Jatuh di bumi, aku adalah alien di bumi ini
Sendirian, aku merasa aku tak cocok dimanapun aku berada
Tak peduli seberapa keras aku mencoba untuk tersenyum, aku merasa sangat kesepian.
–Han jisung (alien)
.
.
.Kembali ke rumah, tidak ini bukan rumah yang sesungguhnya.
Rumah ini hanya memberikan sensasi sakit luar biasa, karena di rumah inilah semua luka jian rasakan.
Dengan berjalan perlahan memasuki kamar, menyalakan lampu, dan merebahkan tubuhnya di kasur empuknya.
Kamar adalah salah satu tempat yang paling nyaman, yang selalu memberikan rasa nyaman hanyalah kasur empuknya.
Dimana di sana ia dapat menumpahkan segalanya, tempat inilah yang selalu jian jadikan sebuah tempat keluh kesah disaat semuanya sudah tak bisa ia bendung.
Ucapan ucapan kasar yang selalu ia dengar dari ayah ibunya selalu terputar putar di kepalanya.
" DASAR ANAK TAK TAU DIRI "
"JANGAN PANGGIL AKU AYAH! AKU BUKAN AYAH MU"
Miris sekalih kehidupannya ini, ia tak cukup tau menahu tentang kehidupan yang seperti ini.
Tapi ia sudah merasakan ini selama hidupnya. Sudah tau sekejam apa dunia ini sejak ia lahir ke dunia.
Ia bahkan tak mengerti, apa memang hanya dirinya yang merasakan hal seperti ini?
Bahkan semua temannya merasakan sebuah kasih sayang di usianya ini.Apa mereka pernah mendapat makian dari orang tua mereka sendiri?
Apa mereka pernah dipukuli oleh orang tau mereka sendiri?
Jian ingin sekali tau, apa hanya dirinya yang merasakan hal semacam ini? Atau bahkan mereka juga merasakannya?
Namun di sekitarnya, sejauh yang ia lihat hanyalah ada orang orang yang kehidupannya bahagia.
Dimana teman temannya selalu mendapatkan senyum bangga dari orang tua mereka, dimana mereka merasakan kasih sayang kedua orang tua mereka. Dan jian tidak mendapatkan semua itu, Jian iri.
Lantas kenapa ayah dan ibunya bersikap sama seperti orang tua teman temannya pada chenoa, sedangkan padanya tidak.
Ada apa dengan dirinya? Apa memang dirinya tak ada gunanya, tak pernah mendapat sebuah prestasi yang membanggakan bagi mereka, jian selalu saja mendapatkan nilai yang biasa biasa saja.
" Aku akan bekerja keras lagi agar bisa membuat mereka bangga memiliki anak seperti ku " Ucapnya
Tiba tiba senyum jian mengembang ah bukan senyum miris melainkan senyuman bahagia, ia baru saja mengingat dimana ia mendapat sebuah pelukan hangat dari orang lain, tapi itu begitu sangat amat nyaman.
Ah jika saja seorang dokter yang tadi memeriksanya itu ibunya, ah tidak maksudnya jika saja ibu arsyana sifatnya sepertinya, ia akan sangat amat bahagia.
seketika jian sadar jika itu hanya sebuah angan angan saja.
" Hey kamu kenapa senyum senyum " Tanya chenoa yang baru saja masuk kedalam kamar jian, dan ia malah melihat sang adik yang tangah tersenyum senyum sendiri. mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
be yourself || chenle & jisung
FanfictionIni adalah tentang sosok anak laki laki yang sedari dulu hanya menginginkan sosok orang lain, bukan sosok dirinya yang selalu dibenci. "Lebih baik dibenci karena menjadi diri sendiri daripada dicintai, tapi karena menjadi orang lain." Namun seseoran...