Terkadang manusia harus merasakan kehilangan terlebih dahulu untuk mengerti sebuah kehadiran.
.
.
." IIBU AWAS! "
Teriak jian dengan berlari mendahului chenoa, dan berhasil menarik sang ibu menjauh dari mobil.
" CHENOA! " Teriak jian, pada chenoa agar chenoa memeluk ibunya yang sepertinya masih syok.
Chenoa dengan sigap memeluk tubuh ibunya.
Sedangkan jian kini masi berada di tengah jalan, menggantikan tubuh ibunya yang tadi berada di tengah jalan.
TIIIIIIIIIIT
BRAK
" JIAN ! " Teriak chenoa yang masih memeluk ibunya.
ia menangis kencang dalam pelukan sang ibu, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri jika jian lah yang tertabrak oleh mobil itu.
Sayangnya jian tak sempat menyelamatkan dirinya hingga mobil itu menambraknya.
Tubuh jian melayang saat mobil itu menghantam tubuhnya, ia pun terjatuh terguling guling di jalan dengan tubuh yang mengeluarkan banyak darah.
Kepalanya menghantam keras aspal hingga mengeluarkan banyak darah.
Jian mencoba menyadarkan dirinya hanya untuk memastikan jika sang ibu sudah dalam dekapan chenoa, tidak peduli dengan rasa sakit di tubuhnya.
Ia tersenyum kecil saat melihat ibunya baik baik saja, sebelum semuanya menjadi gelap dan tidak terlihat apa apa.
" Ibu jian ibu, JIAN! " teriak chenoa histeris, ibunya juga melihat semuanya, ia hanya bisa memeluk chenoa membiarkan anak itu menangis sepuasnya.
Sedangkan sang ayah, menatap semuanya tidak percaya, tidak tau harus senang atau sedih, ia tidak membenci jian.
Bukan senang karena jian tertabrak namun, ia senang karena istrinya selamat tapi disisi lain ia juga sedih karena jian mempertaruhkan nyawanya untuk istrinya.
Andai ia bisa menyelamatkan sang istri, mungkin bukan jian yang ada disana.
Ia berlari kearah jian dan mengangkat tubuh anaknya yang sudah berlumuran darah, dan membawanya ke dalam mobil.
Tak lama kemudian chenoa dan sang istri menyusulnya, sang istri mengambil alih jian sedangkan dirinya duduk di depan menyetir juga chenoa yang menemaninya didepan.
Chenoa masih terisak isak, ia tak menoleh kearah jian yang ada di belakang, ia benar benar tak berani melihat jian dengan keadaan yang mengenaskan.
" Bertahan sayang, ibu sayang kamu maaf kan ibu, ibu janji akan menyayangimu, ibu janji akan mencari ibu kandung mu" Lirih sang ibu seraya mengusap surai hitam jian.
Ia menatap sendu jian yang ada di dekapannya, tak peduli dengan darah yang akan mengotori bajunya.
Jian anak yang selama ini ia siksa kini menaruhkan nyawanya untuk dirinya, entah harus berkata apa untuk mengatakan kata maaf pun ia rasa itu tidak sebanding dengan pengorbanan jian, juga perilaku dirinya yang sangat jahat pada jian.
KAMU SEDANG MEMBACA
be yourself || chenle & jisung
FanfictionIni adalah tentang sosok anak laki laki yang sedari dulu hanya menginginkan sosok orang lain, bukan sosok dirinya yang selalu dibenci. "Lebih baik dibenci karena menjadi diri sendiri daripada dicintai, tapi karena menjadi orang lain." Namun seseoran...