A Little Getaway from Solitude - #12

3 0 0
                                    

"Berikutnya, band yang beranggotakan mantan vokalis band Fourdust Dievani Maddendra, Svarga Btara!"

Pada akhirnya, tiba juga giliran band mereka. Mendengar bagaimana cara MC di panggung menyinggungnya, Dievi menjadi sedikit gugup. Dari banyaknya penonton yang bertepuktangan, Dievi tahu mereka menaruh ekspektasi yang besar untuk penampilan mereka.

Svarga Btara naik ke atas panggung untuk kedua kalinya. Jika kemarin mereka hadir di atas stage audisi, hari ini mereka diundang untuk tampil di stage babak eliminasi. Lima belas peserta akan dipilih juri untuk masuk ke babak penentuan pekan depan.

Selepas menyapa para juri, Dievi, Luthfi, Gibran, Kenzie, dan Iqbal mengambil posisi masing-masing di panggung sesuai alat musik yang mereka mainkan.

"Svarga Btara, welcome to the stage. Lead vocalist, the mic is all yours," ucap si MC yang Dievi yakini adalah adik dari Anne Wijaya, Grace Wijaya.

"Thank you, Grace," cowok itu mengambil mic dari tangan Grace dengan senyum yang membuat lesung pipinya timbul dengan jelas di kedua pipinya.

Dievi kagum dengan bagaimana Luthfi bisa mengubah perawakannya di depan audiens. Baru tadi, ia melihat sisi dirinya yang cemas. Sisi yang jarang ia perlihatkan, tapi tak lewat dari mata Dievi. Namun, sisi itu pudar secepat ia timbul.

Lagipula... jika Luthfi mampu tersenyum seperti itu, mengapa ia tidak seperti itu aja setiap harinya?

Tenggelam dalam pikirannya, Dievi nyaris tidak menyadari bahwa Ricky Fadhlan sedang berbicara dengan mereka.

"So, Svarga Btara. Dari Bahasa Sanskerta yang berarti surga dan perisai," Ricky manggut-manggut sambil memegang bagian bawah dagunya, "So, kalian mau bawa lagu apa malam ini, Dievani?"

Dievi yang tidak menyangka bahwa namanya tiba-tiba dipanggil nyaris lupa cara berbicara.

"Lovely, Bang. By Billie Eilish dan Khalid."

"Oke, pick yang bagus. Musik!"

Seolah on cue, cahaya stage mulai diredupkan. Seperti biasa, Gibran memberikan aba-aba five, six, seven, eight sebelum lagu mengalun.

Thought I found a way
Thought I found a way, yeah
But you never go away
So I guess I gotta stay now

Walau ia mencoba sekuat tenaga untuk menahan dirinya agar bisa berkonsentrasi, Dievi menemukan dirinya mencuri-curi pandang ke arah Luthfi. Dia tak tahu seberapa seringnya ia menatap cowok itu, atau peduli akan kemungkinan bahwa kamera akan menangkap dirinya. Satu hal yang pasti, cowok itu tidak hanya mendadak bisa tersenyum. Dia tampak tenang, damai, seperti air sungai yang mengalir.

Oh, I hope some day I'll make it out of here
Even if it takes all night or a hundred years
Need a place to hide, but I can't find one near
Wanna feel alive, outside I can't fight my fear

Dievi memejamkan matanya, karena ini satu-satunya cara agar ia bisa mengalihkan pandangan dari Luthfi.

Isn't it lovely, all alone?
Heart made of glass, my mind of stone
Tear me to pieces, skin to bone
Hello, welcome home

Dievi dan Luthfi menyanyikan bagian terakhir lagu bersamaan. Applause dari penonton bererupsi, memenuhi ruangan. Pandangan Dievi tertuju pada juri yang memasang wajah-wajah yang dari tampangnya membawa kabar baik.

"Pemirsa, mana applause-nya buat SVARGA BTARA?!" Grace Wijaya tiba-tiba muncul kembali di tengah-tengah mereka, berbicara lantang ke audiens seusai Dievi dan teman-temannya selesai.

A Little Getaway from Solitude (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang