim literasi. Hari pertama sampai sekian aja diserbu sampai gak bisa kamu akses. Nanti pengumuman berkas yang gugur bisa ribuan itu," timpal Rusdi melihat ketatnya persaingan yang akan dirasakan kedua putrinya. El terkekeh dan menyetujui kalimat Rusdi yang barusan. Tidak menyepelekan yang terlihat sepele adalah bagian dari tanggung jawab sebagai pendaftar.
Setelah urusan administrasi dinyatakan selesai, El dan Araa mendapatkan dorongan yag lebih kuat dari Rusdi dari segi jasmani dan prestasi. Beberapa ajang perlombaan sesuai minat dan bakat mereka ikuti hingga memperoleh juara untuk menambah daftar prestasi saat wawancara akhir. Disamping itu, mereka juga mendapatkan coaaching intensif dari tiga senior mereka di kepolisian. Diantaranya ada Finn si kuat fisik, Bhaskara si kuat akademik, dan Iswara si lulusan terbaik.
"Lari! Lari!" teriak Rusdi dipinggir lapangan.
"Tambah lagi kencang lari kalian!" teriak Finn mengiringi El dan Araa.
El dan Araa menatap lapangan dengan posisi dibuntuti oleh Finn dari belakang. Bhaskara dan Iswara kali ini menjadi pencatat waktu dari El dan Araa. Setelah peluit ditiup oleh Rusdi, Iswara dan Bhaskara berlari menuju Finn yang berdiri di dekat batu-batu yang bertuliskan jarak lapangan.
"El tadi 4x400 + 250, Araa sudah 4x400 + 300. Tipis," ucap Finn pada dua rekannya.
"Berapa mereka Finn?" tanya Rusdi menghampiri Finn dan dua rekannya.
"Siap, El tadi 1.850 meter Ndan. Kalau Araa sudah sampai 1.900 meter. Masih bisa dikejar untuk 2.000 sampai 2.500 meter Ndan," jelas Finn melihat performa El dan Araa yang tidak jauh berbeda dan masih memiliki waktu yang cukup panjang. Rusdi mengangguk dan mendatangi dua putrinya yang sudah terduduk di pinggir lapangan.
"El, kamu ketinggalan 50 meter. Push Up dulu lima kali," perintah Rusdi.
El mengangguk dan melakukan push up wanita sebanyak lima kali kemudian membiarkan tubuhnya telungkup karena kelelahan. Rusdi segera menyuruh El berbalik badan agar jantungnya tidak tertindih dan mempermudah sirkulasi pernafasan. Disela-sela istirahat, Rusdi mendapatkan telepon sehingga melewatkan satu kejadian unik.
"Araa, kamu sudah ada pacar?" tanya Bhaskara sambil duduk di samping Araa.
"Gak punya. Kata siapa aku punya?" tanya Araa balik.
"Astaga Don Juan satu ini, anak komandan masih juga kau goda?" tegur Finn yang turut duduk di samping Bhaskara. Tentunya dua sahabat ini tidak pernah terpisah semenjak pendidikan di SPN hingga saat ini. Pastinya Finn mengetahui isi otak Bhaskara yang sedang modus.
"Iri saja kau Finn. Masih ada El," kode Bhaskara.
"Tolong yah jangan menganggu dua adik-adikku ini! Mereka gak boleh sama halo dek modelan kalian berdua!" tepis Iswara yang kemudian duduk diantara Bhaskara dan Araa. El dan Araa melakukan tos kepada Iswara yang menjadi penengah sekaligus menjadi penghalang bagi Finn dan Bhaskara.
"Astaga, kasihlah Finn ini kesempatan Wa. Kasihan pula aku tengok dia tak ada maitua dari zaman pendidikan," tepis Bhaskara tak ingin disalahkan. Finn mendorong bahu Bhaskara yang tak ingin disalahkan dan menyatakan jika dirinya tidak tahu menahu dengan modus yang sedang Bhaskara luncurkan.
"Emang kak Iswa punya pacar?" tanya El bingung.
"Punya. Lagi pendidikan di Akmil."
--
Halo readers setiaku dari nama By8425 sampai menjadi nama panggungku. Terimakasih sudah setia membaca kisah dari Elakshi ini, mohon maaf membuat kalian menunggu terlalu lama. Semoga kisah Elakshi tetap berkenan di hati kalian yaa. Jangan lupa memberikan vote dan share cerita Elakshi ke teman-teman kalian. Kita lanjut ceritanya besok yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Komandan Penakluk Hati season 2
Teen FictionLanjutan kisah dari Fairel dan Radela yang sedang merasakan 'Cinta Monyet' masa SMK. El dan Fairel berpisah untuk meraih impiannya masing-masing. El melanjutkan pendidikannya sebagai insan pertanian, namun entah bagaimana kabar Fairel. Elakshi menda...