be yourself 5.

1.7K 214 20
                                    

Sosok yang selalu tampak baik baik saja itu ternyata hanya topeng semata.
.


Tersenyum untuk menutupi segala rasa sakit, agar terlihat baik baik saja.
.
.
.

Pagi hari yang begitu sunyi, itulah yang dirasakan chenoa saat terbangun dari tidurnya.

Ibu dan ayahnya pasti sudah berangkat di pagi buta, jika keadaan rumah tentram, dan tidak ada omelan sang ibu.

Ah chenoa tidak berharap itu terjadi di setiap pagi, namun bukan maksud ia ingin ibu dan ayahnya tidak ada di rumah sepanjang hari, hanya saja ia terlalu bosan mendengar sang ibu mengomeli jian.

" pagi bibi " sapa chenoa dengan memberi senyuman manisnya, dan di balas oleh bibi

" selamat pagi anak tampan"

" bibi sedang apa? " tanya chenoa seraya menatap bibi.

" membuat sarapan bubur untuk kalian" ujar bibi seraya menuangkan bubur yang baru jadi itu kedalam mangkuk.

" sepertinya nak jian masih tertidur pulas yah" ucap bibi seraya menyodorkan semangkuk bubur itu pada noa.

" iya bi, biar noa saja nanti yang membawakan sarapannya ke kamar jian" ujar noa seraya menyuapkan bubur itu kedalam mulutnya.

" enak! " seru noa saat pertama kali menyuapkan bubur buatan bibi.

" syukurlah jika enak "

" masakan bibi kan selalu enak " pujinya dengan memberikan dua jempol Pada bibi, membuat bibi itu terkekeh karena tingkahnya.

Usai menyantap sarapan buburnya, chenoa pun membawa satu mangkuk bubur untuk jian lengkap dengan air minum serta kotak P3K.

Noa meletakkan semua yang ia bawa di meja belajar jian, lalu menyalakan lampu kamar jian, membuka gorden jendela kamar membuat sinar matahari menyorot ke dalam kamar.

" ugh " Jian sedikit terusik karena sinar matahari, namun ia kembali memejamkan matanya.

" sarapan dulu ji "

Tidak ada jawaban dari jian.

" bangun! "

Noa menarik selimut yang jian kenakan.

Dan betapa terkejutnya noa saat tangannya menyentuh tangan jian yang begitu panas.

Jian juga menggigil.

" ji "

" jian! "

Perlahan jian membuka matanya mendengar noa memanggilnya lantang.

" sarapan, sehabis sarapan kita pergi ke rumah sakit "

Jian menggelengkan kepalanya ribut, karena ia tidak mau pergi ke rumah sakit.

" kamu sakit, demam ji "

" aku baik baik saja, sebentar lagi juga turun " lirih jian seraya mengucek ucek matanya, lalu meregangkan tangannya.

be yourself || chenle & jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang