be yourself 4.

1.8K 219 17
                                    

Jika hatimu banyak merasakan sakit, maka belajarlah dari rasa sakit itu untuk tidak memberikan rasa sakit pada orang lain.
.
.
.

Hari kelulusan sekolah dasar.

Jian, anak itu sama sekali tidak mengharapkan adanya perayaan sebuah kelulusan.

Bahkan untuk sekedar berharap dapat sebuah ucapan "selamat atas kelulusannya sayang" dari sang ibu pun tidak pernah ia harapkan, karna ia tahu itu hanyalah sebuah angan angan saja, dan tidak akan pernah terjadi.

Satu tahun lalu saat kelulusan chenoa, mereka merayakannya, dengan mengundang keluarga besar Aziel.

Dan apa yang jian dapatkan saat itu?
Anak itu dikurung di dalam gudang selama acara.

Diberi makan? Tentu saja tidak.
Bahkan mereka lupa membuka kunci gudang hingga jian seharian berada dalam sana, jika tidak ada bibi pembantu yang membukakan pintu mungkin ia tak akan pernah keluar dari sana.

Jian berjalan pelan menyusuri jalan raya yang begitu ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang di sampingnya.

Tangannya memeluk sebuah raport yang baru saja ia bawa sendiri, iya ibu maupun ayahnya tidak mau membawakan raport dengan alasan sibuk.

Jian menghentikan langkahnya saat melihat kakek kakek yang ada di pinggir jalan.

Jian sangat kasihan, hatinya tersentuh untuk menolong kakek tersebut, dengan senyuman yang ia kembangkan, ia pun berjalan kembali ke sebuah minimarket.

Membeli dua buah roti dengan air mineral, jian tak bisa membeli lebih banyak makanan karena uang sakunya tidak cukup.

Lalu ia pun kembali menghampiri kakek tersebut.

"Ini untuk kakek" ucapnya seraya berjongkok di depan kakek tersebut, lalu menyodorkan beberapa makanan tersebut di dalam sebuah kantung kresek.

Kakek itu menatap jian, lalu tersenyum sumringah.

" terimakasih nak "

Jian menganggukkan kepalanya.

" jangan sembunyikan kesedihanmu terlalu lama ya nak? "

Jian mengerutkan keningnya.

"Bagaimana bisa kakek tau? " ucapnya dalam hati.

" kamu hebat, kamu bisa menyembunyikan kesedihan mu di hadapan banyak orang, tapi maaf kamu tidak bisa menyembunyikan itu dari kakek"

Jian tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya pelan.

" aku tak apa... "

" kalau begitu jangan bersedih ya? Kelak nanti kamu akan menjadi orang yang lebih bahagia"

" semoga saja, terimakasih kakek"

Jian pun kembali melangkahkan kakinya meninggalkan kakek tersebut, namun...

" tunggu"

"Iya? " jian berbalik kembali menghampiri sang kakek.

" apa alasan mu kasihan pada saya"

be yourself || chenle & jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang