sepuluh

267 12 5
                                    

~flashback on

"Kainan, tolong ambilkan charger laptop bapak di laci nomor dua. Biasanya jam segini masih ada Pak Umar, yang duduk di sebelah saya. Bilang saja nanti mau ambil charger laptop. Beliau pasti paham." Perintah Pak Erik kepada Kainan.

Dengan semangat Kainan langsung meng-iyakan dan beranjak keluar. Kesempatan emas untuknya bisa menghirup udara luar tanpa harus diam-diam keluar dari kelas dengan alasan. Entah kenapa Pak Erik menyuruhnya, padahal biasanya siswa duduk di depan yang biasanya diminta untuk membantu. Tapi yasudah lah itu juga tidak merugikannya.

Bukannya ia mencoba berjalan lebih cepat agar sampai ruang guru, Kainan berjalan seolah waktu sangat panjang. Padahal jarak kelasnya menuju ruang guru terbilang cukup jauh.

Namanya saja Kainan, diberikan kesempatan emas seperti ini ia akan memanfaatkannya.

Langkahnya begitu santai, diiringi dengan siulannya yang bisa dibilang cukup merdu. Saat Kaian melewati lorong tiba-tiba saja matanya menangkap sosok gadis yang ia kenal, siapa lagi kalau bukan Kayla. Matanya tidak berhenti menatap Kayla yang sedang berlari untuk pemanasan olahraga. Tanpa disadari dirinya berjalan ke arah yang lebih dekat dari tempat Kayla berlari. Hanya berjarak beberapa meter terpisah dari lantai ubin dan lapangan Kainan berhenti. Dirinya terdiam, siulannya yang tadi kencang kini semakin meredup. Kini yang dilakukannya hanya menatap Kayla. 

Tiba-tiba Kainan terlintas kejadian semalam, ia mengirim pesan kepada Kayla. Namun dihapusnya kembali. Cepat-cepat ia tepis pikiran itu, dan mencoba biasa saja seolah tidak terjadi hal apapun.

Masih dengan posisi yang sama Kainan memandang Kayla, tiba-tiba sepersekian detik mata mereka saling tatap, Kayla melihat Kainan!

Kainan yang tadinya terhenyak menatap Kayla kini ia tersadar betapa malunya Kainan atas perbuatannya barusan. Bagaimana tidak? Kayla memergokinya sedang menatap.

Cepat-cepat Kainan langsung berjalan meninggalkan tempatnya.

Baru saja tiga langkah ia beranjak dari tempatnya, terdengar suara jatuh.

"Brukkk"

Kainan membalik badannya dan matanya membulat lebar. Ia terkejut, Kayla terjatuh.

Saat kakinya bersiap untuk berlari, tiba-tiba saja Kayla sudah berusaha mencoba bangun dan berjalan kearah kerumunan teman-teman kelasnya.

Dilihatnya betapa paniknya Kayla saat mengetahui sahabatnya pingsan dan Kayla terjatuh karena tersandung kaki Sarah yang sudah pingsan daritadi. Kainan merasa bersalah, karenanya Kayla tidak fokus.

Beberapa kali Kayla teriak meminta bantuan untuk menggotong sahabatnya ke UKS. Wajah paniknya benar-benar terlihat jelas. Kainan yang masih memandangi Kayla merasa ingin membantu tapi tertahan oleh egonya karena malu atas kesalahannya.

Bukannya Kainan melangkah ke arah ruang guru tapi kebalikannya, ia mengikuti gerombolan anak laki-laki yang menggotong Sarah ke UKS. Tentu tujuannya untuk melihat Kayla, karena gadis itu ikut ke UKS.

🌻🌻🌻

Sesampainya di UKS, Sarah yang sudah direbahkan di ranjang mulai diberi minyak kayu putih di hidungnya. Wajah khawatir terpancar di wajah Kayla.

K.A.Y.L.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang