Nadien berjalan kesebuah bangku taman, ia menduduki dirinya disana.
Udara sejuk menyapanya, ia menatap sekelilingnya, ada banyak orang yang datang kesini beberapa diantaranya bersama dengan sorang pasangan mereka.
Sedangkan nadien sendirian.
Sebenarnya nadien datang kesini bukan tanpa tujuan.
Ia ada janji dengan theo, beberapa jam yang lalu theo memintanya untuk bertemu di taman ini, katanya ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.
Nadien tersenyum melihat banyak anak anak yang tengah bermain disana dengan ditemani orang tua mereka.
Nadien jadi teringat pada jian, dan juga anak kandungnya yang sekarang tak tau dimana.
Mungkin jika ia tidak membuangnya saat itu, ia sudah bersenang senang dengan anaknya, mengajaknya bermain di taman, membelikannya es krim, tanpa memedulikan suami yang tak tanggung jawab itu.
" sudah lama ya menunggu? "
Nadien menoleh saat ada yang berbicara di sampingnya.
Seorang pria yang ia tunggu kini sudah duduk di sebelahnya.
" tidak juga " ujarnya lalu menatap theo yang masi menggunakan seragam dokternya.
" baru pulang dari rumah sakit? " tanyanya dan theo pun menganggukkan kepalanya.
" nadien, maaf... " ujar theo tiba tiba
" untuk? " nadien tentu saja tidak mengerti apa maksud theo meminta maaf padanya, seingatnya theo tidak memiliki kesalahan.
Theo mengeluarkan sebuah amplop berlogo rumah sakit dalam tasnya.
" ini... "
Nadien terdiam mematung, masih tidak paham.
Theo lantas menyimpan amplop itu di tangan nadien.
Nadien lantas segera membuka isi amplop itu.
Dibacanya surat tersebut dengan perlahan, memahami setiap kata yang tertara di sana.
" theo... "
Tangan nadien yang memegang surat tersebut seketika bergetar hebat.
Tangisnya pecah saat itu juga.
Saat dimana ia membaca surat hasil DNA.
" theo... Bukankah kamu sudah memberikan hasil itu pada ku "
" kenapa... Kenapa.. Ini–"
" maaf nadien, aku benar benar minta maaf. Ternyata hasil DNA nya tertukar dengan orang lain... Dan itu adalah hasil yang sebenarnya "
" jian... Anak ku " lirihnya
Nadien menangis tersedu sedu di samping theo, dan theo hanya bisa mengelus punggung nadien.
" jemput anak kamu nadien, bawa dia pulang bersama mu "
Nadien menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
be yourself || chenle & jisung
FanfictionIni adalah tentang sosok anak laki laki yang sedari dulu hanya menginginkan sosok orang lain, bukan sosok dirinya yang selalu dibenci. "Lebih baik dibenci karena menjadi diri sendiri daripada dicintai, tapi karena menjadi orang lain." Namun seseoran...