Bagian 2: Pernikahan

135 16 11
                                    

El sedang berada di ruangan khusus dan sedang membiarkan wajahnya dirias oleh profesional bersama dengan calon saudari tirinya. Pagi ini, El dan calon saudari tirinya mendapatkan tugas untuk menjadi pengiring pengantin dan membantu kedua orang tua mereka melakukan rentetan acara pernikahan. Mereka terdengar seperti saudari kembar yang serasi dan cukup nyambung untuk berkomunikasi.

"Haduh, besok acara pedang poranya bang Cakra. Bisa gak ya make up ini gak usah aku hapus huhu. Aku ngantuk banget kalau begini ceritanya," keluh El mengingat jika Cakrawala juga mengharapkan dirinya menjadi pengiring wanita. Calon saudari tirinya hanya bisa terkekeh dan memberikan El gambaran jika malas membersihkan wajah.

"Bridesmaid sudah siap. Acara sudah dimulai," ucap seorang anggota tim wedding organizer melalui handy talkie nya. El dan calon saudari tirinya bersiap untuk mengantarkan orang tua mereka ke pelaminan bersama dan akan ikut duduk disana untuk menyambut tamu sebagai pengganti orang tua masing-masing mempelai.

"Araa, mau cobain makanan nikahan orang tua kita gak?" tawar El sedikit tergoda melihat makanan yang tersedia. Nyimas Araa, atau akrabnya Araa yang baru saja sah sebagai saudari tiri El mengiyakan ajakannya dan meminta izin pada sang Papa untuk makan bersama dengan El.

Dua saudari ini mendatangi satu persatu stan yang menyediakan makanan ringan, minuman, hingga makanan utama. Tentunya hal itu mencuri perhatian dari beberapa junior ataupun anak buah AKP Rusdi Hadinata yang turut berhadir dan menyelamati sang komandan. Beberapa waktu berselang, beberapa anggota baru yang berada pada satuan kerja Rusdi ingin melakukan foto bersama Rusdi dan Maryam.

"Araa, El, kesini," panggil Rusdi sambil memberikan kode lambaian tangan. El dan Araa yang masih menikmati makanan ringan bergegas naik ke pelaminan dan ikut berfoto bersama dengan junior-junior Rusdi yang masih berpangkatkan Brigadir Polisi Satu (Briptu).

"El, kenalkan. Briptu Finn, peraih nilai jasmani terbaik diletingnya. Briptu Bhaskara, peraih nilai akademik terbaik diletingnya. Ada juga Briptu Iswara, lulusan Sepolwan terbaik dileting mereka ini," ucap Rusdi sambil menunjuk beberapa anggota yang cukup akrab dengan Araa sebelumnya. El mengangguk dan saling berkenalan sebagai formalitas. Setelah berkenalan, tiga anggota itu izin untuk kembali ke rumah masing-masing dan mengerjakan beberapa pekerjaan lain.

Mentari kembali menyapa Elakshi yang kembali dirias karena kembali menjadi pengiring pengantin sang abang, Letnan Satu Penerbang Cakrawala S.Tr. Han. Beberapa rekan dari Cakra mengenakan pakaian khusus untuk melaksanakan pedang pora dan beberapa wanita bersiap sebagai pengiring wanita. Setelah tradisi pedang pora dilaksanakan, El kembali mendatangi Cakra yang baru saja sah menjadi kepala keluarga.

"Akhirnya abangku sudah jadi kepala keluarga yaa," goda El.

"Yang dijodohin sama anggota om Rusdi lebih baik diam aja. Nanti tiba-tiba pusing mikirin pengajuan jadi ibu Bhayangkari repot kan," balas Cakra menggoda sang adik yang masih sendiri.

"Gampang, tinggal minta contekkan sama ummi."

"Sepele kau?"

"Siap salah abangda!" jawab El sambil melemparkan hormat.

"Siap, salah komandan! Izin mengambil tempat!" balas seorang taruna Akademi Militer dengan seragam PDP lengkap memberikan hormat kepada Cakra di belakang El. El membalikkan badannya dan mendapatkan kejutan jika sang abang yang masih pendidikan dapat berhadir pada upacara pernikahan Cakra.

"Astaga, macan tidar ini akhirnya datang juga!" ucap Cakra membalas hormat dan memberikan pelukan hangat pada sang adik, Sersan Mayor Dua Taruna Rayi Rawindra. Dua kakak beradik ini saling melepas rindu dan mungkin akan semakin jarang bertemu. El juga memeluk sang musuh bebuyutan yang sangat sulit untuk dijumpai.

"Ah, bang Rei cepat lulusnya! Biar habis jatah pedang poranya!" ejek El.

"Yang penting tepat, bukan cepat. Kamu sendiri sama siapa nanti ke pedang poraku? Ini kan om Rusdi dari Polri, bang Cakra dari AU, aku dari AD, kamu bisa gak bawa gandengan AL? atau si Fairel itu?" balas Rey sambil membenarkan rambutnya.

El terdiam dan Cakra menatap tajam sembari memberikan kode untuk tidak membawa nama itu. Rey benar-benar tidak tahu jika sosok Fairel sudah menghilang dari peredaran dan namanya hanya menjadi sebuah kisah masa lalu. Rey tahu kabar itu dan memberikan kode jika pernyataannya tadi hanya untuk mengejek El sesaat saja.

"Halah, nanti aku carikan junior buatmu. Mau tingkat berapa?" tawar Rey.

"Sudah dijodohkan sama anak buahnya om Rusdi dia Rey. Janganlah diganggu," timpal Cakra semakin mematangkan emosi El yang sedang berkecamuk. El memutar bola matanya malas dan segera turun dari pelaminan sang abang.

"Hei! Foto dulu! Aku jauh-jauhdatang kesini!"

___

Halo readers setiaku dari nama By8425 sampai menjadi nama panggungku. Terimakasih sudah setia membaca kisah dari Elakshi ini, mohon maaf membuat kalian menunggu terlalu lama. Semoga kisah Elakshi tetap berkenan di hati kalian yaa. Jangan lupa memberikan vote dan share cerita Elakshi ke teman-teman kalian. Kita lanjut ceritanya besok yaa!

Komandan Penakluk Hati season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang